¢H-11

192 32 2
                                    

Jungwon perlahan melepas pelukan lututnya, perlahan jari jemari lentik itu memungut baju dan celananya yang berserakan di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon perlahan melepas pelukan lututnya, perlahan jari jemari lentik itu memungut baju dan celananya yang berserakan di lantai. Memakainya dengan di hiasi sesenggukan serta ringisan.

Jungwon menatap sebuah kertas yang di letakkan di meja kecil sebelah ranjang itu,

“ Ini hanya peringatan, aku akan kembali ,Wonie. I love you. ”

Jungwon turun dan mulai berjalan tertatih keluar ruangan itu. Sepertinya Heeseung dan anak buahnya memang sengaja meninggalkan tempat ini setelah menyiksa mereka.

Jungwon memeriksa satu persatu ruangan, hingga telinganya sayup-sayup mendengar tangisan Daniel dan itu berasal dari ruangan paling ujung. Jungwon berlari sambil berusaha menahan rasa sakit.

Sial, ruangan itu terkunci, Jungwon terus mencoba mendobraknya, perasaan panik bukan main ketika hanya terdengar suara si kecil Daniel, apa terjadi sesuatu dengan Alvi dan Jaehoon?

" Daniel! " Pekik Jungwon serak terus mencoba mendobrak pintu itu, ia mengabaikan rasa sakit tubuhnya kini terutama bahunya dan tepat di percobaan ketujuh pintu itu akhirnya terbanting kuat. Jika saja kondisinya sekarang tak lemah, mungkin percobaan kedua pintu itu telah terbuka.

Tetapi seketika tubuh Jungwon mematung, ia melihat sendiri Alvi tergeletak dengan hampir seluruh wajah dan tubuh bagian depannya lebam, jangan lupakan kepala itu terus mengeluarkan darah segar. Jaehoon pun keadaan tak jauh dari sang kakak, ia tergeletak dengan pergelangan tangan tersayat.

Daniel duduk di antara kedua kakaknya itu, meraung dengan tangan dan kaki terikat tali. Si kecil yang sempat pingsan, bangun dan harus menyaksikan saat kedua kakaknya melawan ingin keluar mereka malah di siksa oleh orang-orang besar tak berhati.

Jungwon tak sanggup berbicara, ia langsung melepas tali yang mengurung Daniel, mendekap sang anak yang terus menangis. Ia pun menggunakan kaus Alvi yang terlepas dari tubuh sang anak untuk melilitkannya pada pergelangan tangan Jaehoon, berharap itu bisa menahan sedikit darah yang terus keluar.

Meletakkan kepala Alvi di pahanya, dengan tangan bergetar Jungwon menahan darah yang keluar dari kepala belakang Alvi dengan hoodie si adik.

Tak berselang beberapa menit, Daniel di dekapan Jungwon memberat, si bungsu kembali tak sadarkan diri, Jungwon memekik tanpa suara, suaranya telah habis karena terus menangis.

Entah harus bagaimana lagi Jungwon menangis, bahunya bergetar hebat, luka ini... luka masa lalu ini selalu menyakitkan.

Saat detik-detik terakhir kesadaran Jungwon ingin ikut terenggut, terdengar seru-seruan dari luar sana,

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐲 𝟐 (𝐉𝐚𝐲𝐰𝐨𝐧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang