chapter 01

124 59 62
                                    

Double V

"Nikmati hidupmu dengan hobby bukan dengan sakit hati"
-Sevanya Oqueenza

Disebuah sekolah yang terletak di kota jakarta selatan tepatnya di sma Gramentaf,di jam istirahat duduk seorang gadis dibangku taman belakang sekolah dengan buku novel yang sedang ia baca,yang dirasakannya sekarang
adalah perasaan yang tenang sebab memang jarang ada orang yang mampir ketaman saat jam istirahat seperti ini,lebih banyak orang yang menghabiskan waktu untuk makan dikantin diarea lantai dua.

Hal inilah yang membuat gadis itu betah berlama-lama ditempat itu,sampai suara yang terdengar sangat memekakan telinga mengusik ketenangannya.

Gadis itu menoleh ke asal suara tepatnya dibelakangnya dan mendapati dua temannya yang sedang berjalan kearahnya.

Terlihat satu diantaranya menangis dengan hidung yang sudah memerah dan mata yang bengkak,keduanya pun ikut duduk dibangku sebelah gadis yang tadinya membaca novel.

sang gadis pun menoleh ke salah satunya yang tidak menangis dan mengangkat alisnya seolah bertanya "tuh curut kenapa?"

yang ditanya pun menghela napas pelan "nih anak baru putus gara-gara cowoknya ketahuan chat cewek lain"
jelasnya kepada gadis yang diketahui bernama Sevanya Oqueenza itu.

Vanya pun manggut-mangut mengerti
"emang kronologinya gimana?"
tanya Vanya kepada temannya yang sedang menangis dan diketahui bernama Karasya Zahiya itu,yang ditanya pun mulai menceritakan asal mula tangisan membahananya itu muncul.

"ja-jadi,gue putus sa-sama Revan hiks karena huaaaa..."
Kara kembali menangis dan tentu saja itu membuat Vanya dan teman satunya yang bernama
Meisya Amoura reflek menutup telinga mereka.

"setan,kuping gue bisa copot ini gara-gara denger suara lo anjir!"
ucap Meisya ngegas tidak ada santai-santainya.

Vanya yang mendengarnya pun sontak mendelikkan matanya tajam kearah Meisya yang sekarang sudah meringis sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"udah napa nangisnya karaaa..apa perlu gue samperin tuh cowok yang udah bikin curut gue nangis parah kek gini,itu siapa namanya papan eh Revan ya aduh bener-bener dah tuh cowok berengsek banget anjir!"
ujar Vanya dengan panjang lebar dan tak lupa suaranya yang terdengar sangat geram itu.

Setelah berbicara dengan kalimat yang sangat panjang itu,Vanya segera bangkit dari duduknya dan langsung melangkahkan kakinya kearah kelas Revan yang sudah menjadi penyebab temannya menangis.

Enak saja membuat Kara menangis,Vanya tentunya tidak terima temannya diperlakukan seperti itu oleh cowok bajingan seperti Revan Alteza.

Kini dirinya sudah di koridor kelas 11 ips 3 yaitu kelas Revan berada.

pas sekali sekarang ia melihat Revan tengah duduk dibangku depan kelasnya dengan mata yang terpejam namun sepertinya ia tidak tidur.

Vanya menghampiri Revan dengan cepat dan saat sudah berada tepat didepannya ia mulai melancarkan aksinya.

"misi,tangan gue gatel buat nampar orang" ucap Vanya sopan namun terdengar sangat menusuk.

plak!

Revan reflek membuka matanya karna merasa panas dibagian pipi kanannya.Ia bangkit dari duduknya dan menatap nyalang kearah Vanya yang sekarang bukannya takut ditatap seperti itu melainkan merasa tertantang dengan lawannya.

"maksud lo apa nampar gue tiba-tiba ha?!"

Vanya tersenyum miring mendengarnya "itu karna lo udah bikin temen gue sakit hati!"

Double VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang