asramanya udah penuh [tubatu×ssera] [✔️END]

Cewek lantai bawah

Anyeong uri 모아
gimana hari nya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Driit driit

"WOI, TAI, ANGKAT TELEPON LO, ANJING! BERISIK!" Bagas udah sebel banget, dari tadi HP-nya Tama bunyi terus, ganggu dia sama Satria yang lagi asik main game.

"Woi Tam, angkat dulu, siapa tau penting" Satria juga ikutan ngingetin Tama.

"Iya iya, elah, sabar" Tama jawab sambil ngambil HP-nya.

"Halo?"

"...."

"Kakak di mana?"

"...."

"Udah depan?"

"...."

"Oke gue keluar"

"Sapa, Tam?" tanya Bagas, tanpa ngeliat, matanya masih nempel di layar HP.

"Kepo lo, anying" jawab Tama sambil ketawa.

"Dih, mulut lo kasar banget, istighfar lo" Bagas ngelirik sambil cemberut.

"Bacot, Kirsten gue" jawab Tama santai.

"WOI, ANJING, BERITA PENTING, WOI!" teriak Yoga sambil lari ke kamar Bagas sama Tama, narik rambut Kai yang udah agak panjang.

"HEH, ANAK ORANG!" Satria panik ngeliat Yoga tiba-tiba nyelonong masuk sambil narik rambut Kai.

Tama yang mau pake sandal malah ditarik bajunya sama Yoga.

"Heh, masuk dulu ada berita penting" Yoga bilang sambil dorong mereka masuk.

.
.

Posisi mereka sekarang kayak orang lagi ritual, di tengah-tengah meja ada senter punya Bagas.

"Oke, fix, si Satria jadi babinya" Bagas ngomong sambil senyum lebar.

Bugh!

"Bagas tolol, mana ada ngepet pake senter?" Satria langsung ngatain sambil ngeliat senter di meja.

"Eh, jangan salah, dunia perngepetan udah modern, bro!" jawab Bagas dengan percaya diri.

"Modern matamu!" Satria bales dengan kesal.

"Apaan anjir, cepet lah, gue mau keluar!" Tama udah mulai kesel ngeliat dua peliharaannya debat nggak jelas.

"Ha? Oh iya, di luar ada Pandawa" Yoga tiba-tiba nyelutuk.

"YANG BENER, ANJING!" Tama udah nggak tahan lagi.

"Bener, anjir, tapi versi cewek" jawab Yoga santai.

"Duh, gini nih kalo totol dipelihara" Satria ngeluh, kesel banget liat tingkah Yoga.

"Cantik-cantik nggak? Bagi satu-satu, sabi kali" kata Bagas, mulai genit.

"Cabul anjing" Kai ngeliat Bagas dengan tatapan jijik.