Complicated

332 50 15
                                    

Gema dari bagasi mobil tedengar cukup keras, baru saja Arjuna memasukkan barang terakhir mereka. Sedang Jordi sibuk di kap mengecek apakah mesin dari rubicon hitam itu baik-baik saja untuk mereka bawa menuju ibu kota. Rencana liburan 4 hari mereka terpangkas, pagi tadi keluarga Aksara menelpon dan mengatakan bahwa besok akan ada tamu penting yang mengunjungi rumah mereka. Tak heran jika saat ini semua orang bisa melihat wajah masam pemuda itu. Agaknya ia masih merasa bersalah sebab harus pulang lebih cepat dari yang direncanakan.

"Maaf ya, ayah ngabarinnya dadakan" tak ada senyum cerah di sana, Aksara sudah minta maaf entah yang ke berapa kali sejak pagi tadi.

Hansel mendekat, ia merangkul pundak lesu temannya kemudian mencoba menenangkan."Hey, it's okay. Dua hari ini juga seru banget kok!" Nadanya dibuat seceria mungkin agar kawannya tak merasa pundung lagi.

"Ya elah santai aja" Arjuna ikut menimpali, Ia sudah selesai berkemas. Jordi kemudian datang dari belakang dan merangkul pundak Aksara, "bub gak apa, kita liburan lagi kapan-kapan. Jangan sedih dong matahari ku" Hansel berjengit kecil setelah membaca tab, ia selalu kagum soal bagaimana Jordi memperlakukan kekasihnya.

Namun Aksara tetap menunduk, ia masih dikuasai perasaan bersalah. "Maaf ya" gumamnya sekali lagi. Jordi menangkup pipi gembil kekasihnya, ia tatap mata sayu itu sebelum memberi kalimat-kalimat penenang.

"Sayang, gak apa. Sisa liburan kita habisin di rumah aja ya, kamu mau apa? Nonton film? Ngelukis? Apa main sepeda? Jangan cemberut gitu dong. Ya, sayang, matahari kuu, kucing gemes ku, pujaan hati ku, separuh ji—"

"HALAH UDAH" Arjuna merasa geli setengah mati. Ia tahu kawannya itu kadang terlalu cringe, namun telinganya tak toleran untuk mendengar langsung kalimat-kalimat itu. Berbeda dengan Hansel yang mendamb-damba pasangan ber-love language word of affirmation seperti Jordi, seolah ia sedang bertemu satu tokoh pria dalam novel romantis klasik.

Deru mesin terdengar, kali ini Jordi mengemudi sedang Aksara berada di sampingnya. Mereka berempat bersiap untuk pergi dari desa yang meninggalkan kenangan-kenangan sederhana di tiap jejaknya. Arjuna bersandar pada bahu Hansel, ia menutup matanya sejenak dan merasakan usapan halus di kepalanya.

___________

Jordi mengantuk, mereka putuskan untuk berhenti sebentar di rest area untuk menyegarkan diri. Arjuna membawa sekaleng soda lalu meneguknya, beberapa detik kemudian ia temukan Hansel berdiri sendirian menatap mobilnya.

"Hei!" Tubuh Hansel langsung melemas, ia mudah terkejut apalagi saat pendengarannya menghilang. Kapan-kapan ia akan mengingatkan Arjuna untuk tak sering melakukan itu.

"Li—hat a—pa?" Tanya Arjuna perlahan, sebab Hansel sedang tak membawa tab saat ini.

"Enggak aku cuma ingat, kalau mobil ini kesukaan papi" Hansel tersenyum kecil, ia kemudian mengelus kap mobil dengan mata sayu. Mengingat segala momen yang ia lalui dengan si rubicon ketika bersama keluarganya dahulu.

"Kami sering pakai mobil ini ka—lau jalan-jalan" sambungnya sambil menyandarkan diri pada kap. Hansel menatap langit malam yang sedang cerah, seolah tak mengizinkan ia untuk sedih malam ini.

"Mami bakal protes karena papi selalu mutar lagu Elvis Presley. Ka—dang kami makan popcorn, kadang juga chips" perlahan memori itu menjadi sebuah debu halus bagi Hansel, kadang mudah sekali melekat namun secepat itu pula mereka hilang terbawa angin.

"Di sepanjang jalan, papi selalu cerita soal ikan-ikan yang dia pancing" dua kancing atas kemejanya dibuka, Hansel biarkan udara segar menerpa tubuhnya. Seketika nafas pemuda itu kembali normal, sejuknya malam mampu melepasnya dari cekikan masa lalunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shooting Star 🌟| Hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang