fourteen

303 43 5
                                    


I'm back mwehehe, gk papa deh di part sebelumnya gk sampe 50 vote, cukup semangatin aja tpi kalau mau vote jga gk papa. Okk selamat membaca all









Pulang sekolah Zen mengajak Marsha untuk bicara sebentar di taman belakang

"Shaa aku mau tanya sama kamu tapi tolong kamu jawab jujur ya?" Ucap Zen

"Ya, bilang aja kazen, tapi jangan lama ya aku mau pergi sama kak Ashel" ucap Marsha malas

Zen yang mendengar nama Ashel menghembuskan nafasnya lelah. "Sha sebenernya kenapa akhir akhir ini kamu jauhin aku? Aku ada salah ya sama kamu atau ada perlakuan aku yg bikin kamu gak nyaman?" Tanya Zen

"Gak kok perasaan kazen aja mungkin, kazen juga gak ada salah sama aku, bukannya kita baik-baik aja ya kazen, terus kenapa kazen tanya gitu?"

"Marsha liat kazen" Zen menyuruh Marsha menghadapnya dan Marsha pun menurutinya

"Tudep aja kazen aku gk punya banyak waktu" Kesal Marsha

"Kamu ada hubungan sama Ashel shaa?" Tanya Zen dengan wajah serius

"Maksud kazen apa? Kenapa tiba-tiba bilang gitu" ucap Marsha seakan akan tidak tau padahal ia yg sudah merencanakan semuanya

"Marsha jujur sama aku, iya kan? Kamu punya hubungan sama Ashel di belakang aku kan Sha" Marsha terdiam sebentar memikirkan jawaban yg akan diberinya untuk Zen

"Enggak kazen, aku gk punya hubungan apa apa sama kak Ashel kamu hanya teman gk lebih"

"Bohong"

"Aku gak bohong kak" bela Marsha

"MARSHA LO PIKIR GUA BODOH HA? GUA LIAT LO SAMA ASHEL PAS DI PERPUS TADI PAGI SHAA" Zen berdiri dari duduknya dan menatap marah ke arah Marsha

"YA TERUS KENAPA SIH KAK?"

"Lo punya hubungan kan sama Ashel" tekan Zen

"Aku suka sama kak Ashel, kazen" ucap Marsha dengan pelan

Zen tersenyum kecut mendengar jawaban dari Marsha. "Gitu ya Sha, gua kira lo bener bener suka sama gua sha tapi ternyata..."

"Kazen, gue emang suka sama lo tapi sukanya gue ke lo itu cuman sebatas mengagumi dan.. bukan bener bener cinta"

"Udah gua duga shaa, gua emang gak pernah beruntung soal cinta" lirih Zen

"Kazen sorry" Marsha meneteskan air matanya

Zen yang melihat Marsha menangis segera membawanya kedalam pelukannya. "It's oke Marsha, gua ngerti kok"

"Kazen maaf... Gue minta maaf udah mainin perasaan lo"

"Iya shaa, udah jangan nangis lagi gua paham kok, sekarang kejar Ashel ya? Raih kebahagiaan lo, kita akhirin aja ya shaa, Lo kejar Ashel dan gua bakal berusaha lupain lo, Lo gk perlu khawatir kapanpun lo butuh tempat cerita lo boleh cerita ke gua shaa dan kalau lo butuh sesuatu bisa minta tolong ke gua , gua bakal bantu sebisa mungkin shaa" ucap Zen

"Tapi... Gue gak bisa tanpa kazen, gue egois ya kak? Gue sukanya kak Ashel tapi gue juga gak bisa tanpa lo kazen"

"Marsha look at me, gua gak bakal jauh dari lo kita akhirin hubungan kita tapi lo bakal jadi adek gua gimana? Dengan gitu gua ataupun lo gak bakal kehilangan satu sama lain"

"Beneran kak?" Tanya Marsha

"Iya bener"

Marsha tersenyum manis dan memeluk Zen sekali lagi. "Makasi ya kazen, sekarang kazen adalah abang aku"

"Ur walcome adeknya bang Zen"

"Aku panggilnya bang Zen nih???" Ledek Marsha

"Iyalah dek"

"Dih dek dek apaan"

"Berisik bocil, dah sana katanya mau jalan sama Ashel"

"Oh iya hehe yaudah bang aku pamit yaa"

"Iyaa hati hati dek"

"Okee bang Zen"

"WOYY DEK JANGAN LUPA OLEH OLEHNYA DEKK, ANTER KERUMAH GUA YA"

"SIAPP BANG, NANTI KALAU GAK LUPA GUE BAWAIN DAH"

Setelahnya Marsha berjalan menjauh dari pandangan Zen dna segera berlari ke parkiran untuk menghampiri Ashel yang mungkin sudah menunggunya lama








Vote ya, gak maksa cuma maksa hehee

K,A,M,ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang