CHAPTER 09

5 1 0
                                    

"Makin cantik soalnya."

Aku segera beranjak meninggalkan Tana dan Nabila yang masih saja memberikan pertanyaan. Lebih tepatnya Nabila sih yang cerewet banget. Nabila kalau udah cerewet tuh pasti gak bisa di hentiin.

Tadi pertanyaan Nabila ke aku kayak gini nih :

"Kok bisa sih kau tertarik sama tuh onde-onde,"

Sebel banget Laode di panggil onde-onde padahal udah aku omelin tapi gak mau denger. Sama ada lagi ini.

"Kelasnya dimana sih?"

"Dia masuk ekskul apa? Atau organisasi apa?"

MENEKETEHE, EMANG AKU MAMANYA?.

"Bilang dong, apa yang buat kau baper kek gitu,"

"Saya penasaraaan Indaaaah,"

"Dia banyak omong gak? Cerewet gak?"

"Kira-kira Laode juga baper gak?"

Tuh kan baru bener namanya.

Tapi....eung pertanyaan Tana yang membuatku diam.

Gak tau yah ini pertanyaan, pernyataan atau nasihat sih.

"Indah, saya gak banyak omong sih. Ini hidupmu. Pilihanmu. Jadi kalau mau yah gas aja, kalau dia buat kau sakit hati atau nangis. Biar saya yang samperin dan maju. Karena laki-laki harus berhadapan sama laki-laki kalau dia sudah seperti itu."

Aku tertegun. Merasakan desiran hangat yang membuat hatiku meringan. Tana ini satu-satunya teman cowok yang aku punya. Sudah ku anggap seperti saudara sendiri. Setauku juga dia sudah akrab sama kakakku.

Emang yah, laki-laki kalau akrab cepet banget.

Dan juga kata Tana, "Gak ada yang salah dengan pilihan yang kau ambil selagi gak merugikan siapapun. Kalau kau merasakan signal yang bagus ke tuh dekkel sama seperti magnet yang saling tarik-menarik. Kau harus menariknya cepat sebelum dia pergi."

Aku tersentak mendengar itu. Perasaan hangat ku rasakan kembali setelah dia mengucapkan itu. Dua paragraph yang dia ucapkan. Membuat ku dua kali merasakan desiran hangat dan membuat hatiku bahkan pundakku meringan mendengarnya.

Ah, Nabila juga mengucapkan kata yang membuatku tersenyum samar, "Gas aja Ndah, kalau dia ngejauh atau nolak urusa belakangan. Yang penting hati kita yang nomor satu."

Aku tersenyum kecil. Kan kalau di tolak atau dia ngejauh hati kitakan sakit.

Tapi, memang harus dicoba dulu untuk mendapatkan jawaban dan perlakuan seperti itu.

Jadi, bagi kalian yang sama seperti aku sedang berada di tahap tertarik yang sudah hampir merasakan suka kepada orang itu, aku dukung yah. Heheh. Kita sama-sama berjuang untuk mendapatkan perhatiannya, kalau bisa hatinya juga kita dapatkan.



"INDAAAH TUNGGUUIIIN!!."

"Berisik Bilaa."

"APA SIH, NYAUT MULU!."



Yah, kalian sudah bisa menebak siapa yang berteriak dan yang tidak. Dua orang itu yah kalau gak sewot-sewotan yah akur.

Nabila menggandeng lengan kiri aku. Tana yang berada di sisi kanan aku, sedangkan Nabila sedang berada di sisi kiri aku. Kalau barisannya kayak gini tuh keliatan banget kalau aku pendek. Huhuhuhu.

Aku Menunggu Kamu. Karena Tau Kamu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang