Bab 32

5.8K 397 22
                                    

Happy Reading

-----------------------------------------------------------

Raja tersenyum, dia mengecup pipi Dika.

Dika terkekeh dan sedikit berjinjit karena dia merasa Raja kelihatannya bertumbuh semakin tinggi lagi, dia mengecup dahi Raja, Raja tersenyum.

Dika melambaikan tangannya, dia tersenyum lembut, "Aku pergi dulu Daddy."

Raja hanya menggeleng ringan, "Kamu yakin tidak ingin diantar?"

Dika menggeleng, "Aku hanya ingin berkunjung sebentar."

Raja menganggukkan kepalanya pada Dika, dia berbisik ditelinga Dika, "Okay, baby girls."

Dika hanya tersenyum, kemudian dia melangkah menuju mobil.

Dia menyalakan mesin mobilnya, dan menancapkan gas, mobil sport tersebut melaju dengan kecepatan tinggi.

Raja melihat itu dengan mulut terbuka, bagaimana dia bisa mengemudi mobilnya secepat itu, apakah ini ingin menyaingi auto racing?!

Raja menggeleng tidak berdaya.

Terresia datang dengan tangan dipinggulnya, dia menarik telinga Raja.

Raja hanya mengeluh, "Sakit ma!"

Terresia tidak menghiraukannya, "Ayo, bantu mama masak!"

Raja menggeleng, "Ada tugas ma."

Terresia terkekeh, "Heh ... Kebohongan yang sangat jelas! Besok adalah hari minggu, mengapa kamu harus mengerjakan tugas?! Sudah bolos sekolah, dasar tidak tahu malu, ikut mama!"

Raja menggeleng panik, "Tidak, tidak ..."

Raja hanya ingin menangis, dia tidak pernah takut pada siapapun, kecuali dengan Dika dan orang didepannya.

Ketika dia memasak bersama ibunya, Raja terkenal percikkan karenanya, dia hampir mengalami trauma berat.

Dia mengingat bagaimana perihnya luka percikan minyak, Raja selalu berpikir tidak ada hal yang lebih mengerikan dari terkena minyak panas.

Perih banget bro, cekit-cekit!

Raja menggeleng, "Aku tidak mau! Kamu membuatku terpercik minyak! Itu sangat sakit!"

Terresia, "Mama pikir itu digoreng biar ikut matang bumbunya, yah ... Karena itu mama, perlu bantuan kamu, mama tahu tengah malam kamu selalu membuatkan Dika makanan, trauma tai kucing, ayo sini!"

Raja berteriak marah, "Kenapa Raja yang disuruh masak ma?! Suruh saja madam yang masak!"

Terresia memelototi Raja, "Tua Bangka Adhitama akan kesini!"

Raja menerjapkan punggungnya, "Hah?! Kenapa dia kesini?"

Hari itu ketika dia secara resmi menjadi pewaris keluarga Adhitama, kakek dan nenek liburan ke Australia, kakeknya melakukan itu untuk menenangkan nenek atas kematian ayahnya.

Raja memutar matanya, jadi dia juga masih memiliki kesedihan atas kematian putranya?

"Kamu bertanya pada Mama, mama harus tanya ke siapa? Oh ya ..., katanya si lintah itu ikut."

Raja memiringkan kepalanya, "Lintah? Siapa?"

Terresia memutar mata, dia merasa jijik, "Itu si Rashel."

Terresia tidak menyukai wanita ini, dan saat itu karena keluarga Denandra dan Adhitama dekat, mereka berusaha mendekatkan wanita itu dengan Raja, bahkan ayah wanita itu pernah menyinggung soal pertunangan, saat itu Siregar hampir menyetujuinya, jika bukan karena dia menginjak kakinya hingga bengkak.

[Bxb]Kingdao🔞[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang