Bab 25

3K 75 7
                                    


Saat sedang memasak di dapur, Raisha kaget saat Rashya tiba-tiba datang dan mengagetkannya.

"Lo, ngapain di sini?" tanya Raisha acuh.

"Gue ke sini, cuma mau ambil minum," jawab Rashya dengan tak enak hati melihat wajah betek dari Raisha.

"Rai, lo hari ini sibuk gak?" tanya Rashya balik.

"Gak! Kenapa emangnya?" sahut Raisha yang masih sibuk memasak.

"Gue mau ngajak lo jalan-jalan!" Mendengar ucapan Rashya, membuat Raisha menghentikan acara masaknya dan menatap ke arah Rashya dengan bingung.

"Lo, sehat?" tanya Raisha penasaran karna Rashya tiba-tiba mengajaknya keluar, biasanya Haura lah prioritasnya.

"Sehat lah! Kalau gak sehat ngapain gue ajak lo!" ketus Rashya karna ucapan Raisha.

"Gak usah, lo sibuk orangnya, nanti yang ada ganggu urusan lo!" ucap Raisha yang melanjutkan acara masaknya.

Rashya terdiam mendengarnya, dan menjadi tak enak hati padahal Raisha sudah cukup baik padanya tapi Rashya tak memikirkan perasaan Raisha.

"Tapi, Rai---"

Ucapan Rashya terhenti karna ada yang menelponnya dan yah orang itu tak lain adalah Haura.

"Halo, Hau."

"Syah, tolong!"

Mendengar Haura minta tolong, Rashya langsung lari ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motor.

Raisha yang melihat itu hanya bisa menahan sesak di hatinya, dia sudah cukup sabar dengan sikap Rashya tapi Rashya tak memikirkan tentang dirinya sedikit pun.

'Kesabaran gue udah cukup untuk lo, Syah, jangan salahin gue kalau gue bakal ninggalin lo!' batin Raisha yang langsung mematikan kompornya, dan langsung pergi ke kamar untuk melampiaskan sakit hatinya.

"Syah ... kenapa lo kejam sama gue? Gue juga punya hati, Syah ...." ucap Raisha dengan air mata yang langsung mengalir membasahi pipinya.

Dret ... Dret ... Dret ....

Tangisan Raisha terhenti saat melihat siapa yang menelponnya.

"Halo, Raisha sayang, gimana kabar kamu, Nak?"

"Baik, Ma," jawab Raisha dengan menahan tangisannya, supaya mamanya tidak tau kalau dia menangis.

"Tapi kok, suara kamu kayak tersendat gitu? Kamu sehat kan Sayang?"

"Gak papa, Ma, Raisha sehat kok."

"Syukur deh, mama senang dengernya."

"Iya, Ma."

"Kalau ada apa-apa, cerita yah, Sayang."

"Iya, Ma."

Raisha langsung memutuskan perbincangan mereka.

"Maafin, Raisha, ma," ucap Raisha dengan menahan sesak di hatinya.

Di lain tempat, Saras sedang termenung mengenai percakapannya dengan Raisha dan dia merasa kalau Raisha ada menyembunyikan sesuatu darinya.

"Apa yang kamu sembunyikan dari mama, Rai?" batin Saras yang merasakan ada yang tidak beres dari anaknya.

Saat sampai di rumah Haura, Rashya langsung berlari masuk ke dalam karna takut terjadi apa-apa pada Haura.

"Haura, kamu di mana?!" teriak Rashya menggelegar di dalam rumah Haura.

"Syah, kamu kenapa ngos-ngosan gitu?" tanya Haura dengan santai sambil membawa cangkir berisi teh hangat.

"Kamu gak papa, 'kan?" tanya Rashya panik sambil meneliti setiap sudut badan Haura.

"Aku baik-baik aja," jawab Haura santai.

"Terus tadi, kamu nelpon aku minta tolong kenapa?" tanya Rashya merasa seperti dipermainkan.

"Ohh itu tadi ada kecoa, jadi aku gak sengaja nelpon kamu karna panik," ucap Haura santai.

"Jadi kamu nelpon aku! Demi hal yang gak penting!" sentak Rashya pada Haura.

Tanpa memperdulikan ucapan Haura, Rashya langsung menghidupkan motornya dan melaju untuk meninggalkan rumah Haura.

'Rashya, kenapa sih?' ucap Haura dalam hati dengan kesal terhadap Rashya.

Guys menurut kalian Raisha bertahan atau berhenti terhadap Rashya.

Tbc

Terpaksa Menikahi Badboy (END) REVISI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang