Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sera tidak pernah menyangka, hari yang sangat tidak ia harapkan telah tiba. Dari semalam Sera terus menangis sendirian, memeluk dirinya ketika mengingat ia dan Alby harus berjauhan.
Long Distance Marriage, adalah hubungan jarak jauh pasangan suami istri karena alasan pekerjaan atau pendidikan.
Meski telah menahan diri sekuat tenaga, tetapi melepas kepergian sang suami untuk menempuh pendidikan dalam kurun waktu yang tidaklah singkat adalah hal yang berat, dan itu membuat Sera tak kuasa menahan air matanya.
Sera dengan ditemani kedua mertuanya, kedua orang tuanya, Alessa dan Barra mengantarkan Alby ke bandara. Dua jam lagi adalah keberangkatan Alby ke Australia.
"Pokoknya kamu di sana harus terus jaga kesehatan. Tidur yang cukup, makannya harus teratur. Jangan lupa selalu kasih aku kabar. Aku gak nuntut harus telepon atau video call, yang terpenting kamu ngabarin aku kapanpun. Meskipun nantinya gak aku respon karena perbedaan waktu di antara kita, tapi seenggaknya kamu harus tetap kasih aku kabar ya. Jangan pernah menghilang!" Sera terus mengomel.
"Iya cantik iya. Aku akan selalu berusaha untuk menyanggupi semua keinginan kamu. Kalau misalnya aku punya kesibukan, aku akan kasih tau kamu lebih awal. Jangan khawatir hmm." Alby mengusap pipi Sera.
"Ini kita jadi jauhan?" Sera memeluk erat Alby.
"Jangan nangis lagi, please. Kalau kamu kayak gini, makin sulit buat aku ninggalin kamu. Andaikan kamu udah lulus kuliah, pasti aku akan bawa kamu juga sayang." Alby mengecupi kepala Sera.
"Suami aku..." Tangis Sera.
Pemandangan penuh dramatis sekaligus menyedihkan ini menjadi perhatian semua orang. Terkhususnya seorang laki-laki berkaos hitam.
Waktu cepat sekali berjalan. Saat ini Alby diharuskan untuk segera pergi ke pesawat dengan tujuan Indonesia ➡️ Australia.
"Kalau sudah sampai kabari ya sayang." ujar mama Arin memeluk sang putra.
"Iya ma. Aku titip istriku ya ma, pa, bunda, ayah." kata Alby.
"Jangan bilang gitu! Kamu kayak gak akan pulang aja!" omel Sera dengan mata sembabnya.
"Iya iya maaf. Jangan marah. Aku gak bermaksud gitu kok. Aku akan pulang. Nanti kalau liburan semester, pasti aku akan pulang." Alby memeluk Sera.
"Beneran ya? Janji ya?" Sera menenggelamkan wajahnya di dada Alby.
"Iya janji istriku yang cantik. Jadi jangan sedih lagi ya." Alby mengecup kening Sera.
Usai menenangkan istrinya, Alby berganti berpamitan kepada sang adik, Alessa. Kemudian kepada sepupu terdekatnya, Barra. Setelah semua itu, Alby melambaikan tangannya sembari menyeret koper meninggalkan bandara.
