Bab 43

1.5K 51 3
                                    

Saat sampai ke Apartemennya, Rashya menatap iba ke arah Raisha yang sudah tertidur di sofa dengan mata yang sembam akibat terlalu lama menangis.

"Maaf Rai, gue nggak sengaja bentak lo! Gue minta maaf," lirih Rashya dengan mengelus pelan rambut Raisha supaya dia tidak terbangun.

"Gue gak mungkin, ngomong sejujurnya sama lo! Gue takut Rai, musuh gue di luar sana banyak! Dan itu juga dulu jadi alasan gue keluar dari gang motor gue, saat gue masih pacaran sama Haura! Gue takut nanti lo bakal jadi sasaran musuh gue, Rai!"

"Gue takut ... kalau lo sama Baby kenapa-napa!" ucap Rashya yang tanpa sadar air matanya menetes ke pipi Raisha.

Raisha terbangun dan kaget melihat Rashya yang sudah menitikkan air mata.

"Syah ...." ucap Raisha dengan lirih.

"Lo kenap---"

Belum sempat dia ngomong, Rashya langsung memeluknya dengan erat dan menumpahkan semua emosinya dengan memeluk Raisha dengan erat.

"Maafin gue Rai, gue belum bisa jadi suami yang baik buat lo."

"Gue yang seharusnya minta maaf, gue gak ngertiin lo Syah! Gue juga egois padahal lo juga punya masalah pribadi sendiri," ucap Raisha sambil memeluk Rashya dengan erat juga.

Rashya terdiam yang sebenarnya egois adalah dirinya, dia tidak mengatakan sejujurnya pada Raisha.

"Yang egois itu gue Rai! Bukan lo!" tegas Rashya sambil melepaskan pelukannya.

"Syah, sebenarnya rahasia apa yang lo takut kalau lo jujur!" tanya Raisha dengan penasaran.

"Gue sebenarnya ...."

***

"Win!" panggil Etha pada Windi yang masih sibuk sama drakornya.

"Apa sih Tha? Ribut banget, gak liat orang lagi nonton!" ucap Windi dengan ketus, saat ini Windi sedang berada di rumah Etha, karna orang tuanya sedang ada tugas keluar kota.

"Lo ada ngerasain hal yang aneh nggak, Kalau sama Raisha?" pertanyaan dari Etha membuat Windi menghentikan acaran nonton drakornya.

"Maksud lo gimana, Tha?"

"Gue ngerasa Raisha kayak nyembunyiin sesuatu dari kita," ucap Etha dengan yakin.

"Nyembunyiin apa sih?" tanya Windi dengan bingung.

"Pertama, gue ketemu dia di rumah sakit. Kedua, saat Leo ngajak jalan dia ngotot gak mau pergi, dan terakhir lo ingat waktu di bus enggak? Pulang pergi Raisha selalu mual, padahal kita udah sarapan semua sebelum pergi!" Windi terdiam dan mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Etha.

"Mungkin waktu itu, Raisha kurang enak badan," ucap Windi membela Raisha.

"Tapi lo ingat waktu di bus, 'kan?Rashya kayak panik Win dan untuk pertama kalinya dia bentak Haura, dan besoknya mereka putus, seakan semuanya udah diatur."

Windi terdiam lalu matanya membulat dan kaget mendengar cerita Etha.

"Jangan bilang kalau mereka---"

***

Hari ini, hari minggu, Raisha sibuk membereskan Apartemennya yang begitu berantakan.

Tiba-tiba handphonenya berbunyi membuat Raisha menghentikan kerjanya.

"Halo, Tha!"

"Rai, lo hari ini sibuk nggak?"

"Nggak! Emangnya kenapa?"

"Gue mau ngajak jalan!"

"Em ... boleh."

"Tapi tumben lo ngajak gu---"

Belum sempat Raisha bicara, Etha langsung mematikan handphonenya.

"Kok tiba-tiba dimatiin yah? Gak biasanya Etha gini," gumam Raisha yang bingung dengan sikap Etha yang tak seperti biasanya.

"Rai!" panggil Rashya dari atas tangga.

"Kenapa, Syah?"

"Lo liat kaus hitam gue gak?" tanya Rashya.

"Mungkin di lemari, coba lo liat baik-baik," ucap Raisha yang masih sibuk sama kerjanya.

"Gak ada Rai! Gue udah capek cari di lemari juga gak ada!" ucap Rashya dengan greget.

"Awas aja kalau dapat yah!" ancam Raisha yang langsung pergi masuk ke kamar untuk mencari kaus hitam Rashya.

Saat masuk ke kamar Raisha shock melihat kamar mereka seperti kapal pecah bahkan semua pakaian berceceran di lantai.

"Rashya!" pekik Raisha dengan emosi.

"Lo liat! Gue capek Rashya, baru kemarin gue lipat kain dan sekarang udah berserak! Lo ambil baju kek mana hah?!" Rashya hanya tersenyum kikuk saat Raisha marah-marah kepadanya.

"Jangan galak-galak dong Rai, kasian Baby," ucap Rashya sambil memegang bahu Raisha untuk meredakan emosinya.

"Gue gak mau tau! Beresin sekarang juga! Atau gue gak bakal ngomong lagi sama lo?!"

"Aduh! Goblok lo Syah."

Saat sedang duduk di sofa, Raisha masih mengingat perkataan Rashya semalam.

Flashback on

"Gue apa?" tanya Raisha saat Rashya menggantung ucapannya.

"Gue belum bisa jujur Rai! Tapi, lo percaya kan sama gue? Kalau gue bakal lindungin lo sama Baby."

Raisha hanya tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.

" Gue percaya sama lo, Syah."

Flashback off

"Gue gak tau rahasia apa yang lo sembunyikan dari gue, tapi yang pasti gue yakin Syah! Lo bakal lindungi gue dan Baby."

***

"Apa yang dibilang sama Raisha?" tanya Windi penasaran.

"Dia bilang dia bisa ikut," ucap Etha apa adanya.

"Tha! Lo gak kepikiran kalau Raisha kek gitu kan? Atau emang ada rahasia yang Raisha gak mau kita tau!" ucap Windi pada Etha yang hanya diam.

"Gue juga berharap gitu Win, gue belum siap! Kalau Raisha ...." Bahkan Etha tak sanggup bicara lagi sangking kecewanya terhadap Raisha kalau memang pikirannya benar.

"Tha! Lo harus percaya sama Raisha, karna gue percaya Raisha dan Rashya gak ada hubungan apapun!" tekan Windi pada Etha.

'Sama seperti lo, gue juga maunya gitu Win! Tapi entah mengapa hati gue menolak kalau Raisha gak ada hubungan apa-apa sama Rashya.' batin Etha menahan sesak di hatinya.

'Jangan kecewain kita Rai! Kita punya harapan besar buat lo!'

Tbc

Terpaksa Menikahi Badboy (END) REVISI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang