CHAPTER 08

6 1 0
                                    

"Hati ini semakin gak kuat"

"APAA!!!," Pekik Nabila nyaring.

"Heh, diam!" Tegurku pada Nabila.

"Kau mau anak kelas tau?" Bisikku pada Nabila. Teriakannya membuat anak kelas menoleh pada kami.

Nabila menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan eskpresi wajah yang dramatis di buat-buat. Dia memicingkan mata yang membuat matanya menjadi sipit.

Iya. Aku baru saja memberitahukan Nabila tentang apa yang terjadi pas jam istirahat tadi.

Gila yah. Aku aja masih bingung. sekarang kelas kami sedang jam kosong, biasa rapat guru.

Nabila tertawa dan mengibaskan rambutnya kebalakang dan mengatakan, "Tuh kaaannn, apa aku kate. Tuh anak mau sama kauuu." Dengan nada yang di buat-buat.

Aku menggeleng tidak percaya, "Buktinya tadi. Dia nepuk pala kau. Heh, mana ada cowok nepuk pala cewek kalau bukan tertarik atau suka lah," Kata Nabila yang ikut-ikutan menepuk kepalaku.

Ha ha.

Kalian pikir, aku bakalan percaya gitu. MAAF YAH. AKU PEREMPUAN YANG HATINYA GAMPANG GEER TAPI AKU KUAT.

Ya allah. Mana Indah yang tenang dan tidak banyak gaya.

"IIIIHHHH temanku dah baper-baperan ama cowok," Kata Nabila yang menggoyangkan badanku. Aku yang menjadi sasaran ini memegang meja dan kursi yang bisa ku jadikan penahan.

"Saya belum baper yah," Elakku mendengus.

Nabila diam tersenyum jahil dan mengibaskan tangannya dengan dramatis.

Dia mendelik dan menopang pipi bagian kiri, "Halah. Boong banget. Keliatan Ndah kalau kau baper," Sahutnya menggoda.

"Udah akuin aja napa sih, nanti di rebut ama cewek lain nangees" Kata Nabila sewot.

"HEH, tarik kembali," Kataku mendelik.

Nabila menatap sinis dan mendecak, "Cuih".

Aku yang mendengar apa yang di ucapkan Nabila melototinya dan Nabila segera berlari dan menghampiri Tana yang mau beranjak dari kelas.

Aku hanya terdiam. Berpikir sekali lagi. memikirkan apa yang di katakan oleh Nabila. Dia benar. Ucapannya yang tadi pagi, bahkan yang baru saja Nabila ucapkan. Membuatku kepikiran.

Perempuan mana yang tidak bisa membaca sikap laki-laki.

Perempuan mana yang tidak akan tertarik bila di hadapkan dengan laki-laki yang tampan seperti itu.

Perempuan mana yang yang tidak akan terbawa perasaan jika di berikan perlakukan yang manis.

Aku menoleh ke jendela. Menatap langit biru hari ini sangat cerah. Bahkan awan putih memenuhinya. Tidak seperti beberapa saat yang lalu.

Ayolah, aku perempuan remaja yang berusia 17 tahun.

Aku. Sudah bisa merasakan pergerakan yang aku dapatkan sebagai penerima.

Aku menutup mataku menikmati cahaya yang di berikan oleh mentari.

Aku harus mengakui.

Kalau aku.

Tertarik kepadanya dan sudah terbawa perasaan...

.

.

.

Triiiinggg—

Suara bel terakhir sekolahku telah berbunyi. Yang menandakan sudah waktunya untuk pulang. Tapi aku, rasanya tak mau beranjak dari kelas ini.

Aku Menunggu Kamu. Karena Tau Kamu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang