ELGARD DECLAN GENTALA tak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan cinta pertamanya 7 tahun lalu, dengan keadaan dan status yang tidak lagi sama. Elgard membencinya. Elgard menaruh dendam padanya. Elgard menganggapnya tak ubahnya wanita simpanan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dari informasi yang saya dapatkan, banyak skandal yang sudah dilakukan Aldo, Bos. 2 tahun lalu perusahaan keluarganya juga kalah tender dari anda."
"Perusahaannya?" Elgard mencoba mengingat-ingat. Apa benar ia pernah bersaing dengan perusahaan Aldo? Tapi kapan? Ia benar-benar tidak ingat.
"One I group, kalah tender dari perusahaan anda 2 tahun lalu, anda lupa?"
Ah, pantas saja saat berpapasan dengan Aldo ketika di kafe kala itu, Aldo sangat mengenalnya dan Elgard juga merasa seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya, ternyata adalah karena ini.
"2 tahun lalu juga Aldo menghamili seorang gadis tapi dia tidak mau bertanggung jawab sampai akhirnya gadis itu melaporkannya kepada pihak berwajib."
"Kemudian sidang secara tertutup pun dilangsungkan."
"Pada akhirnya, kedua pihak memilih jalan damai."
"Tak lama setelah itu si gadis mengalami kecelakaan dan meninggal di TKP. Setelah di selidiki ini memang murni kecelakaan tunggal karena gadis itu menyetir dalam keadaan mabuk."
"Kamu yakin ini tidak ada sangkut pautnya dengan Aldo?"
"Banyak pihak yang mengira seperti itu tapi ini murni kecelakaan tunggal."
Kemudian Elgard juga mendengar Dandi menceritakan skandal-skandal Aldo lainnya yang ternyata lebih parah dari yang ia kira. Pantas saja ia merasa tidak srek saat melihat Aldo.
"Dia kuliah di Inggris dan disana dia terkenal sebagai seorang playboy."
Tunggu! Ini artinya Dinda dalam bahaya. Tadi saat mengantar Dilan pulang, Hera bilang Dinda sedang tidak di rumah karena pergi dengan seorang teman. Apa teman yang dimaksud itu Aldo?
Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi dari Dandi, tanpa pikir panjang Elgard tancap gas ke kediaman Hera. Entah kenapa hatinya mendadak tak tenang.
***
Dan apa yang Elgard khawatirkan pun benar adanya. Dinda pergi bersama Aldo. Elgard bahkan membawa serta Hera untuk menemaninya mencari Dinda.
"Ishh, tetap enggak bisa di telepon." Hera berdecak sebal.
Sambil fokus mengemudi, dari AirPods yang terpasang di telinga, Elgard menghubungi orang-orang kepercayaannya termasuk Dandi untuk melacak keberadaan Dinda.
"El, kamu yakin Aldo sejahat itu? Bisa saja kan Aldo—"
"Lebih baik mencegah dari pada mengobati, Hera," sela Elgard, "Aku cuma ingin memastikan Dinda baik-baik saja terlebih Dinda pergi dengan laki-laki penuh skandal. Bisa saja Dinda dalam bahaya dan menjadi korban selanjutnya."
Benar! Mengingat betapa polos dan baiknya Dinda pada orang lain, bisa saja orang lain itu justru memanfaatkan kebaikan Dinda.
Hera mengangguk mengerti. Ia bisa melihat kekhawatiran itu terpancar dari sorot mata Elgard.