Happy Reading ^^
..
.
.
Sial. Siapa bilang menjaga anak kecil itu tidak buruk?
Belum beberapa menit Sasuke berkutat dengan laptopnya di kantor. Tiba-tiba panggilan masuk, mengatakan jika Sarada tidak enak badan.
Tentu saja Sasuke panik dan langsung menuju ke sekolah. Bahkan dia sudah memanggil dokter pribadi untuk memeriksa Sarada.
Yang menjadi masalah adalah. Bagaimana bisa anak yang tadi rewel dan menyebalkan tiba-tiba sakit? Bertepatan dengan mamanya yang tidak ada pula. Gila!
"Bagaimana keadaanya?" Tanya Sasuke berjalan terburu-buru sambil melepas jasnya menuju ke kamar Sarada.
Dokter kepercayaan Uchiha itu membungkuk. "Penyebab umum demam mendadak pada anak biasanya karena adanya infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan seperti radang, sinusitis, pilek dan lainnya. Namun kasus nona Sarada hanyalah flu biasa, mungkin karena perubahan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini."
"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Sasuke polos namun raut wajahnya begitu serius. Membuat sang dokter tak kuasa menahan tawa.
Dokter itu berdehem saat Sasuke melayangkan tatapan tajam padanya. "Tenang saja Tuan Uchiha, ini hanya demam biasa. Paling Nona akan sembuh besok atau lusa."
"Kau yakin?"
"Iya. Obatnya sudah saya letakkan di atas meja. Dimohon baca aturan petunjuknya. 3 kali sehari. Usahakan selepas makan."
Sasuke mengangguk paham.
Setelah Dokter itu pergi, Sasuke membuka pintu melihat bibi Erin yang sibuk mengompres dahi Sarada.
"Tolong buatkan Sarada makanan. Dia harus minum obat."
"Baik tuan!" Bibi Erin segera berdiri dan membungkuk ke Sasuke meninggalkan ruangan.
Sasuke mulai mendekat sambil menggulung lengan kemejanya dan duduk di samping Sarada. Memperhatikan raut pucat anaknya yang tertidur lelap.
Sasuke menempelkan tangannya di pipi Sarada merasakan suhu lumayan hangat di sana. Sasuke segera memeras kain dan meletakkan di dahi Sarada dengan sangat hati-hati supaya tak menganggu tidur Sarada.
Oke, selesai. Sekarang apa lagi yang harus dia lakukan?
Sasuke mengetuk jarinya menandakan sedang berfikir keras. Kalau begini, lebih baik dia mengerjakan semua berkas yang bertumpuk di meja kerjanya sekarang, daripada mengurus anak yang sedang sakit. Sungguh, ini sama sekali bukan keahliannya.
"Haus!"
Suara serak Sarada membuat Sasuke tersentak. Sasuke segera berdiri untuk mengambil gelas di nakas.
"Tuan Uchiha, di mana saya letakkan buburnya?" Bibi Erin masuk membawa nampan.
Setelah memberikan minuman pada Sarada. Sasuke mengambil nampan itu. "Makan dulu baru minum obat!" Perintahnya tegas.
"Tidak mau!"
Bukan Sarada namanya jika tidak membantah.
"Aku tidak selera makan. Aku kangen sama mama. Hikss.."
Mulai rewel lagi! Sasuke menghelah nafas gusar. "Mamamu bahkan belum sehari pergi. Secepat itu kau rindu?"
Sarada membuang muka. "Tetap saja, aku merindukannya. HUWAAA... MAMAAA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS II : Like Mother, Like Doughter.
RomanceSEKUEL KISS! "Paman Itachi! jangan melihat mamaku terus!" "Dia bukan kakakku, pak guru. Dia mamaku!" "Cih. Paman Sasori pasti mencari kesempatan untuk mendekati mama. tidak akan kubiarkan." "Mama cuma milik Papa. titik!" "huh.. Susah yah punya mama...