...•• happy reading ••...
Pagi yang cerah, matahari mulai muncul dengan malu-malu menyinari kota soul, Doyoung terbangun dari tidurnya dikarenakan cahaya masuk melalui jendela kamarnya, membuka mata melihat dengan seksama sambil tersenyum hangat menghadapi dunia pagi ini.
Semua keluarga Kim telah melakukan acara sarapan pagi. Doyoung yang baru saja turun dari atas langsung berhenti ketika suara milik Hyunsuk menghentikannya.
"Tidak sarapan?"tanya Hyunsuk.
Doyoung terdiam, lalu dia menatap datar ke arah meja makan. Dimana disana terlihat jelas raut wajah saudara-saudaranya tidak suka melihat dirinya.
"tidak, Hyung"jawabnya dengan nada datar dan lalu pergi berjalan menuju pintu utama.
Dalam dua hari ini Doyoung sangat jarang mendapatkan kekerasan dari saudara-saudaranya, dia mengira bahwa mereka semua sudah memaafkan dirinya ternyata itu hanya ilusi sahaja.
Doyoung di perlakukan sedikit baik, karena alasan tidak mau membuat dokter Suga merasa curiga dengan perlakuan mereka kepada Doyoung.
Dia seharusnya mengerti jalan pikir saudara-saudaranya, bagimana mungkin mereka memaafkan nya secepat itu.
Sungguh miris.
Dimana Dr.Suga datang setalah jadwal di rumah sakit selesai untuk ke rumah Doyoung, dengan alasan mencek keadaan Doyoung.
Doyoung mengetahui itu, waktu dia tidak sengaja ingin makan malam tapi dia urungkan ketika mendengar Jihoon dan Hyunsuk bicara didalam kamar Jihoon, dia berhenti dan mendengar kannya.
"Jangan terlalu gegabah, sepertinya Dokter Suga telah memperhatikan keadaan Doyoung, dan mata-matain kita"ucap Jihoon.
Mendengar itu, Doyoung hanya bisa terdiam melamun. Kenapa para hyungnya selalu saja berusaha melukai hatinya. Mereka berbuat baik hanya karena tidak mau membuat orang lain curiga akan tindakan mereka selama ini?. Huhhff sungguh menyedihkan.
Di dalam perjalanan Doyoung hanya berjalan dengan santai menuju kesekolah, Berjalan santai hingga sebuah mobil menghalangi jalannya didepan. Dia berhenti sejenak mengamati mobil tersebut.
Doyoung mengerut keningnya, lalu turunlah dua orang dari dalam mobil itu.
"Annyeong, Doyoung"sapa Sohee.
Sohee turun dengan gaya nya, mendekati Doyoung yang terlihat tidak menghiraukan dirinya, Doyoung kembali berjalan melewati Sohee dan juga Seunghan yang sedang menatapnya kesal.
Sohee mencegah tangan Doyoung lalu berkata, "mau bersama?"tanya Sohee.
Doyoung menatap kedua mata Sohee, mencari sesuatu disana. Dia tidak mau di tipu lagi, dia terlalu bodoh untuk percaya kepada mereka berdua.
Lagi-lagi Doyoung tidak menjawab, justru mencoba untuk melepaskan tangannya.
Seunghan memegang bahu milik Doyoung mencoba menahan Doyoung agar tidak pergi, dia menatap Doyoung dengan tatapan sulit di artikan bagi Doyoung, dia hanya ingin kedua orang ini sehari saja tidak menganggu hidupnya.
Seunghan tersenyum kearahnya. Membuat dirinya bingung, senyuman apa itu?.
"ayo, berangkat bersama"ajak Seunghan.
Ajakan itu membuat Doyoung bimbang.
Doyoung hanya tidak mau berurusan dengan mereka pagi ini saja, biarkan dia pergi sendiri ke sekolah dengan tenang."Tidak usah, aku bisa berangkat sendiri"jawab Doyoung lalu berjalan melewati Seunghan.
Yang di lewatkan pun hanya bisa menatap Doyoung dengan kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Doy
Roman pour Adolescents[AYO MAMPIR] Menceritakan sosok seorang anak laki-laki yang berusaha mendapatkan kata maaf, dan juga kasih sayang kembali dari para saudaranya. Menunggu waktu yang lama, dimana dia harus bisa membuat saudara-saudaranya menyayangi dia kembali, lelah...