~•°•°•~
Happy reading
....
Disinilah Ara sekarang, dia dalam ruangan yang memang khusus untuknya. Sepertinya sekarang juga ia akan bolos, persetan dengan pelajaran, ia hanya ingin mengistirahatkan hati serta pikirannya disini, ditempat ini, ditempat ia biasa nongkrong bersama sahabatnya.
Tapi kali ini, sepertinya dia sendiri dulu.
Dia hanya ingin sendiri sekarang, benar-benar sendiri.
Merenungi perkataan Chika yang terlontarkan untuknya.
Memikirkan semuanya, membuat dirinya tak bisa menahan sesak, dadanya menggerutu bagaikan langit yang mendung disertai dengan guntur yang bergemuruh menahan air yang akan siap jatuh ke bumi.
Huhh
Satu helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya.
Ia mendudukkan dirinya, menyandarkan punggungnya di sandaran kasur.
Mencoba mengalihkan sesaknya dengan berdiri mengambil alcohol di lemari pendingin dalam ruangan tersebut, setelahnya kembali mendudukkan dirinya dan bersandar.
Menuangkan sedikit demi sedikit air tersebut kedalam gelas kecil khusus minuman itu.
Sedikit demi sedikit air itu masuk melewati kerongkongannya, memberikan sensasi panas serta perih dan pahit. Setelah beberapa teguk, kegiatannya harus terpaksa berhenti karena dirinya mendengar ketukan pintu dari luar ruangannya, ketukan pintu yang membuat ia harus mengalihkan pandangannya dari gelas yang digenggamnya tersebut ke arah asal bunyi itu.
Sesaat ketukan pintu itu tak terdengar lagi. Tetapi beberapa saat, ketukan itu mulai terdengar lagi dan lagi. Yang membuat ia harus berdiri dan menghampiri orang yang sedang mengganggu waktu santainya itu.
Saat tiba didepan pintu, ketukan itu tak terdengar bahkan seperti tak ada orang diluar.
Ia mengurungkan niatnya, berbalik badan untuk kembali merenung.
Tapi lagi dan lagi ketukan itu terdengar bahkan semakin keras. Itu membuatnya kesal, ia berjalan kearah pintu. Tanpa aba-aba ia langsung membukanya.
Brughh
Terjatuh, dirinya terjatuh kebelakang. Badannya terasa berat, ia mendongakkan kepalanya kedepan dadanya, mengerjap beberapa kali hingga dapat melihat siapa yang mengganggunya sedari tadi.
Chika?
Buat apa dirinya disini?
Bukankah dia membencinya? Tapi kenapa dia malah ada disini? Padahal ruangan ini ada di belakang gedung sekolah. Tapi, kenapa dia bisa sampai disini.
Benar-benar aneh.
"Lo apa-apaan sih, buka pintu ga pake aba-aba dulu, jatoh kan gue" ucapnya, berdiri merapikan pakaian yang sedikit berantakan akibat terjatuh tadi tapi syukur dia tak kenapa-napa, karena dirinya di peluk kukuh oleh Ara, sehingga yang terluka hanya dia bukan dirinya.
"Aduh Chik, kamu kenapa, kenapa kesini?" Tanyanya, berdiri menghadap kearah Chika yang memasang wajah kesal.
"Suka-suka gue lah, emang Lo siapa" ucapnya dengan nada tak bersahabat sama sekali.
Baiklah dia salah lagi.
"Aku cuman nanya loh padahal, tapi gajadi deh, mending kamu balik kekelas sana, nanti dicariin sama Badrun, kasian pacar kamu" ucapnya berkata tanpa melirik Chika sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm expecting you [BELUM DI REVISI]
Fanfiction"Pada akhirnya kita kembali pada dunia kita sendiri, saling berpindah kelain hati, saling mencoba jatuh cinta kembali, tapi bedanya kamu berhasil dan aku gagal mencintai orang lagi." Konten ini mungkin akan mengandung adegan dewasa so buat yang boci...