Bab 7

717 105 16
                                    

Keesokan paginya, panglima Gito tengah berlatih memanah dengan busur kesayangannya. Mengingat peperangan yang akan ia laksanakan Minggu depan.

Entah kenapa PardipuraMaheswa mengajak kerajaan mereka bertempur ulang, karena tak menerima kekalahan. Sungguh raja yang licik, pikirnya.

Blushh Blushh Blushh

Suara anak panah yang di tembakkan oleh panglima Gito, bercampur dengan tiupan angin pada saat itu.

Rambutnya beterbangan, Aura ksatria pun semakin terlihat, tak lupa dengan wajah datarnya yang membuat kharismanya semakin terlihat.

Namun, saat sedang asyik memanah, tiba-tiba Shani menghampirinya, dengan Sisca yang mengikuti di belakangnya.

"Ternyata kau juga bisa memanah ya, Panglima"ucap Shani tiba-tiba, yang membuat Gito langsung menghentikan aksi memanahnya itu, dan beralih menatap Shani yang berada di belakangnya.

Gito sedikit membungkuk lalu tersenyum tipis"saya juga masih pemula tuan putri"ucapnya.

Shani menaikkan satu aslinya, mendengar pernyataan Gito"Aku tak percaya jika kau memang pemula, bahkan, jika ku lihat para prajurit yang berlatih panah di sana, tak ada yang bisa membidik sebaik dirimu"ucapnya sambil menunjuk para prajurit yang sedang berlatih panah, berada tak jauh dari mereka.

"Mungkin hanya opinimu saja tuan putri"balas Gito.

"Aku ingin belajar memanah!"ucapnya tiba-tiba yang membuat Sisca dan Gito kaget mendengar itu.

"T-tuan P-put–"

"Aku sudah lama ingin belajar memanah, tapi tidak ada yang mau mengajariku, dengan alasan takut jika aku terluka, dan mereka dihukum ayahku"potong Shani.

Gito yang mendengar itu hanya tersenyum kikuk, ia tak tau harus bagaimana sekarang"Jika harus berhadapan dengan yamulya, saya rasa saya juga tidak berani tuan putri"ucapnya.

"Aku yang akan membelamu jika ayahku sampai menghukummu"ucap Shani.

"Tapi tuan putri, saya tidak bisa mengajari tuan putri tanpa seizin yamulya"ucap Gito.

"Percaya padaku!"

"T-tapi tu–"

"Ajarkan saja dia!, aku memberimu izin!"ucap Adiwilaga yang tiba-tiba muncul bersama Veranda dan beberapa pengawal di belakangnya.

Shani awalnya kaget, tapi setelah ia mendengar ucapan sang ayah, ia pun langsung tersenyum, lalu mengangkat kedua buah alisnya"bagaimana sekarang?, apalagi alasanmu menolak mengajariku?"tanyanya sambil menaikkan turunkan kedua alisnya.

Gito hanya bisa menghela nafasnya kasar, ia heran melihat tingkah Tuan putri yang ada di depannya ini.

"Baiklah tuan putri, tunggu disini"titah Gito dan Shani pun mengangguk mengiyakan.

Sekitar 5 menit, akhirnya Gito kembali dengan membawa busur dan anak panah, tak lupa juga baju zirah untuk Shani.

Sekitar 5 menit, akhirnya Gito kembali dengan membawa busur dan anak panah, tak lupa juga baju zirah untuk Shani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Panglima AdiwilagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang