4

1.6K 188 13
                                    

Happy Reading
.

.

.

.


Sasuke mengetuk penanya. Dia melirik tumpukan dokumen yang menggunung di atas meja kemudian menghela nafas gusar.

Benar benar memuakkan!

Sasuke benar-benar akan gila dengan semua kerjaan ini. Belum selesai mengerjakan satu, datang lagi satu. Belum selesai mengoreksi satu, datang lagi yang lain.

Apakah dia memang tidak bisa dibiarkan tenang dan bebas meski hanya sebentar? Inilah yang tidak disukai Sasuke. Karena tugas inilah yang membuat Sasuke mengulur-ulur waktu untuk memegang perusahaan saat dia masih melajang dulu.

Sekarang lihat? Sasuke tidak bisa lagi berkeliaran ke bar, bermain biliard, balapan mobil atau sekedar menunggangi kuda mahalnya yang terlantar di istal.

Sekarang Sasuke hanya bisa mengenakan jas, melakukan rapat dan pertemuan kolega serta mengurus tumpukan dokumen sialan ini. Kegiatan yang sangat Sasuke hindari malah dia kerjakan sekarang.

Semua sangat kacau! Apalagi semalam kegiatan panasnya bersama Sakura diganggu gara-gara bocah kecil yang kebetulan sudah bersama mereka setahun setelah pernikahan. Moodnya turun drastis. Sasuke rasanya tidak bersemangat untuk bekerja.

Cklek.

Sasuke menatap tajam perempuan berambut coklat yang baru saja membuka pintu sambil membawa tumpukan berkas.

Brakkk.

Sasuke memukul meja dengan geram. "Kenapa masuk tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" Tanyanya sinis.

Aura muram langsung menyebar di sekeliling ruangan.

Perempuan bernama Yuki meneguk ludah susah payah. Dia yang memang punya niatan untuk menggoda sang pemimpin perusahaan menjadi ciut. Apalagi mata lelaki tampan itu begitu sangat menyeramkan.

"Keluar!" Perintah Sasuke tak terbantah.

Yuki melirik kertas di tangannya. "Tapi Tuan Uchiha, ini data keuangan yang-"

"Berikan pada sekertaris ku! Tempat di mejaku sudah penuh."

Yuki meringis. Memperhatikan meja atasannya yang berantakan dan sangat padat. Sejenak dia bergidik. Kenapa banyak sekali?

Yuki berdehem. "Ta-tapi Tuan-"

"Kau mau ku pecat?"

Deg.

Yuki menggeleng takut. "Ti-tidak Tuan. Ampun!"

Yuki segera membungkuk dan membalikkan badan berjalan cepat menuju pintu keluar. Yuki langsung menghelah nafas saat dia menutup pintu. Aura dingin sengketika hilang.

Bosnya itu memang sangat tampan, panas dan memikat. Tapi kalau marah, luar biasa mematikan.

"Bagaimana?" Temannya yang bernama Mirai tersenyum kikuk di dekat pintu.

Yuki menggeleng.

"Sudahlah, berhenti menggoda tuan Sasuke. Dia punya istri secantik dewi."

"Ayolah Mirai harusnya kau mendukungku!"

"Mana mungkin aku mendukungmu dengan lelaki yang sudah menikah. Lagipula kau mau bersaing dengan mantan Aktris papan atas terkenal itu? Kurasa kau akan langsung terlempar jauh."

"Huh. Setidaknya aku berusaha untuk-" Yuki menghentikan ucapannya begitu melihat perempuan yang berjalan anggun diikuti bodyguard dan dikerumuni oleh karyawan lelaki di belakangnya.

KISS II : Like Mother, Like Doughter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang