Bab 9

1K 103 26
                                    

Kereta yang membawa Nathan beserta anggota keluarganya, kini sampai di aula besar kerajaan Adiwilaga.

Kedatangan mereka tentunya di sambut dengan baik oleh sang raja. Nathan turun bersama istri dan kedua anaknya, lalu memeluk sahabat karibnya itu yang sudah menunggunya.

"Bagaimana kabarmu Rayi?"Tanya Adiwilaga.

"Aku baik-baik saja Raka, bagaimana denganmu?"Jawab Nathan. Memang hubungan kedua orang ini sudah seperti saudara.

"Aku juga baik Rayi"

"Ayo masuk"Lanjutnya.

**

Mereka kini sudah sampai di aula pertemuan, dimana semua tamu-tamu dikumpulkan. Tapi, disini tidak ada tamu sama sekali, melainkan hanya pertemuan dua kerajaan itu saja.

"Oh iya, perkenalkan, ini putraku. Namanya Gracio Laksani Bratadikara"Ucap Nathan sembari menunjuk ke arah Gracio yang ada di sampingnya. Sedangkan Gracio dengan muka arogannya berdiri dari duduknya lalu membungkuk memberi hormat pada Adiwilaga.

"Dan ini putriku. Christy Albian Bratadikara"Lanjutnya yang juga menunjuk Christy yang berada di samping Melody.

Christy juga sama, tapi bedanya, wajahnya sangat ramah. Ia tersenyum lalu membungkuk memberi hormat pada Adiwilaga.

"Senang bertemu dengan kalian. Sebelumya aku juga ingin memperkenalkan kalian dengan putra dan putriku. Tunggu sebentar, mereka sedang dalam perjalanan"Ucap Adiwilaga.

Nathan tersenyum."Tentu kami akan menunggu"Ucapnya.

Tak lama Zean pun datang bersama seorang prajurit di sampingnya. Zean sempat membungkuk, memberi hormat pada sang ayah.

"Kemarilah Zean"

Mendengar itu, Zean melanjutkan jalannya menuju sang ayah. Ia juga sempat menatap Gracio sekilas, dan tatapan mereka bertemu. Tapi, dengan arogannya, Gracio malah menatap sinis kearah Zean.

~~~

Disisi lain, Shani kini sedang bersama Gito. Shani kali ini meminta Gito untuk menemaninya berkuda. Jika dihitung-hitung, ia juga sudah lama tidak berkuda. Dan pada akhirnya, Gito lagi-lagi hanya bisa pasrah mengikuti kemauan sang putri.

Namun, saat sedang asyik menunggangi kudanya, tiba-tiba saja seorang prajurit menghampiri mereka."Maaf Panglima, tuan putri. Yamulya memanggil Anda"Ucapnya pada Shani.

Shani sempat menatap ke arah Gito sekilas, dan Gito mengangguk mengiyakan."Baik, kami akan segera kesana"Balas Gito. Prajurit itu pun mengangguk lalu pergi dari sana.

"Tolong bantu aku turun!"Perintah Shani tiba-tiba yang membuat Gito yang tadinya tengah menatap punggung prajurit itu tersentak.

"Ah iya, mari"Ucap Gito sambil mengulurkan tangannya, menolong Shani turun dari kudanya.

Shani tentu menerima uluran tangan itu, ia perlahan mulai turun dari kudanya. Namun, nasib buruk menimpanya, ia tiba-tiba saja terpeleset saat menginjak pedal kudanya, yang membuatnya ingin jatuh ke tanah.

Tapi, Gito dengan sigapnya menahan tubuh Shani agar tak jatuh. Dan alhasil, Gito secara tak sengaja memeluk Shani. Tatapan mereka juga tak sengaja bertemu.

Gito sempat menatap mata Shani lama."Cantik"batinnya. Begitu juga dengan Shani, ia sempat terpana saat melihat wajah Gito yang sangat dekat dengannya, bahkan hampir memutuskan jarak diantara keduanya.

Tapi itu tak bertahan lama, saat Freya tiba-tiba saja mengacaukan semuanya."Apa yang sedang kalian lakukan!"Teriak Freya tiba-tiba. Ia mulai berjalan mendekat ke arah keduanya dengan wajah penuh emosi.

Panglima AdiwilagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang