Who is She?

256 30 4
                                    

Setelah insiden pingsan, Arjuna tidak mengunjungi Hansel di klinik sekolah sampai bel pulang berbunyi. Rencananya, ia akan menghampiri Hansel lagi dan memberi penekanan agar pemuda tuna rungu itu tidak berani macam-macam. Arjuna melenggang cepat keluar kelas, namun betapa terkejutnya ia saat menemukan Hansel berdiri di depan kelasnya sendirian. Apakah Hansel sedang menyerahkan diri atau bagaimana.

"Widih, antusias ya lo" dengan tatapan bengis, Arjuna menepuk kasar pipi Hansel. Berikutnya tanpa diduga, Hansel memberikan sebuah kertas berisi pernyataan dengan tatapan datar.

Aku sama sekali gak paham gimana kamu bisa nargetin aku untuk jadi orang gak beruntung itu. Tapi kalau kamu pikir aku diam saja, tentu enggak. Aku gak akan segan buat lapor ke papa mu, atau melakukan hal lain buat bikin kamu berhenti gangguin aku.

Arjuna tertawa keras. Ia meremat kertas itu, meludah dan membuangnya asal. Ia tidak memprediksi Hansel akan melawan.

"Baca tab lo, dengerin gue. Kalo lo lapor papa, bukannya itu namanya nggak tahu diri ya? Lo mau ngerusak hubungan keluarga orang yang nolongin lo? Jadi gini kelakuan lo, Hansel Hindia?" Hansel menggigit pipinya dalam. Secara tidak langsung, Arjuna melakukan gashlighting dan itu cukup mempengaruhi Hansel saat ini. Sekejap Hansel menguatkan hatinya untuk menghadapi situasinya, ia mengetik sesuatu untuk membalas perkataan Arjuna.

"Aku cuma membela diri ku. Paman Arhan nolongin aku karena orang tua ku nolongin Paman Arhan duluan. Kamu gak usah berbelit dan balik menyerang ku, aku gak akan peduli"

Arjuna menggertakkan giginya. Hampir ia membanting tab Hansel, sebelum ia terkejut melihat pemuda dihadapannya tiba-tiba berlari cepat.

"Kak Hansel!" Pemuda yang dipanggil itu memeluk erat seorang gadis yang lebih pendek di depannya. Hansel menakup pipi gadis itu sambil mengamati kondisinya yang terlihat tidak baik.

"Se..ra, kak da b..sa engar. Serr..a, k...pa" gadis itu; Sera, menggeleng kuat. Ia tahu kabar buruk dari keluarga Hansel, ibu panti memberi tahunya beberapa minggu lalu. Namun, ia tak dapat menyangka bahwa kini kak Hanselnya bersekolah di tempat yang sama dengannya.

"Sera okay. Kak Hansel, kita. Ngobrol. Nanti. Okay" Sera menjelaskan dengan perlahan agar Hansel segera mengerti dan menjauh darinya saat ini. Hansel tetap memegang tangan Sera erat, ia segera tahu bahwa kondisi Sera saat ini tidak baik hanya dengan melihat dua orang teman Arjuna yang sedang menarik kerah Sera dari belakang. Hansel yakin seratus persen kalau Sera adalah korban bullying kelompok brengsek Arjuna.

"Oiy! Lo ngapain ngehalangin jalan aja!" Tubuh Hansel di dorong keras, namun ia tetap bangkit dan membawa Sera ke belakang tubuhnya.

"Lo lagi main superhero-superheroan ya, Sel? Minggir!" Kini Arjuna yang berusaha menyingkirkan Hansel.

"U....nggu" Hansel merebut tabnya. Ia mengetikkan sesuatu dengan cepat untuk ditunjukkan pada Arjuna.

"Dia adik panti ku. Kamu jangan apa-apain dia! Dia penyandang disabilitas, Stop ganggu dia"

Arjuna senyum senang. Ia merasa adik kelas ini membuka jalannya untuk mengusik Hansel Hindia. Arjuna beberapa saat tadi sebenarnya sudah memutuskan untuk tidak mengganggu Hansel karena melihat tekatnya tidak main-main saat mengancam dan melawannya. Ia takut papanya akan menghukumnya jika melanjutkan perbuatannya.

"Gak bisa!. Dia itu sebenernya gantiin posisi lo karena lo udah berontak tadi. Kalau dia gak ada, ya lo harus gantiin dia dong" Hansel membaca tabnya dengan cermat, ia diam beberapa saat. Sera mengguncangkan lengannya dan menggeleng berharap Hansel tak menyetujui apa yang dikatakan Arjuna. Sera juga amat menyayangi Hansel, Sera sebenarnya hanya anak panti yang tidak memiliki kuasa apa-apa dalam hidupnya sebelum bertemu keluarga Hansel. Keluarga Hindia menyekolahkan Sera di sekolah dasar terbaik di kota ini, hal itu yang akhirnya membuka jalan Sera untuk mendapatkan beasiswa pada pendidikan berikutnya bahkan sampai saat ini. Hansel juga sering mengajaknya bermain dan makan-makanan enak. Sera teramat menyayangi Hansel seperti adik kandungnya sendiri. Ia tak mau kakaknya mengalami kesulitan hanya karena dirinya. Namun, Hansel terlihat tak menggubris usaha Sera. Dengan kesadaran penuh, Hansel mengetikkan sesuatu yang membuat Arjuna tersenyum puas.

Shooting Star 🌟| Hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang