Mimpi dibalik Realita

6 2 1
                                    

Anna adalah seorang siswa SMA yang cerdas dan penuh semangat. Dia dikenal sebagai siswa yang selalu ceria, memiliki banyak teman, dan selalu mendapatkan nilai bagus di setiap mata pelajaran. Namun, belakangan ini, Anna merasa ada yang aneh dalam hidupnya.

Suatu hari setelah pulang sekolah, Anna berjalan menuju rumah sambil mendengarkan musik. Di tengah perjalanan, dia mendengar suara yang berbisik di telinganya.

“Anna...”

Anna menoleh ke sekelilingnya, tetapi tidak ada siapa pun. Dia menggelengkan kepala, mencoba mengabaikan suara itu, dan melanjutkan perjalanannya.

Setibanya di rumah, Anna langsung masuk ke kamarnya dan menghempaskan diri ke tempat tidur. Dia memejamkan mata dan berharap bisa tidur nyenyak. Namun, malam itu, mimpinya sangat aneh.

Dalam mimpinya, Anna berada di sebuah tempat asing yang gelap dan menyeramkan. Dia melihat bayangan bergerak di sudut-sudut gelap ruangan itu. Suara-suara berbisik di sekelilingnya, membuatnya merasa cemas dan takut.

“Siapa di sana?” Anna bertanya dengan suara gemetar.

Bayangan-bayangan itu semakin mendekat, tetapi tidak ada jawaban. Anna terbangun dengan napas tersengal-sengal dan keringat dingin di dahinya.

“Ini hanya mimpi,” katanya kepada dirinya sendiri, mencoba menenangkan diri.

***

Hari-hari berikutnya, Anna mulai mengalami hal-hal aneh yang lebih sering. Dia melihat bayangan yang tidak ada, mendengar suara-suara yang berbisik, dan merasa selalu diawasi. Teman-temannya mulai menyadari perubahan pada Anna.

“Anna, kamu baik-baik saja?” tanya Mia, sahabatnya, saat mereka makan siang di kantin.

“Ya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah,” jawab Anna dengan senyum yang dipaksakan.

Namun, Mia tidak yakin. “Kamu bisa cerita ke aku kalau ada apa-apa, tahu?”

Anna hanya mengangguk, tidak ingin membuat Mia khawatir.

Malam itu, Anna kembali bermimpi. Kali ini, mimpinya lebih jelas dan nyata. Dia berada di ruangan yang sama, tetapi kali ini ada seseorang di sana. Seorang wanita dengan wajah lembut dan senyum yang menenangkan.

“Anna, kamu harus mendengarkan apa yang akan kukatakan,” kata wanita itu.

“Siapa kamu?” tanya Anna, bingung.

“Aku adalah bagian dari dirimu yang mencoba memberitahumu sesuatu,” jawab wanita itu.

“Kamu tidak sehat, Anna. Kamu harus mencari bantuan.”

Anna terbangun dengan perasaan campur aduk. Mimpinya terasa sangat nyata, dan kata-kata wanita itu terus terngiang di kepalanya. Namun, Anna masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Keesokan harinya, Anna mencoba fokus pada pelajaran di sekolah, tetapi suara-suara di kepalanya semakin mengganggu. Saat jam pelajaran matematika, dia mendengar suara yang sangat jelas.

“Kamu tidak bisa mempercayai mereka, Anna. Mereka akan mengkhianatimu.”

Anna menutup telinganya dan menunduk, mencoba mengabaikan suara itu. Gurunya, Pak Hadi, melihat Anna dan menghampirinya.

“Anna, apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan khawatir.

Anna mengangguk, tetapi air matanya mulai mengalir.

“Saya... saya hanya butuh udara segar,” katanya sambil berlari keluar dari kelas.

Mia mengikuti Anna keluar dan menemukannya duduk di bangku taman sekolah, menangis.

“Anna, ada apa sebenarnya? Kamu bisa cerita ke aku,” kata Mia dengan lembut.

“Aku tidak tahu, Mia. Aku mendengar suara-suara, melihat bayangan, dan mimpi-mimpi yang aneh. Aku merasa seperti kehilangan kendali atas pikiranku,” kata Anna sambil terisak.

Mia memeluk Anna erat. “Kamu tidak sendirian. Kita akan mencari tahu apa yang terjadi dan mendapatkan bantuan yang kamu butuhkan.”

Mia dan Anna memutuskan untuk mengunjungi konselor sekolah, Bu Rina. Setelah mendengar cerita Anna, Bu Rina menyarankan agar Anna berkonsultasi dengan seorang psikolog.

“Ini mungkin lebih serius daripada yang kita pikirkan, Anna. Aku akan mengatur janji dengan psikolog yang bisa membantu,” kata Bu Rina.

***

Beberapa hari kemudian, Anna bertemu dengan Dr. Laila, seorang psikolog yang ramah dan berpengalaman. Setelah beberapa sesi, Dr. Laila menjelaskan diagnosisnya.

“Anna, berdasarkan gejala yang kamu ceritakan, kemungkinan besar kamu menderita schizophrenia,” kata Dr. Laila dengan hati-hati.

Anna terdiam sejenak. “Schizophrenia? Apa itu?”

“Schizophrenia adalah gangguan mental yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Halusinasi dan delusi adalah gejala umum. Tapi jangan khawatir, dengan terapi dan dukungan yang tepat, kamu bisa mengelola kondisimu dan menjalani hidup dengan baik,” jelas Dr. Laila.

Anna merasa lega meski masih bingung. Setidaknya sekarang dia tahu apa yang terjadi padanya. Dengan dukungan dari Mia dan teman-temannya, serta bimbingan dari Dr. Laila, Anna mulai menjalani terapi dan perlahan-lahan belajar mengelola kondisinya.

***

Suatu malam, Anna kembali bermimpi. Kali ini, wanita dalam mimpinya tersenyum hangat padanya.

“Kamu sudah menemukan jawabannya, Anna. Ingatlah, kamu tidak sendirian. Teruslah berjuang, dan kamu akan baik-baik saja,” kata wanita itu.

Anna terbangun dengan perasaan tenang. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dengan dukungan dari orang-orang terdekatnya, dia siap untuk menghadapi semuanya.

ONE SHOT : Whispers Of TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang