CHAPTER 7

1.9K 77 1
                                    

"What are we?" Tiga kata itu lolos begitu saja dari mulut Launava, Launava menatap manik kelam milik Kalix. Jujur, Launava takut sekarang. Suasana rooftop sekolah pun sangat sepi, hanya ada mereka berdua di sini. Kalix menatap datar Launava, tak lama dia tertawa pelan membuat Launava berpikir jika Kalix kerasukan. Launava mundur, wajah Kalix kembali datar. Wajah Kalix kembali datar bahkan kini terlihat dingin, kaki Kalix pun ikut melangkah mendekat ke arah Launava.

Setakut itu kah Launava padanya?

"Apa pernyataan gue yang waktu itu kurang jelas buat lo?" Kalix malah kembali bertanya. Launava meremas erat rok yang ia gunakan. Launava berhenti, Kalix pun melakukan hal yang sama. Ditatapnya Launava dengan intens oleh Kalix. Launava menjadi, sedikit salah tingkah dibuatnya. Ya, sedikit.

Launava menghela napasnya panjang, dia lelah.

Kalix tersenyum tipis, dia tahu arah ke mana Launava bertanya. Tetapi Kalix lebih suka melihat wajah bingung milik Launava yang terlihat begitu candu untuk dilihat.

"Lo mau nanya status kita apa?" Pertanyaan dari Kalix membuat Launava mendongak, Launava menggerutu dalam hati. Kenapa laki-laki itu baru sadar sekarang? Kalix memang minta disembelih oleh Launava."Mau banget lo jadi pacar gue?" Launava melotot mendengar pertanyaan itu, Kalix tersenyum tipis melihatnya. Kalix memuaskan tangannya ke dalam saku celananya, berjalan satu langkah lebih dekat ke arah Launava.

"Kita pacaran," bisik Kalix tepat di depan bibir Launava. Laki-laki menjilat bibirnya dan menatap bibir Launava. Candu. Dari banyaknya bibir wanita yang pernah ia coba, bibir yang ada di hadapannya lah yang paling manis dan paling memiliki rasa. Untuk itu, Kalix selalu ingin mencoba, mencoba, mencobanya lagi.

Kalix keterlaluan.

Launava tersenyum tipis, kini wajah Launava terlihat menantang. Launava mundur. Ucapan Kalix benar-benar menantang adrenalinnya. Hanya tunggal putus bukan? Maka dengan mudah akan Launava lakukan.

"Mulai sekarang kita putus." ucap Launava sambil tersenyum tipis menatap Kalix."Gue dan lo, mulai sekarang gak ada apa-apa lagi. Anggap kalau kita gak pernah kenal. Karena jujur, gue gak suka lo Kalix. Gue benci lo." lanjut Launava dengan penuh berani tanpa tahu apa yang akan terjadi padanya.

"Lo siapa? Berani ngatur-ngatur gue?" Kalix melangkah mendekat Launava, Launava mundur. Tetapi sialnya, Kalix malah terus melangkah mendekat sambil menatap wajah Launava intens dengan wajah dinginnya. Launava benar-benar menguji kesabarannya.

"L--lo mau apa?" tanya Launava gemetar. Kalix tersenyum tipis, dan itu sangat mengerikan. Launava meringis saat tiba-tiba punggungnya menabrak tembok di belakang.

"Lo gak akan pernah bisa lepas dari gue Lau, lo bisa pergi dari gue saat gue benar-benar bosan sama lo.'' ucap Kalix. Berengsek! Bajingan! Launava mendorong tubuh Kalix, tetapi bukannya menjauh Kalix malah memegang tangan Launava lalu dia menarik tangan Launava sampai keduanya benar-benar dekat. Launava meneguk ludahnya kasar, dia benar-benar masuk ke dalam lingkaran hitam milik Kalix.

"Lepas!" ucap Launava.

"Launava, seharusnya lo cari dulu data pribadi secara detail orang yang hadapi saat ini. Seharusnya, lo percaya sama perkataan orang lain mengenai tentang gue. Lo tahu, gue bahkan bisa bunuh nyokap lo tanpa orang lain ketahui." Launava melebarkan matanya, Kalix, dia benar-benar iblis!

"Jangan sedikitpun lo sentuh nyokap gue, sialan!"

Lagi, Kalix mendengar kata yang tak sopan tertuju padanya. Tidak ada yang berani mengumpat padanya kecuali gadis sok berani dihadapannya. Kalix mencengkram erat pinggang Launava membuat Launava meringis sakit.

"Lo jahat Kalix, gue benci sama lo. Gue bakal laporin semua kejahatan lo ke polisi!" ucap Launava.

Kalix melepaskan Launava, reaksi yang diberikan Kalix membuat Launava berpikir bahwa Kalix akan benar-benar tunduk padanya. Karena ketakutan.

K A L I X || Resolution Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang