Bab 41

1.8K 58 1
                                    


"Gimana? Lo udah dapet tentang cewek itu?" tanya seseorang itu pada anak buahnya itu yang bernama Ben.

"Sudah Bos! Ternyata cewek itu juga lagi hamil sekarang, dan itu juga bisa jadi senjata kita Bos untuk menjatuhkan Rashya," ucap Ben dengan tersenyum smirk.

"Siapa nama cewek itu?"

"Raisha Radenia Sadewi!"

"Bukannya Rashya pacaran sama Haura? Kenapa dia nikah dengan Raisha?" Pertanyaan beruntun itu membuat Ben sempat bingung menjawab.

"Yang saya tau, Haura dan Rashya sudah putus!" jelas Ben.

"Bagus! Ini bakal membuat rencana gue semakin mudah!"

"Liat saja Rashya, sekarang lo sedang bersenang-senang! Tanpa tau nanti bakal ada bencana yang besar terjadi kepada lo!"

***

"Rai, Lo kok pulang duluan sih tadi?" tanya Rashya dengan kesal.

"Terus gue harus nunggu lo gitu?" tanya Raisha yang masih kesal terhadap Rashya.

"Yah harus lah! Secara gue udah nungguin lo dari tadi!" ucap Rashya dengan ngegas.

"Rashya, kalau gue pulang sama lo tadi saat lagi rame anak murid? Itu bakal buat kita dalam masalah! Dan sedangkan lo baru putus dari Haura! Yang ada nanti gue dibilang pelakor lagi!" ucap Raisha tak kalah ngegas.

"Yah, sorry! Gue kan gak tau," ucapnya dengan santai.

"Rai!" panggil Rashya lagi saat Raisha ingin masuk ke kamar.

"Apa lagi sih?" tanya Raisha dengan menahan emosi.

"Nanti malam lo mau ikut gue gak?" Mendengar itu Raisha diam dan menatap ke arah Rashya yang sedang tersenyum lebar.

"Ikut ke mana?" tanya Raisha balik.

"Ke pasar malam!" Mendengar itu Raisha yang awalnya marah-marah langsung semangat karna dia sudah lama tidak ke pasar malam.

"Serius lo? Ini bukan prank, 'kan?" tanya Raisha dengan semangat.

"Gak, ini bukan prank! Dan gue serius mau ngajak lo!" Tanpa aba-aba Raisha memeluk Rashya dengan erat dan tak lupa mengucapkan kata-kata terima kasih.

"Makasih, Syah!" ucap Raisha yang tak melepaskan pelukannya, sedangkan Rashya sekarang sedang menahan salting saat dia di peluk oleh Raisha.

"Sama-sama," ucap Rashya sambil membalas pelukan Raisha.

"Tapi sebelum itu, kita harus ke rumah sakit dulu!" ajak Rashya yang membuat Raisha melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Rashya dengan tatapan bingung.

"Lo sakit, Syah?" Mendengar itu Rashya terkekeh saat melihat wajah panik Raisha.

"Yah, enggak lah!" ucap Rashya mengelak.

"Terus ngapain ke rumah sakit? Emang siapa yang sakit?"

"Gue mau ngajak lo ke rumah sakit untuk melihat keadaan Baby, jadi ... gue juga penasaran sama keadaan Baby!" Mendengar itu Raisha menjadi terharu untuk pertama kalinya dalam hidupnya melihat Rashya begitu peduli terhadap anak mereka.

"Makasih, Syah! Gue seneng liat lo udah berubah," ucap Raisha dengan mata yang berkaca-kaca karna terharu terhadap Rashya.

"Sekarang gue mau belajar Rai, untuk jadi suami dan daddy yang baik untuk lo dan Baby!" tegas Rashya sambil mengelus pelan perut Raisha yang sudah mulai membuncit.

Rashya pun mendekat kan wajahnya pada perut Raisha lalu mengelusnya lembut.

"Hallo Baby, ini daddy, Sayang ... dan gak lama lagi kamu bakal hadir di kehidupan mommy dan daddy! Harus jadi anak yang baik yah? Walaupun kamu hadir dari kesalahan, tapi bagi daddy dan mommy, kamu bukan kesalahan! Melainkan anugrah terindah yang dititipkan Allah untuk mommy dan daddy!" Raisha sampai tak bisa berkata-kata sangking terharunya terhadap sikap Rashya yang sudah berubah drastis untuknya dan anak mereka.

Terpaksa Menikahi Badboy (END) REVISI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang