Bab 4

771 106 18
                                    

Kini peperangan itu pun dimulai,dengan tiga orang dari kerajaan Adiwilaga yang menjadi pemimpin perang ini, Panglima Gito,Pangeran Zean,dan Adipati Kenan.

Kerajaan Adiwilaga kali ini melawan PardipuraMaheswa.
Adakah yang ingatt??

Ya, peperangan ini memang sudah lama di rencanakan,dan motifnya adalah, PardipuraMaheswa ingin menguasai tanah milik kerajaan Adiwilaga.

Tentu sang raja menolak keras,bagaimana pun,tanah itu adalah miliknya,tanah kekuasaannya,dan tak akan pernah ia serahkan pada siapapun.

Dan karena PardipuraMaheswa tak menerima, akhirnya ia memutuskan untuk berperang,dengan jaminan kerajaannya.

Seberani itukah PardipuraMaheswa ini??

Perang kali ini dipimpin oleh Panglima Putra Dewa,dan juga Adipati Satria perkasa dari pihak PardipuraMaheswa.

Kedua belah pihak kini menatap satu sama lain,Panglima Gito menatap lawannya dalam,mencari setiap kelemahan musuh.

Ia memang tak menggunakan ilmunya untuk menyerang,namun ia menggunakan ilmunya,untuk membaca pergerakan musuh.

Ia dapat melihat wajah sombong Putra Dewa yang tersenyum miring menatap mereka,ia juga dapat melihat wajah ketakutan beberapa prajurit saat melihatnya berada di barisan paling depan di antara para prajurit lainnya.

Perang pun dimulai,dengan matahari yang terik menyinari,bunyi gesekan pedang dimana mana,bahkan ada beberapa yang sudah tergeletak tak berdaya.

Gito kali ini mendapat peran melawan,Putra Dewa,sedangkan Kenan dan Zean melawan Adipati Satria.

Gito bisa melihat bahwa Adipati dari kerajaan PardipuraMaheswa itu bukanlah orang biasa,ia bisa tahu saat melihat wajahnya dan caranya melawan kedua petinggi kerajaannya.

Gito tahu satria pasti memiliki ilmu,ia juga tahu,bahwa satria tak akan menggunakan ilmunya terlebih dahulu karena satria ingin melihat kemampuan pedang Adipati dan Pangeran kerajaan Adiwilaga ini.

Peperangan pun semakin panas,kondisi semakin memburuk bagi PardipuraMaheswa karena para prajuritnya yang sudah hampir gugur semua.

Sedangkan panglima putra dewa masih sibuk melawan Gito,ya seperti biasa dengan gaya sombongnya,ia tersenyum miring menatap Gito.

"Panglima Randa, panglima yang ditakuti hampir seluruh kerajaan disini,tapi perlu anda tahu,aku berbeda!,aku sama sekali tidak takut denganmu!!,bisa ku lihat kemampuan mu yang hanya seujung kuku ku!"ucapnya meremehkan dengan senyuman miringnya.

Sinkk.. Sinkk..Sinkkk

Bunyi gesekan pedang keduanya.

Gito hanya menatap datar panglima PardipuraMaheswa itu"omonganmu besar sekali wahai panglima,jangan salahkan aku jika kau harus gugur sekarang juga"ucapnya lalu sedikit menjauh dari putra dewa.

Panglima putra dewa yang melihat Gito menjauh darinya merasa heran,ia hanya menatap panglima itu yang sedikit mundur kebelakang,lalu kembali tersenyum.

"Kau takutt kan!"ucap Putra Dewa dengan senyum mengejeknya.

"Kau-"

Gito tak kalah,ia juga mengembangkan senyumnya.
Ia tak banyak bicara tapi langsung menunjukkan dengan aksinya.
Dan dengan gerakan sigap dan cepatnya,ia dapat membelah kepala putra dewa dengan sekali tebasan pedangnya.

"Cihh,Mulutnya saja yang besar!!"gumam Gito lalu pergi meninggalkan Putra Dewa yang kepalanya sudah terpisah dengan tubuhnya.

**
Sementara di kerajaan Shani kini tengah duduk di kamarnya,ia melamun dengan Sisca di sampingnya.

Panglima AdiwilagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang