Setelah selesai dengan latihan memanahnya, kini Gito lagi-lagi harus menemani Shani, karena tadi Shani memintanya untuk di temani jalan-jalan di sekitar taman kerajaan.
"Aku sudah lama tidak ke sini, tamannya semakin indah"ucap Shani sambil mencium setangkai bunga yang kini di pegangnya.
"Bunganya juga sangat harum, kenapa kau tidak mencoba untuk menciumnya panglima?"tanyanya lalu berbalik menatap Gito yang kini berada di dibelakangnya.
Gito yang melihat Shani menyodorkan bunga padanya jadi kaget, ia bahkan sampai melototkan matanya. Karena sejujurnya, Gito tidak bisa mencium bunga, kalau ia mencium bunga, pasti ia bersin-bersin.
"T-tidak t-tuan putri, saya tidak menyukai bunga"ucap Gito.
Shani tentu tak mempercayai hal itu, bagaimana mungkin dia percaya, sedangkan Gito saja berbicara tidak lancar padanya.
Shani berjalan semakin dekat dengan Gito, menatap lekat wajah lelaki itu. Tapi, semakin Shani mendekat ke arah Gito, Gito juga semakin memundurkan tubuhnya.
Selangkah Shani maju, Gito juga mundur selangkah. Dua langkah Shani maju, Gito juga mundur dua langkah. Tiga langkah Shani maju, Gito juga mundur tiga langkah.
Shani yang sudah teramat kesal langsung saja berjalan dengan cepat ke arah Gito, tapi Gito tetap Gito, ia malah semakin memundurkan dirinya, sampai, ia tak sengaja menabrak Freya yang ada di dibelakangnya.
Brukk
"Awsss"Ringis Freya yang sudah terjatuh akibat ulah Gito.
Gito yang menyadari hal itu dengan segera membalikkan badannya. Dan lagi-lagi, ia kaget melihat Freya yang kini sudah jatuh akibat ulahnya.
Dengan segera ia berjongkok untuk melihat keadaan Freya, ia takut kalau Freya kenapa-napa karena nya.
"M-maafkan saya kanjeng putri, saya tidak sengaja. Apakah kanjeng putri baik-baik saja?"tanyanya.
Freya yang tadinya tengah mengusap kakinya yang sakit karena sempat terkilir, kini beralih menatap Gito yang sudah berjongkok di depannya. Sedangkan Shani yang melihat itu hanya memutar bola mata malasnya.
Freya sempat tersenyum mendengar itu"aku tidak apa-apa panglima, ku rasa hanya sedikit terkilir saja"ucapnya.
"Mari saya bantu berdiri"ucap Gito sambil mengulurkan tangannya.
Freya tentu menyambut uluran tangan itu. Tapi, saat ia mencoba untuk berdiri, kakinya tiba-tiba saja terasa sakit.
"Awss"ringisnya yang hampir saja jatuh.
"Sakit?"tanya Gito dan Freya mengangguk. Sedangkan Shani, ia sedari tadi hanya menyimak saja dengan memasang wajah datarnya.
"Bolehkah saya menggendong kanjeng putri sampai ke istana?"tanya Gito yang membuat Shani dan Freya kaget mendengarnya.
"Akan ku bunuh kau panglima"batin Shani sambil menatap tajam kedua orang itu.
"Apakah tidak apa-apa?"tanya Freya memastikan.
"Tentu kanjeng putri, saya yang sudah membuat kanjeng putri seperti ini. Jadi, biarkan saya yang bertanggung jawab"
"Baiklah, aku mengizinkanmu"
"Maaf sebelumnya tuan putri"ucap Gito, lalu ia dengan segera menggendong Freya ala bridal style. Tapi, sebelum ia pergi dari sana, ia lebih dulu meminta izin pada Shani.
"Ah iya, tuan putri, saya izin mengantarkan kanjeng putri Freyana sebentar"ucap Gito.
"Aku ikut"ucap Shani, yang membuat Gito kaget mendengarnya. Sedangkan kini giliran Freya yang kesal karena pasti ia dan Gito tidak bisa berduaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/367313895-288-k19584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Adiwilaga
Ficção Histórica"Jika memang tuan putri mencintai saya,lebih baik jauhi saya demi kebaikan bersama" "Tapi saya sungguh sungguh dengan kata kata saya" ____ "Saya sudah pernah bilang kita tidak akan bisa bersama,anda dan saya jauh berbeda tuan putri!!" Yang penasaran...