06 Threat

67 39 9
                                    

Saat ada sebuah ancaman, tubuh dan pikiran akan melakukan pertahanan.

.

.

.

Chapter 6
~~~~~~~~~

Setelah acara perkenalan yang tidak terlalu lama Cedric Gervais berjalan membelah kerumunan yang hadir disana. Dia diharuskan untuk memilih salah satu perempuan lajang untuk di ajak berdansa bersama nya.

Dia melangkah dengan pasti, tubuh tegapnya berdiri dengan gagah dan penuh percaya dirinya. Semua perempuan yang melihatnya tidak akan berpaling darinya, mereka berharap agar laki-laki itu menghampiri mereka. Suaranya yang menyapa beberapa bangsawan mengalun dengan tenang mencerminkan sikap anggota keluarga yang terhormat. Dia selalu menebarkan senyum ramah pada orang-orang yang berusaha berbicara padanya, namun Sienna tahu senyuman itu adalah sebuah kepalsuan untuk menutupi kebusukannya.

Suara musik mengalun lembut, beberapa pasangan menunggu sang pangeran segera menemukan rekan dansanya agar mereka bisa segera berdansa.

Cedric berjalan, menghampiri seseorang yang sedang menatapnya dengan terpana. "Maukah nona berdansa bersamaku?" Pintanya sopan.

Sienna masih berdiam di tempat, dia berpikir. Apakah tidak apa apa membiarkan orang itu begitu saja? Dia tidak mungkin membuat kekacauan didepan banyak orang, walaupun menurutnya sangat mudah menyingkir kan mereka semua. Tapi Cedric adalah pembunuh gila, dia tidak hanya membunuh seseorang melainkan sekaligus mencari kesenangan dari sana.

"Dengan senang hati." Sambutnya membalas uluran tangan Cedric.

"Tidak!" Sienna berseru dari kejauhan. Cedric tidak menghampirinya melainkan menemui Lilia yang tidak sedang bersamanya. Saat hendak mencegahnya pun, langkah kaki yang dibalut sepatu ber hak menyulitkannya untuk bisa cepat ada disana, dia tidak akan sempat menghentikan orang itu.

Mereka berdua mulai menari di tengah-tengah aula istana, diikuti oleh beberapa pasangan yang sudah tidak sabar menunggu agar bisa segera berdansa. Gerakan mereka sangat indah mengikuti suara musik yang mengalun, gaun-gaun yang dikenakan ikut melambai, menari dengan baik. Mereka telah berlatih untuk menunjukannya pada semua orang.

"Bolehkah ku tau nama anda?" Cedric bertanya disela tariannya. Saat ada kesempatan matanya selalu melirik Sienna yang memandang mereka dengan cemas.

"Lilia Blair, Yang mulia." Jawab Lilia lembut, "Terima kasih karena telah mengajakku berdansa." Katanya.

"Anda mirip sekali dengan seseorang yang ku kenal." Cedric tersenyum, kali ini bahkan senyum itu tidak dia tujukan untuk Lilia, melainkan untuk memancing Sienna, untuk mengejeknya, dan mengancamnya.

"Apa yang mulia pernah bertemu dengan kembaran ku, Sienna? Jika yang dimaksud adalah dia. Seharusnya anda mengajaknya." Lilia melirik kearah Sienna. Saudara nya itu berdiri paling depan untuk memandangi mereka, dia bahkan beberapa kali menolak ajakan berdansa dari seseorang walaupun tahu bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang tidak sopan.

Gotcha! Hari ini Cedric baru mengetahui nama seseorang yang berhasil lolos dari jebakan nya, menurutnya itu bukan nama yang bagus atau juga nama yang buruk. Hanya sebuah nama yang tidak lama lagi akan menghilang dan terlupakan.

"Yang mulia, itu dia." Lilia menunjuk Sienna dengan lirikan matanya, tubuhnya tetap menari dengan baik. Tidak ada satu gerakan pun yang salah atau terlewat, "Walaupun kembar kami memiliki warna rambut yang berbeda, tidak mungkin untuk tertukar." Terangnya.

"Benar, dia memiliki rambut hitam yang kelam. Aku menyukainya." Cedric bergumam, suaranya samar samar tidak terdengar karena lantunan musik juga suara orang-orang yang menganggu, jika mereka berbicara pelan tentu saja tidak akan terdengar dengan jelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lightshadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang