CHAPTER 18

488 58 21
                                    

"Maaf Tuan muda, tetapi Nona muda Launava tidak mau makan sejak tadi pagi." Kepala maid membungkuk sopan kepada Kalix, maid yang sudah tak lagi muda itu bergetar takut. Kalix mengepulkan asap rokoknya lalu melemparnya ke dalam kolam, tanpa pikir panjang Kalix langsung pergi ke dalam kamar Launava. Kalix langsung mendobrak pintu masuk Launava, membuat Launava yang berada di pojok kamar langsung mengangkat wajahnya menatap Kalix, lalu tak lama dia menunduk.

Kalix bisa melihat, wajah ketakutan Launava terlihat jelas, mata sembab dengan air mata yang mengalir. Tubuh gadis itu bergetar, Kalix jongkok menyama posisi tubuhnya dengan Launava. Kalix menarik rambut Launava dengan sangat keras sampai gadis itu langsung berhadapan dengan wajah Kalix.

"Tinggal makan apa susahnya? Sial, gue gak akan pernah biarin lo mati gitu aja!" ucap Kalix lalu melepaskan tarikan rambutnya sampai Launava membentur tembok.

Kalix menatap intens Launava, gadis itu terlihat sangat ketakutan apalagi saat melihatnya. Kalix menyeringai, dia berhasil membuat mental Launava kacau. Baru sejauh ini, mental Launava sudah buyar.

Kalix menarik tangan Launava sampai gadis itu berdiri, Launava berusaha melepaskan cekalan tangan Kalix tapi sangat susah.

PLAK

"Lo bisa nurut, gak?" tanya Kalix, sesaat setelah menampar pipi Launava. Launava memegang pipinya. Kalix menatap Launava, laki-laki itu melepaskan tangannya dari tangan Launava. Kalix membelai pipi Launava dengan lembut."Sayang, nurut, lo hanya perlu jadi kucing manis maka lo gak akan gue pukul lagi. Paham?" tanya Kalix, dengan cepat Launava menganggukkan kepalanya.

Kalix mengusap rambut Launava. Kalix langsung menarik lembut tangan Launava tak seperti tadi, menuntun gadis itu untuk makan di ruang makan. Kalix duduk di salah satu kursi dengan Launava yang berada di pangkuannya.

"Makan, kemarin malam gue kasar mainnya sama lo." Tangan Launava bergetar, kejadian malam itu masih berputar di kepalanya. Buruk, sangat buruk. Launava langsung bangkit dari duduknya, dia menatap Kalix. Laki-laki itu berbahaya, laki-laki itu berbahaya, pikiran Launava saat ini.

Bukan hanya bermain kasar, Kalix benar-benar melakukan pukulan di area tubuhnya sampai gadis itu memar-memar.

Kalix berdecak, di sisi lain dia bahagia melihat Launava seperti ini. Tetapi di sisi lain, dia kesal karena Launava terus menjauhinya. Sial.

Kalix menarik kasar tangan Launava.

"Makan, minum, langsung tidur. Gue lagi berbaik hati sekarang."

•••

"Lo apain Launava?" tanya Noah.

Noah menatap Launava yang tengah tertidur, ah ralat obat bius yang Kalix gunakan.

"Gue hanya beri waktu 2 menit buat lo bisa di kamar dia. Dan, satu, dua, tiga, waktu habis." ucap Kalix lalu mendorong kasar tubuh Noah.

Noah berdecak kesal. Kalix menutup pintu Launava tak lupa menguncinya, laki-laki itu menatap Noah datar.

"Apa mau lo?" tanya Noah.

"Gak perlu gue jelasin, 'kan?" tanya balik Kalix.

Noah mengusap wajahnya kasar."Dia gak salah apa-apa, Jake! Lo udah menghancurkan mental orang yang gak bersalah!" ucap Noah.

K A L I X || Resolution Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang