04 prince of killer

100 46 30
                                    

Tidak akan ada pengampunan tanpa ada kejahatan!

.

.

.

Chapter 4
~~~~~~~~~

"Siapa yang tega menyebarkan kebohongan seperti ini?!" Isak tangis Sienna semakin kencang seiring berjalannya waktu, tubuhnya terjatuh lemas dan selama beberapa menit tangisnya masih juga mengalun di dalam hutan yang sepi ini, dia bersimpuh di bawah pohon itu memukul tanah untuk melampiaskan rasa kesal.

"Aku mohon, tolong berikan aku kekuatan. Aku ingin ayah menyayangiku. Aku ingin kehidupan yang sempurna." Pintanya.

Dia sendiri bahkan tahu bahwa tidak mungkin keinginannya akan terkabul, namun dia terus memohon dengan bersungguh-sungguh. Apa salahnya berharap pada keajaiban?

Seandainya, dia tidak mampu membayangkan apa yang akan terjadi jika dirinya tidak pergi ke tempat ini. Jika dia mendengarkan Ruby yang mencegahnya dan kakek Martin yang memberikan peringatan agar dia mengurungkan niatnya. Jika dia mendengarkan kedua orang itu, mungkin rasa kecewanya tidak akan separah ini. Dia tidak akan merasa lebih kecewa dari saat dia mengetahui bahwa kristal sihir tidak bereaksi terhadapnya.

"Memohonlah." Gema suara yang terdengar membuat tangis Sienna berhenti, dia juga menghapus air matanya dengan kasar.

Dari arah belakangnya, berjalan seorang pria muda yang membawa bilah pedang ditangannya. Benda tajam itu berlumuran darah, mata berwarna merah menyala nya memandang Sienna tajam, rambut pirangnya bagaikan cahaya didalam kegelapan. Di pakaian yang serba putihnya terdapat percikan darah yang mulai mengering, lelaki itu menyunggingkan senyum yang nampak menyeramkan.

"Siapa kau?!" Sienna bertanya nyalang. Ada perasaan takut saat melihatnya yang berjalan sambil menyeret pedang tersebut. Bunyi nyaring dari benda itu membuat Sienna resah.

"Memohonlah lagi." Katanya kemudian.

"Kutanya siapa kau?!" Bentak Sienna marah, belati yang di bawanya kembali dia keluarkan. Kali ini dia mengarahkannya pada orang tersebut.

"Aku, Cedric Gervais." Jawabnya santai, menunjuk dirinya sendiri.

Tingkah lakunya terlihat aneh untuk seukuran orang yang mencari keajaiban disini, dia sangat santai juga memiliki auranya gelap yang terasa menyeramkan

"Apakah cukup perkenalan dirinya?" Sambungnya lagi melangkah mendekati Sienna.

Satu langkah maju yang diambil lelaki itu membuat Sienna melangkah mundur.

"Apa yang kau inginkan?!" Tanya Sienna lagi.

Ingatannya berputar, mengingat seorang wanita yang mati di depan matanya. Pedang berlumuran darah milik laki laki bernama Cedric itu membuat Sienna yakin jika luka tusuk wanita tersebut diakibatkan olehnya.

"Kau yang melakukannya, kan?" Tubuhnya bergetar hebat, otaknya memberi peringatan untuk segera lari menjauh dari lelaki tersebut.

"Apa maksudmu?" Cedric mengangkat kedua bahunya, memberitahu bahwa dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh Sienna.

Sebuah kalung emas dengan liontin berbentuk buah ceri Sienna keluarkan dari sakunya. Dia menunjukkan kalung itu di depan Cedric.

Cedric tersenyum, suara tawanya yang terdengar seperti sedang mengejek tidak Sienna sukai. Melihat kalung itu pria dengan kulit putih pucat tersebut tertawa terbahak-bahak, dia terpingkal memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa.

Lightshadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang