CHAPTER 11

1.2K 81 22
                                    

Launava mengerutkan keningnya, dia membuka matanya lalu mengedarkan pandangannya. Tampak tak asing, saat teringat akan sesuatu bola mata Launava langsung membulat sempurna, gadis itu langsung saja bangkit dari tidurnya sampai infus yang ia pakai tertarik sangat keras dan terbuka begitu saja. Launava meringis, perih, dan sakit. Darahnya mengalir, Launava langsung saja mengusap punggung tangan itu menggunakan baju yang ia kenakan. Tunggu, bajunya berubah? Lagi-lagi Launava sadar akan keanehan. Ini, ini, Kamar Kalix?

Launava langsung saja turun dari atas kasur itu, kenapa bisa dia ada di sini? Tempat yang tidak ingin Launava kunjungi. Launava berjalan ke arah kamar mandi, saat berada di sana Launava kembali membulatkan matanya saat melihat sebuah tanda kemerahan di leher kanannya. Tangan Launava mengepal, Kalix laki-laki itu benar-benar gila dan tidak waras. Dia melecehkan dirinya, saat dia tidak sadar?

Launava langsung saja keluar dari kamar terkutuk itu. Tangannya mengepal, matanya sudah memerah, air matanya sudah mengalir dengan deras tetapi ia usap dengan kasar. Apa dia semurahan itu di mata Kalix?

Launava langsung turun menggunakan lift, Launava berharap bahwa Kalix ada di lantai bawah. Ya, keberuntungan memang berpihak padanya. Saat lift itu terbuka, dan sampai di lantai satu ada Kalix di depan sana yang berdiri tegak sambil menatap datar Launava.

Tanpa pikir panjang, Launava langsung memberikan tamparan ke arah pipi Kanan Kalix. Kalix hanya menoleh sedikit ke arah kiri, dia tertawa pelan. Berani sekali dia. Semua para pekerja dibuat kaku oleh tindakan yang dilakukan oleh Launava.

"Lo! Emang cowok yang gak bermoral!" ucap Launava dengan air mata yang mengalir. Matanya memerah, tangannya mengepal sampai kuku-kukunya memutih. Kalix tersenyum tipis, apa katanya? Tidak bermoral?

"Sifat dan sikap lo itu gak lebih baik daripada binatang, tahu gak?" ucap Launava lagi, Kalix mendatarkan wajahnya. Kalix menekan pintu lift supaya terbuka, lalu setelah itu Kalix mendorong kasar tubuh Launava sampai Launava masuk ke dalam lift dan jatuh sampai membentur bagian dalam lift itu.

Kalix melangkah masuk. Lift tertutup.

"Gak bermoral? Gak lebih baik dari binatang?" tanya Kalix.

Launava tertawa pelan."Iya, lo emang cowok seta---"

"Akan gue tunjukkan seberapa gak punya moralnya gue, seberapa binatangnya gue." ucap Kalix lalu menarik tangan Launava, tanpa pikir panjang Kalix mencium bibir Launava dengan sangat kasar. Sampai lift terbuka membuat para bodyguard langsung mengalihkan pandanganya.

Kalix terkekeh, dia lantas langsung menarik kasar Launava untuk ikut bersamanya memasuki kamar. Beberapa bodyguard yang tadi berjaga pun pergi atas perintah dari gerak tubuh Kalix.

Kalix menghempaskan tubuh Launava di atas kasur."Gak bermoral? Akan gue tunjukkan sama lo, sekarang." ucap Kalix.

Launava menghindar, saat Kalix akan menggulung tubuhnya Launava langsung memutar tubuhnya sampai dia terjatuh di atas lantai. Launava tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Takut, Launava takut. Saat Launava bangkit dan akan keluar, Kalix lebih dulu cekatan menarik tangan Launava sampai gadis itu terjatuh di atas pangkuannya.

"Gak bermoral?" bisik Kalix tepat di telinga Launava membuat Launava merinding. Kalix menyeringai, seru."Lo siap buat malam ini?" tanya Kalix.

"Jangan gila, gue gak mau, dan gak akan pernah mau sialan!" sentak Launava sambil berusaha melepaskan pelukan Kalix yang begitu erat. Kalix tersenyum tipis, dia mengecup singkat tangan Launava yang berdarah tadi.

"Lo pikir gue perduli, Sayang?" tanya Kalix melembut di akhir kalimat sambil mencengkram erat tangan Launava dengan keras membuat Launava meringis kesakitan.

K A L I X || Resolution Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang