twenty two

227 31 4
                                    



Kendaraan dengan roda dua itu melaju sangat kencang bagaikan debu yang terbawa oleh angin. Kendaraan itu melaju membelah jalanan yang sepi pengendara. Raga sang pemilik motor yang melaju kencang itu sangat menyedihkan matanya yang sembab karna terus menangis, badannya yang mulai menggigil karna habis diguyur hujan, bibirnya mulai membiru disertai wajah yang pucat pasi. Raga itu sangatlah menyedihkan membuat siapapun yang melihatnya langsung kasihan.
Saat sedang mengelap air matanya tiba-tiba secercah cahaya mulai menyinari dirinya, semakin dekat dengan cahaya tersebut raga itu semakin tersenyum seakan-akan tau apa yang selanjutnya akan terjadi.

Brak

••••••••••••



Di bawah sinar bulan purnama. Raga nya duduk seorang diri tanpa ada raga lain yang menemaninya. Dia kesakitan tanpa ada jiwa yang menolongnya. Dia kesepian tanpa ada jiwa yang menemaninya. Dia ketakutan tanpa ada raga yang memeluknya. Raga nya memang masih utuh tapi jiwa sudah mati. Jiwa yang sudah mati namun dipaksa untuk tetep hidup.

Kaki itu berlutut pada liang lahat. Dirinya sudah tak kuasa membendung air matanya, perlahan air matanya mulai mengalir. Kali ini dia terlihat sangat memprihatinkan. Dilihat dari penampilannya juga pikirannya yang sangat banyak.

Tubuhnya basah dan tercium bau anyir darah yang sangat menyeruak masuk ke hidung siapapun yang berada di dekatnya. Malang sekali nasibnya.


"Hai machaa kesayangannya akuu"

"Kak? Itu kamu? Kamu ngapain di sana kak" tanya Marsha saat melihat Ashel yang tengah terduduk di tepi pantai

"Aku pengen kamu bahagia bersama pilihanmu chaa"

"Maksudnya apasih kak"

"Chaa kamu udah sama Adel kan? Bahagia terus yaa, janji sama aku kalau kamu harus bahagia ada atau tidak adanya aku di hidup kamu"

"Kak ngomong apasih kamu jangan ngelantur deh ngomongnya"

Ashel mendekati Marsha lalu memeluknya
"Aku sayang banget sama kamu chaa, makasih udah hadir di kehidupan aku" bisik Ashel pada Marsha. Marsha semakin bingung dengan apa yang terjadi, tiba-tiba hidungnya mencium bau aneh dan saat melihat ke Ashel dia terkejut melihat wajah Ashel yang di penuhi oleh darah serta bau nya yang sangat kuat.

"AAAAAA BUNDAA KAK ACEELL BUN"

Marsha terbangun dari tidurnya, apa tadi itu?? Apakah tadi hanya mimpi semata? Tapi kenapa terasa sangat nyata? Apa yang sebenernya terjadi dengan Ashel?.

"Heh Marsha kamu kenapasih pagi-pagi udah teriak gitu" tanya bundanya Marsha sambil berlari kencang ke kamar Marsha

"Hehe gak papa Bun tadi cuma mimpi dikejar anjing doangg ehehe" cengir Marsha

"Hadehh kamu ini ya bikin jantungan aja, yaudah sana cepet mandi terus kebawah kita makan sama-sama"

"Siapp bundaa"

Setelah bundanya pergi Marsha memikirkan tentang mimpinya yang tadi. Kenapa rasanya sangat nyata? Ah, Marsha tidak mau ambil pusing lalu dirinya segera mandi.
Setelah mandi marsha ingin turun kebawah tapi dirinya menyempatkan untuk melihat handphone nya sebentar, saat melihatnya betapa terkejutnya dia ketika banyak sekali panggilan tak terjawab dari indah maupun kathrin. Marsha membuka chat yang berasal dari indah seketika jantungnya seakan berhenti berdetak saat membaca pesan dari indah yang bertuliskan 'shaa Ashel kecelakaan'.
Pikirannya tidak terkendali air matanya mulai mengalir deras dia ingin segera ke rumah sakit untuk menemui Ashel.

K,A,M,ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang