Di atas tempat tidur, Hari yang duduk dengan kedua kaki di lipat, merasa canggung karna Deni duduk tegak di hadapannya.
"Pasti Deni mau ngebahas kalo kita ga pernah mandi bareng lagi deh. Gua baru sadar, kalo nyolok pantatnya Deni itu ga jauh beda sama anal, kalo begitu lagi gua takut dia keinget sama masalahnya Pras," pikir Hari.
"Om.."
Hari tersentak dan duduk tegak mendengar Deni mulai berbicara.
"I-Iya.."
"Emm.. kenapa om Hari jadi tegang begitu?" Tanya Deni heran.
Hari berkedip cepat lalu pundaknya terasa lebih relaks.
"E-Emang ada apa?" Tanya Hari.
"Aku disuruh bawa tanaman sama pot nya.."
"........."
"Hah!! Kenapa ga ngomong dari sore!!" Teriak Hari terkejut.
"A-abisnya om keliatan capek, aku ga berani bilangnya!!" Kata Deni setengah menangis.
"Ya kalo jam segini mah udah ga ada kalo Den yaampun.."
Deni menelan ludah melihat Hari mengeluarkan HP-nya lalu menelpon seseorang.
"Halo, iya Har kenapa?" Tanya seseorang di sebrang sana.
"Gua bantu elu kenalan sama pak Baim, tapi bantu gua cari taneman buat anak-anak sekolah,"
"Hah serius? Gampang itu mah!! Hahaha besok pagi gua bawa,"
"Oke, makasih Do,"
Hari menghela nafas lalu tersenyum pada Deni.
"Masalah selesai," ucapnya.
Deni terperanjat kagum melihat Hari tersenyum padanya.
"Yaudah, sekarang tidur. Besok kita udah harus aktivitas, aku juga besok kerja," ucap Hari berbaring dan memejamkan matanya.
Saat baru saja terlelap, Hari tersentak lalu terkejut saat melihat Deni membuka dan menjilat kontolnya.
"A-a-apa!! Kamu ngepain woy!!" Teriak Hari menarik kontolnya dengan wajah tersipu malu.
Hari kembali tenang saat melihat Deni tertunduk lesu.
"Jadi tadi tuh di kelas aku ada anak dari panti asuhan gitu,"
"Ya- ini ga ada hubungannya sama alesan kenapa dia ngisep kontol gua sih," pikir Hari memasang wajah dingin.
Hari menghela nafas panjang karna dia tau kemana arah pembicaraan ini apalagi melihat Deni tampak malu-malu.
"A-Aku-"
"Aku ga bakal ngadopsi kamu Deni,"Deni tersentak mendengarnya.
"K-Kenapa om?" Tanya Deni gelisah.
Hari tersenyum mendengus dengan wajah tersipu lalu dia membelai rambut Deni.
"Dari awal aku ga pernah punya niatan buat jadiin kamu anak aku. Kita keluarga, kita tinggal bareng. Apapun ikatan kita, kita tetep keluarga," jawab Hari membuat Deni terperanjat haru.
Tapi Deni kembali lesu dan menunduk.
"Suatu hari nanti pasti om bakal buang aku," katanya pelan.
"Masa?"
Mata Deni terangkat melirik melihat Hari.
"Bukannya kamu sendiri yang bilang mau nikah sama aku kalo udah gede?" Tanya Hari.
"K-Kalo gitu buktiin.."
Bibir Hari menekuk saat Deni berdiri lalu dia membuka semua bajunya.
"K-Kamu mau ngepain?" Tanya Hari panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Masa Depan
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tolong untuk tidak melanjutkan. ____________________________________ Peristiwa yang menyebabkan luka dalam bagi Hari di hari terakhir kalinya bertugas sebagai polisi, meninggalkan d...