CHAPTER 05 - AAN

22K 1K 26
                                    

Anata memasang raut wajah tak percaya, memang ya pembantu jaman sekarang, tidak tahu caranya sopan santun kepada majikan!.

"Heh njing- "

"Njang! njing! njang! njing!, Lo kira gue anjing!?"

"Iya! Kenapa!? Gak suka!?"

"Lo- "

"Ehh, ada apa ini ribut-ribut?"

Anata dan gadis itu secara bersamaan menoleh, menatap Brianna dan William yang menghampiri mereka dengan raut wajah kebingungan.

Anata mendekati Brianna, memeluk erat lengan Brianna dengan kepalanya yang juga menempel.

"Itu loh Mihhh, tukang kebon ini gak sopan banget sama Nata, harusnya kan pembantu itu sikap nya sopan, ramah, kalo bicara sama majikan itu make nada lembut..., lah ini apaan!? Omongan nya kasar! Bilangin Nata gila lagi! Udah lah Mihh! Pecat aja nih babu pecat!" Ucapnya sembari menatap tajam gadis yang berada di hadapannya itu.

William membekap mulutnya, mencoba menahan tawa nya yang ingin meledak segera, ia tak habis pikir dengan anak nya ini, bisa-bisanya berkata seperti itu kepada kakak nya sendiri. Padahal Anata jika berbicara dengan Alenta selalu memakai nada halus, sabar saat di maki atau di tolak, tak pernah berucap dengan nada tinggi apa lagi sampai berkata seperti ini.

Lucu saja melihat nya, Anata yang dulu selalu berkata lembut dan berhati-hati kalau perkataan nya menyakiti hati sang kakak kini malah berkata blak-blakan seperti ini.

"Pftt... Kamu ini Taa! Dia bukan tukang kebun, dia Kaka kamu, Alenta"

Mata Anata terbelalak, gadis berambut panjang gelombang di hadapannya ini adalah Alenta!?

Alenta si kakak biadab itu!?

Gila gila gila!!! Beatipuull banget njir!

Cewe secantik ini kenapa malah menjadi Antagonis sih!? Rasanya Anata tak terima sama sekali!

Tetapi jika Anata lihat lagi dari tampang sombong nya ini, memang pantes banget jadi Antagonis batinnya dengan mata yang menilai Alenta dari pucuk kepala sampai ujung kuku kaki gadis itu.

Alenta mengangkat dagu nya angkuh, "Kenapa Lo natep gue segitunya!?, Baru nyadar kalo sikap Lo gak sopan!?"

Brianna memberikan peringatan kepada Alenta melalui tatapan nya, Alenta yang tahu arti dari tatapan Brianna langsung memutar bola matanya malas.

"Dih! Mau banget kek nya di sopanin sama gue, tapi sorry sorry aja nih yee, Gue punya kakak tapi dia gak pernah sopan sama sekali, jadi gue sebagai adek nya nurutin dia, kan kakak itu panutan adik" lalu setelah mengatakan itu, Anata langsung melengos pergi menaiki tangga untuk menuju kam-

"Ehh, mih! Kamar inces dimana ya btw?" Ucap nya dengan nada centil yang di buat-buat.

Alenta yang tadi terdiam langsung menatap Anata heran. Kenapa nanyain kamar?

"Naik aja terus, kamar kamu di pojok kanan!"

Setelah sudah mengetahui kamar nya, Anata kembali menaiki tangga, tak lupa juga dia mengucapkan terimakasih dengan bonus kiss kiss gudbay.

Merasa Anata sudah tak terlihat lagi, mata William menatap dalam sepasang mata Alenta.

Alenta terdiam saat William menatap mata nya dalam. Tak dipungkiri bahwa dia pun merasa takut dengan tatapan mata ayahnya itu.

"Alee.., jujur papa kecewa banget sama kamu, Nata masuk rumah sakit gara-gara kamu, tapi kamu sama sekali gak pernah jenguk dia, boro-boro jenguk dia, nanyain kabar nya aja kamu enggak, kamu berperilaku santai seolah-olah gak terjadi apa-apa"

Adik Antagonis NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang