Butterfly

3 1 1
                                    


Fely adalah sosok yang tidak bisa dilupakan oleh siapa pun yang mengenalnya. Wajahnya selalu dihiasi senyuman ceria, dan kepribadiannya yang humoris membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman. Namun, aku tahu ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyum lebarnya itu. Meskipun selalu menjadi pusat perhatian, Fely sering merasa insecure. Tubuhnya yang sedikit berisi membuatnya ragu, seolah-olah kebahagiaan orang lain tentang dirinya tak cukup untuk menghilangkan ketidakpuasan yang ia rasakan terhadap dirinya sendiri.

Namun, hari itu,






Saat kami sedang berkumpul di kelas, berbicara seperti biasa, ketika tiba-tiba cahaya lembut mulai bersinar dari tubuh Fely.

Aku melihatnya terdiam sejenak, kedua matanya tertutup seperti sedang meresapi sesuatu. Cahaya itu perlahan semakin kuat, merambat dari ujung rambutnya hingga kaki, membuat seluruh tubuhnya bersinar seperti permata di bawah sinar matahari. Kami semua tertegun, tidak ada yang berani berkata-kata.

Lalu, sesuatu yang lebih menakjubkan terjadi, sepasang sayap mulai tumbuh dari punggungnya, sayap yang menyerupai kupu-kupu.

Aku ternganga, begitu pula teman-temanku yang lain. Tubuhnya yang semula biasa saja kini telah berubah, kulitnya berkilau dan matanya bersinar lebih terang dari sebelumnya.



Fely...



dia kini tampak seperti peri cahaya, wujud yang begitu indah dan memukau, seperti keluaran dari dongeng yang tak pernah kuduga akan kulihat dengan mata kepalaku sendiri.

Fely tersenyum. Bukan senyuman biasa, tapi senyum yang manis, lembut, penuh dengan kebahagiaan yang murni. Senyuman itu melebihi manisnya madu, membuat dadaku sesak dalam keharuan.

Dia mengangkat wajahnya sedikit, lalu mulai melayang. Sayap kupu-kupunya mengepak lembut, membawanya terbang lebih tinggi, perlahan menjauh dari pandangan kami. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, hanya senyum itu yang tersisa sebagai pengingat bahwa dia bahagia.




Benar-benar bahagia.





Aku tidak tahu apa yang dirasakan teman-teman yang lain saat itu, mungkin mereka masih terkejut atau bingung. Tapi aku, aku merasakan begitu banyak perasaan yang bercampur aduk dalam dadaku. Ada rasa senang melihat Fely akhirnya bersinar, terharu karena dia terlihat begitu bebas dan damai. Aku berterima kasih karena telah mengenalnya, telah berbagi tawa dan momen indah bersamanya. Namun, ada pula rasa sedih—dan sedikit kecewa—karena dia terbang pergi, menjauh, dan mungkin tak akan kembali.

Ketika cahaya tubuhnya semakin redup, dan akhirnya dia hilang dari pandangan kami, hanya ada hening. Tak ada yang tahu apa yang baru saja terjadi.

Apakah Fely akan kembali?
Apakah dia telah berubah selamanya?

Aku hanya bisa menatap langit yang kosong, berpikir tentang segala hal yang telah kami lewati bersama. Mungkin ini adalah caranya untuk akhirnya bebas dari rasa insecure yang selama ini mengikatnya. Mungkin, Fely telah menemukan jati dirinya—versi dirinya yang lebih percaya diri, lebih bahagia, lebih damai.

Aku tersenyum kecil, meski mataku sedikit berair. Fely, meski kamu telah terbang pergi, aku tahu kamu akan selalu bersinar di dalam ingatanku. Terima kasih atas semua kenangan indah yang telah kita ciptakan.

Selamat terbang, Fely. Kini, kamu telah menjadi cahaya yang tak akan pernah padam.














🦋🦋🦋

A/N
Bestie aku request minta di buatin cerita, terus yang bisa aku bayangin itu alurnya cuma kaya gini.

Maaf kan aku ya bestie, harusnya jangann yang kaya gini(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE SHOT : Whispers Of TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang