⁠ꈍ LTS ꈍ chapter 16

32 12 11
                                    

Membuka mata di pagi yang cerah ini, angin berhembus kencang membuat tubuh terasa segar. Tak lupa Kanaya membantu bunda gita untuk melakukan beberapa tugas rumah. Mumpung hari libur jadi Kanaya bisa membantu seluruh pekerjaan rumah.

"Bundaaa," teriak Kanaya dari lantai atas.

"Iyaaa nak, jangan teriak-teriak ga baik," peringat bunda gita.

"Hehe maaf bun," ucap Kanaya.

Lalu Kanaya bergegas menuju teras rumah, untuk menyirami tanaman yang tersusun rapi di depan rumah mereka.

Kanaya bergegas menanam tumbuhan baru sambil ia bernyanyi.
"Sambala sambala sambalado mulut bergetar lidah bergoyang-"

Belum sempat Kanaya melanjutkan lirik dari lagu tersebut, tiba-tiba saja ada seseorang menangkap basah kelakuan konyol Kanaya.

"Assalamu'alaikum" satu kata mampu membuat kanaya ketar ketir.

"Wa-aliku-msalam," jawab Kanaya yang sedikit grogi.

"Kamu kenapa dihubungi tidak bisa?" tanya ustadz Farhan tak lupa dengan nada khasnya.

"Hah?" Beo Kanaya yang tak mengerti maksud dari pelatih nya itu.

"Mba coba dicek hp nya dulu," ucap Zahra yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Eh iya bentar," jawab Kanaya.

buru buru ia masuk ke dalam rumah langsung mengambil telepon pintarnya.

Saat dibuka ternyata banyak panggilan dari pelatihnya itu dan adiknya juga mengubungi nya berulang kali.

"Maaf beum saya baru bantu bunda, jadi tidak sempat buka hp," jelas Kanaya.

"Oalah udah cocok jadi calon istri nih mba," cetus Zahra yang membuat ustadz Farhan gelagapan dan juga Kanaya sedikit salah tingkah karna dipuji semacam itu oleh Zahra.

"Dek," satu kata berhasil membuat Zahra diam tak dapat berkutik, jika ia terus kan malah akan semakin besar masalah nya.

"Jadi nanti sore bisa ikut ngelatih tidak?" Tanya ustadz Farhan.

"Kenapa harus saya beum kan masih ada lainnya," jawabnya dengan santai.

"Sudah tapi pada ga bisa mba," sahut Zahra.

"Kamu mau tidak?" Tanya nya sekali lagi.

"Waduh beum saya ga bisa, ada urusan," jelas Kanaya.

"Urusan penting?" Tanya ustadz Farhan yang penasaran.

"Kepo," jawabnya dengan nada tak suka.

Ustadz Farhan terkejut dengan jawaban dari Kanaya. Ia sedikit kesal, namun ustadz Farhan tidak memperlihatkan ekspresi wajah kesal.

Zahra yang mendengar pertanyaan dari kakaknya yang dijawab satu kata yang membuat mimik wajah ustadz Farhan berbeda pun ditertawakan oleh Zahra yang merasa gemas dengan kedua insan tersebut.

"Andai mba takdir mempertemukan kalian berdua pasti aku ikut bahagia," batin Zahra.

"Saya pamit, assalamu'alaikum," ucap ustadz Farhan lalu bergegas pergi menjauh dari Kanaya dan juga adiknya sendiri.

"Walaikumsalam," jawab Kanaya.

"Kalau gitu baru mode ngambek mba," ucap Zahra.

"Emang bisa ngambek?" Tanya Kanaya dengan wajah polosnya.

"Bisa lah mba," ungkap Zahra yang merasa lucu dengan wajah Kanaya yang begitu cantik.

"Dek kalau ga mau pulang mas tinggal," teriak ustadz Farhan dari dalam mobil.

LOVE TRIANGLE STORY  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang