CHAPTER 05

6 0 0
                                    

"Kini dia sudah punya nama."

Dua hari telah berlalu dan aku berada ditempat ternyaman ku. Disekolah. Tepatnya dikelasku dibangkuku sendiri. Tempat yang membuatku nyaman selalu. Sekarang jam setengan tujuh pagi. Terlalu pagi untuk seorang siswi datang, yang dimana jam belajarnya dimulai jam setengah delapan.

Kalian pasti berpikir aku terlalu rajin. Dan itu benar. Aku sengaja datang cepat untuk menikmati suasana sekolah pagi hari. Sangat-sangat membuat ku tenang jika merasakan suasana ini. Selalu. Dan aku tidak akan pernah bosan. Aku pikir bukan cuma aku yang seperti ini, ada banyak sekali manusia yang seperti ini dan sebagian dari mereka biasa membutuhkan ketenangan.

Tenang yang engkau dapatkan dari hembusan angin dan kesunyian sekelilingmu adalah kombinasi yang sempurna.

Aku beranjak dari bangkuku dan bergegas ke salah satu vending machine disekolahku yang terletak dikoridor kelas 11. Kerenkan sekolah ku mempunyai vending machine, bukan Cuma satu loh tapi tiga. Salah satunya seperti yang aku katakan dikoridor kelas 11 pas dekat tangga, dan dua lainnya berada dikantin tapi penempatannya berbeda.

Kenapa ditaruh dikoridor kelas 11 karena ada kantin kecil yang berada disitu. Dan pemilik kantinnya galak banget makanya gak ada yang bisa berbuat sesuatu pada vending machine apa lagi sekolah ku lengkap dengan CCTV dimana-mana. Hehe aku banyak bicara ya perkara vending machine? Edisi memamerkan kelebihan sekolah sekali-sekali.

Aku memasukkan uang lima ribu rupiah dan kutekan tombol salah satu minuman cokelat hangat. Ah vending machine yang didepan ku ini adalah vending machine khusus minuman yang disertai dengan gelas styrofoan mininya. Kalau kalian menonton drama korea mungkin kalian akan tahu.

Sembari aku menunggu minumanku kepalaku menoleh ke kiri dan mendapati seorang siswa yang datang pagi seperti aku. Aku senang menyadari kalau bukan cuma aku yang datang sepagi ini. Aku tersenyum dan kembali menatap cokelat hangatku yang sudah selesai disajikan.

Segara ku minum selagi masih hangat. Sedikit demi sedikit. Sekarang aku berada di koridor kelas 11 yang pasti akan ada banyak siswa(i) kelas 11 yang berdatangan. Aku belum pergi dan masih disamping vending machine menatap kedepan sembari menikmati hembusan angin.

Siswa yang tadi aku lihat kukira akan melewati ku ternyata ingin sebuah minuman dari vending machine juga. Aku memberi jarak supaya dia leluasa menggunakan vending machinenya. "Gak usah menjauh kak," Ucapnya yang membuatku terkejut.

Aku menoleh dan melihat wajahnya ternyata dia lelaki yang aku kenal sejak tiga minggu yang lalu. Secara tidak sengaja, kalau bukan karena dia menabrak bahuku mungkin aku tidak akan mengenali wajahnya dan tidak memperhatikannya. Tapi untuk apa aku perhatikan?.

"Ah iya," Jawabku canggung. Aku kembali menoleh kedepan sesekali melirik lelaki yang disamping kiriku ini. Aku tak lupa dengan minuman cokelat hangatku yang ku minum sesekali. "kak," Panggilnya yang membuat ku menoleh. "Iya?," Jawabku.

"Saya Laode," Ucapnya. Aku bingung menaikkan sebelah alisku sebagai tanda Tanya. Laode? Apanya? Namanya?. "Nama saya kak, Laode." Katanya lagi mungkin karena melihat ekspresi wajahku yang bingung.

Dia menatap ku. Waw, aku memperhatikan tinggi lelaki ini lumayan, lumayan jauh dengan tinggi ku. Heran, kok laki-laki itu kalau bertumbuh, tingginya gak kira-kira. Kebanyakan.

"Ohh iya," Jawabku singkat. Kenapa singkat, karena singkat aja.

"Kalau kakak?" Tanyanya lagi.

"Namaku?" Tanyaku balik. Dia mengangguk pelan.

"Indah," Kataku.

Dia diam dan aku kembali menatap ke depan. Aku yang masih berdiam diri dikoridor kelas 11 ini enggan untuk kembali ke kelas. Aku sadar, sedari tadi lelaki yang bernama Laode ini memperhatikanku. Ayolah, siapa yang tidak akan sadar bila diperhatikan secara terang-terangan seperti ini.

"Kenapa? Ada yang mau ditanyain?" Tanyaku tiba-tiba. Aku menatapnya kembali, mendapati ekspresi wajahnya yang kaget, kalau aku tau dia memperhatikanku. Aku melihat wajahnya, melihat secara detail. Tampan. Pikirku.

Cokelat hangatku sudah habis, dan ku buang gelas styrofoan mini yang kupegang ketempat sampah diarea koridor. Lelaki ini, ah kayaknya aku harus berhenti memanggilnya lelaki karena dia sudah punya nama. Nama yang dia kasih tahu ke aku secara tiba-tiba. Namanya Laode.

Laode ini masih saja diam dan memperhatikan ku. "Bisa geser sedikit gak? Saya mau beli minuman lagi ke vending machinenya." Kataku. Sesuai ucapan ku dia menjauh sedikit.

"kak indah," Panggilnya yang membuat ku merasa aneh. Aneh aja. Setelah ku masukkan uang lima ribu rupiah lagi aku menekan minuman yang sama seperti aku minum tadi. Cokelat hangat.

"Hmm," Aku berdehem sebagai jawaban. "Kak," Panggilnya sekali lagi.

Aku menoleh dan kami berdua melakukan kontak mata. Dia menatapku dan aku menatapnya. "Saya boleh sapa kakak gak? Kalau berpapasan atau ketemu kayak gini lagi," Ucapnya.

Aku kira apa, ternyata sapaan. "Boleh," Jawabku. Dia menunduk dan tersenyum. Apa ini. Kenapa dia tersenyum? Ada sesuatu?. Aku melihat dia masih tersenyum, tersenyum kecil tapi masih bisa terlihat oleh mataku. Tampan, ketampanannya bertambah.

"Kenapa bertanya? Minta izin gitu?" Tanyaku penasaran.

Dia mengangguk dan mengatakan, "Siapa tau, kalau saya kasih sapaan, kak Indah risih atau gak nyaman". Aku menganggukan kepala secara pelan dan membentuk huruf 'o' pada mulutku sebagai jawaban. Sopan yah. Sebagai seorang laki-laki dia cukup sopan. Dan menunjukkan sikapnya secara baik. Hmm, kupikir nilai anak ini bertambah.

"Kalau gitu, saya pamit yah Laode," Kataku sembari mengambil cokelat hangatku.

Dia terdiam, "Mau kemana kak?" Katanya.

Aku tersenyum kecil dan mengatakan, "Yah mau ke kelas lah. Mau kemana lagi."

Dia mengangguk dan bergeser agar aku leluasa melewatinya. "Kalau mau sapa, sapa aja. Gak usah sungkan atau malu-malu," Kataku dan meninggalkan Laode yang berdiam diri disamping vending machine.

Aku menoleh kebelakang dan mendapati Laode tersenyum serta melambaikan tangan kepadaku . Dia tersenyum dengan lebar. Begitu lebar sampai senyumannya tertular kepadaku. Aku pun ikut tersenyum. Tersenyum kecil. Ey aku bukan salah tingkah. Tapi hanya merasa sedikit lucu? Pada adik kelas yang baru saja ku temui ini.

Sembari aku berjalan dan menatap sekelilingku. Ternyata sudah lumayan banyak siswa(i) yang sudah hadir. Apakah aku terlalu lama berada dikoridor kelas 11? Atau terlalu lama berbincang dengan Laode? Hmm, apapun itu pagi hari ini. Mempunyai awal pagi yang baik.

Lelaki yang awalnya hanya ku panggil dengan sebutan Lelaki atau Laki-laki.

Kini dia sudah punya nama.


***

Aku Menunggu Kamu. Karena Tau Kamu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang