Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tepatnya siang hari keesokannya di National University of Indonesia, setelah kelasnya selesai dengan cepat Sera melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelasnya. Dengan bersenandung kecil Sera berjalan menuju ke lantai tiga, tempat dimana kelas Alby berada.
Alby sekarang sudah berada di semester tujuh, sebentar lagi laki-laki itu akan disibukkan dengan yang namanya tugas akhir. Sera terlihat menghela napasnya saat menyadari jika sebentar lagi waktu Alby bersamanya akan berkurang.
Sesampainya di depan kelas Alby, Sera mendengar kelas yang cukup bising, akhirnya Sera memberanikan diri untuk melongokkan kepalanya lewat pintu kelas. Ternyata memang sedang tidak ada dosen.
"Kak, itu rame-rame lagi ngapain ya?" bisik Sera kepada kakak tingkat kenalannya yang bernama Lana.
"Mending lo langsung samperin aja, kesian cowok lo dari tadi gak bisa kabur." bisik Lana melirik kerumunan itu.
Sejenak Sera meneguk ludahnya. Lihatlah pemandangan di depannya ini. Benar-benar mengerikan! Tidak hanya ada satu dua tiga empat lima perempuan, tapi lebih dari itu yang mengerubungi Alby. Pantas saja kata Lana, Alby tidak bisa melarikan diri.
Sera terus berjinjit untuk melihat ke dalam kerumunan itu. Kasian sekali kekasih tampannya itu. Pasti Alby sekarang kegerahan, meskipun sebenarnya AC di dalam kelas sedang menyala.
Karena Sera masih tergolong mahasiswa baru, mentalnya masih bisa dikatakan belum kuat. Sera masih belum berani bertindak seenaknya kepada kakak tingkat. Sera menginginkan dunia perkuliahan yang damai dan tenang, tidak memiliki musuh di segala penjuru.
"EHEM EHEM!!! PERHATIAN PERHATIAN!!! WAHAI PARA CEGILNYA ALBY EMILIO DI MOHON MINGGIR!!! IBU NEGARA SUDAH DATANG!!! TOLONG BERI JALAN SELEBAR MUNGKIN!!!"
Teriakan menggema dari satu mahasiswa laki-laki yang tadi tak sengaja bertatapan mata dengan Sera sontak membuat kerumunan itu berlahan tenang. Kemudian tak lama setelah itu, kerumunan itu mulai membelah. Kini seluruh tatapan mata terpusat hanya kepada Sera.
Bagaikan seekor itik yang berada di kandang macan, Sera menatap sekelilingnya sambil terus mengerjapkan matanya. Suasana macam apa ini? Kenapa tiba-tiba Sera merinding?!
Namun segala tatapan itu tak bertahan lama ketika suara decitan kursi menggema di dalam kelas. Rupanya Alby kini sudah bangkit dari duduknya. Dan di saat itulah Sera baru menyadari jika perempuan-perempuan yang tadi mengerubungi Alby masing-masing tengah membawa hadiah di tangannya. Ah... Sera baru ingat, kemarin adalah ulang tahun Alby, jadi sekarang para penggemar Alby berbondong-bondong ingin memberikan hadiah.
