Bab 27

2.8K 77 9
                                    

Keesokan harinya, di meja makan. Rashya maupun Raisha tidak mengeluarkan suara sama sekali mereka hanya diam dan hanya melirik satu sama lain.

"Gue bakal ngomong sama papi, atas keinginan kita ini!" tegas Rashya yang tak diubris oleh Raisha.

"Terserah lo! Gue ikut aja, dan nanti hak asuh bakal jatuh juga di tangan gue!" Raisha tak memperdulikan dirinya, yang dipikirannya sekarang adalah anaknya.

Rashya terdiam dan tak menjawab apapun lagi dan pergi meninggalkan Raisha untuk pergi ke sekolah.

'Keinginan gue udah tepat! Semoga mama sama papa setuju,' batin Raisha dengan perasaan yang tak bisa diungkapkan sama sekali.

Akhirnya, Raisha pergi dengan naik taxi dan saat sampai di sekolah. Raisha terdiam melihat di depan kelas Rashya dimana dia sedang memeluk Haura dengan penuh kasih sayang.

"Maaf yah, udah bentak kamu semalam," ucap Rashya lembut.

"Gak papa, tapi lain kali jangan ulangin yah!" ucap Haura dengan suara yang sok lembut.

"Iya!" ucap Rashya sambil mengelus lembut pucuk rambut Haura.

Raisha terdiam kaku di tempatnya, dan dia betul-betul kecewa sama Rashya.

'Pernikahan yang diawali dengan tanpa adanya cinta pasti tak akan bisa bersatu, sama kayak gue dan lo, Syah!' ucap Raisha dalam hati, dan langsung masuk ke kelas dengan menahan tangis, supaya teman-temannya gak curiga.

"Akhirnya, lo datang juga, Rai!" ujar Windi dengan semangat.

"Kita kira, tadi lo gak dateng," ucap Etha pada Raisha yang hanya dibalas senyuman tipis.

"Datang dong! Masa gue gak datang sekolah nanti kalian rindu lagi!"

Mendengar ucapan narsis dari Raisha membuat Etha maupun Windi tertawa.

"Rai, kok mata lo kayak bengkak gitu?" tanya Etha penasaran saat tak sengaja menatap mata Raisha.

Raisha terkejut sama perkataan Etha mengenainya, dan langsung memberi alasan supaya sahabatnya ini percaya.

"Semalam gue maraton Drakor, terus si cewek cerai sama cowoknya karna si cowok lebih milih cewek lain!" Raisha mencoba untuk tersenyum walau hatinya sakit melihat kemesraan antara Haura dan Rashya.

"Ihh ... kasian dong si ceweknya kalau gitu," ucap Windi dengan simpati.

"Kalau gue jadi ceweknya gue bejek-bejek tuh pelakor!" ketus Etha dengan emosi.

"Sama! Terus gue jambak sekuat tenaga!" ucap Windi dengan greget.

"Tapi untung aja, kita di sini gak ngerasain itu!" ucap Windi dengan enteng dan diangguki oleh Etha.

Raisha hanya mencoba untuk tersenyum walaupun hatinya sedang sakit.

Di lain tempat, seseorang sedang tertawa jahat sambil menancap sebuah pisau ke arah foto Rashya dengan senyum jahatnya.

"Liat aja, Rashya! Lo bakal ngerasain sakit gimana sakitnya gue saat gue begitu memohon pertolongan lo, tapi lo malah gak perduli sedikitpun sama gue! Dan gue pastiin lo bakal menyesal!" ucap seseorang misterius itu dengan senyum smirknya.

Guys Tanda-tanda bakal ada yang balas dendam, Rashya selamat atau enggak menurut kalian.

Tbc

Terpaksa Menikahi Badboy (END) REVISI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang