Bab 10

4.3K 92 4
                                    


"Lo kenapa ada di sini?" tanya Raisha dengan kaget, pada orang yang ada di hadapannya.

"Gue gak sengaja liat lo lari ke toilet," jawab Leo santai. Yap orang itu adalah Leo, tadi dia baru keluar dari toilet dan sedikit kaget melihat Raisha yang lari masuk ke dalam dan muntah-muntah.

"Lo sakit?"

Raisha bingung mau jawab apa, tapi yang pasti dia tidak akan memberitahu yang sebenarnya.

"Gak kok, gue cuma kurang enak badan aja,  nanti juga bakal sembuh," ujar Raisha meyakinkan.

"Ya udah, yuk ke kantin!" ajak Leo dengan tampang datarnya.

Raisha pun mengiyakan dan saat dia mau duduk kembali ke mejanya, dia merasa sedih melihat ke arah lain dimana Rashya dengan telaten menyuapi Haura bahkan sambil mengelus-elus kepalanya.

Leo yang melihat arah pandangan Raisha pun sedikit penasaran, kenapa Raisha seakan mengenal Rashya? Padahal dia anak baru.

"Ngapain lo liatin mereka?" tanya Leo pada Raisha, yang membuat Raisha kaget akan pertanyaan itu.

"E--enggak kok, gue gak liatin mereka," ucapnya dengan gugup.

"Ya udah deh, gue duluan yah? Kasian Etha sama Windi nungguin gue," ujar Raisha yang langsung pergi, dan meninggalkan Leo sendirian.

'Aneh.'

"Ya udah akh, bukan urusan gue," ucapnya yang langsung duduk ke meja lain.

Raisha pun duduk kembali ke tempat duduknya dengan sedikit gugup.

"Lo gak papa kan, Rai?" tanya Windi khawatir dan dibalas gelengan oleh Raisha.

"Kalau lo sakit, lo bisa bilang sama kita dan kita bisa mintain izin buat lo kok," timpal Etha, sama seperti Windi, dia pun khawatir terhadap Raisha.

"Gak papa kok guys, gue baik-baik aja." Raisha berusaha tersenyum supaya tak menimbulkan kecurigaan terhadap teman-temannya.

Setelah mengikuti seluruh pelajaran yang begitu banyak, bel pulang pun berbunyi membuat seluruh anak-anak semangat untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Rai, lo pulang sama siapa?" tanya Windi.

"Nanti sama temen," jawab Raisha pada Windi.

"Gimana kalau lo pulang bareng gue?" ajak Etha dan ditolak secara halus sama Raisha.

"Kalian pulang aja duluan, nanti gue pulang sendiri aja kok," ucap Raisha lembut dan diangguki oleh teman-temannya. Dan akhirnya mereka pulang meninggalkan Raisha yang sedang menunggu seseorang.

Raisa menolak ajakan temannya, karna tadi Rashya menchatnya untuk pulang bareng dia, sebagai permintaan maaf karna meninggalkan Raisha sendirian tadi pagi.

"Seneng yah, Sayang? Daddy pulang bareng kita," ucapnya dengannya bahagia, sambil mengelus-elus perutnya dengan lembut.

Sudah dua jam berlalu, tapi Raisha tak melihat ada tanda-tanda kedatangan Rashya, bahkan langit pun sudah mendung menandakan akan turun hujan.

"Neng, ngapain di situ? Pergi pulang terus, udah mau hujan," ucap satpam sekolah mereka, yang melihat hanya tinggal Raisha lagi sendiri, sedangkan anak-anak lain sudah pulang.

"Bentar lagi, Mang," ucapnya kepada satpam itu.

Di lain tempat, Rashya sedang shopping bersama Haura karna permintaan Haura, dan Rashya pun menyanggupi permintaan pacar kesayangannya itu.

'Kok gue ngerasa ada yang janggal yah?' ucapnya dalam hati, dan merasa sedikit gelisah, seakan ada yang ia lupakan. Namun semua pikiran buruk itu dia tepis, karna merasa tidak ada yang penting selain pacarnya.

Tbc

Terpaksa Menikahi Badboy (END) REVISI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang