11

1.4K 175 6
                                    

Happy Reading ^^
.

.

.

.

Cklek.

Sasuke membuka pintu kamar Sarada dengan hati-hati. Sebelah alisnya naik karna tak menemukan anak kecil itu di atas ranjang.

Malahan Sarada terlihat fokus menulis di meja belajar.

Sasuke fikir Sarada sudah tidur lantaran kelelahan mengikutinya bekerja dan ikut rapat seharian. Namun ternyata tebakannya salah. Anak itu masih terjaga. Bahkan di jam sepuluh malam.

"Oi."

Sarada tersentak. Tubuh kecilnya berjegit sesaat kemudian menoleh menatap Sasuke garang. "PAPA! JANGAN MENGAGETKANKU."

"Kau sedang apa?" Tanya Sasuke basa basi sambil melangkah mendekat lalu duduk di atas ranjang.

"Papa tidak lihat yah aku sedang belajar? Papa bodoh sekali sih. Masa begini saja bertanya."

"Kenapa belum tidur?" Tak mempedulikan omelan Sarada, Sasuke kembali bertanya.

"Aku tidak bisa tidur."

"Kenapa?"

"Aku merindukan Mama!"

Sasuke melipat kakinya sembari memperhatikan seluruh isi kamar bercat merah yang cukup luas untuk dihuni anak berusia empat tahun. Tentu saja yang mendominasi di sini adalah mainan, boneka dan tenda besar menyerupai istana. Ah, jangan lupakan beberapa gambar krayon tertempel rapi di dinding.

Sejenak Sasuke merasa aneh bisa berada di ruangan menggemaskan ini. Dia benar-benar tak menyangka hidupnya yang dulu sangat datar dan membosankan tiba-tiba sudah memiliki anak perempuan.

Ini membuatnya agak sedikit geli.

"Papa!"

Pandangan Sasuke kembali ke Sarada. Sasuke mengerukan kening melihat mata Sarada berkaca-kaca. Kenapa lagi bocah ini?

"Apa Mama tidak pernah menelfon?" Tanya Sarada dengan nada bergetar.

Sasuke menggeleng.

"MAMA BOHONGGG!" Teriak Sarada sangat keras hingga Sasuke menutupi kedua telinganya. "Katanya kalau Mama sampai ke Paris akan menelfonku! Tapi sampai sekarang belum ada telefon. Ini bahkan sudah dua hari. Kenapa Mama belum menghubungiku? Aku merindukannya tau!"

"Hiks Hiks.."

"Aku rindu sama mama! Hiks.. aku tidak bisa tidur tanpa mendengar Mama membaca dongeng. Aku tidak bisa tidur tanpa pelukan Mama. Hiks.. aku tidak bisa tidur tanpa kecupan selamat malam dari Mama. Hikss, HUWAA.. AKU RINDU MAMA!"

Menangis lagi! Dasar bocah cengeng. Rutuk Sasuke.

"Mungkin Mamamu sibuk." Balas Sasuke mengedikkan bahu.

"Hiks.." Sarada menatap Sasuke dengan ekspresi sangat menyedihkan. "Hikss.. Papa! tolong hubungi Mama!"

"Ponselku di kamar."

"HUWAAAAA PAPAA!" Tangisan Sarada semakin keras. Anak kecil mengayunkan kaki dengan kasar seolah melampiaskan semua rasa kesalnya. Sarada sesegukan sambil mengusap air matanya yang terus mengalir deras.

Sasuke yang melihat itu menjadi tidak tega. "Hey. Kemarilah!"

Sarada segera turun dan menghambur di pelukan Sasuke. "Hikss.. papa. Aku rindu sama Mama!"

KISS II : Like Mother, Like Doughter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang