CHAPTER 13 - AAN

12.5K 841 6
                                    

"Lalita udah muncul, berarti alur novel udah mulai jalan"

Anata kini sedang berada di taman belakang sekolah, taman yang sangat jarang di datangi siswa siswi.

Saat bel istirahat berbunyi, Anata langsung pergi menuju taman ini untuk mengingat semua alur novel, dan untuk memikirkan jalan apa yang harus dia ambil karena si Protogonis wanita sudah muncul.

Anata kira, alur novel akan berubah karena kedatangan nya, tapi ternyata tetap saja— tunggu! Kalo di pikir-pikir, alur novel memang sudah berubah.

Di mana kejadian Anata yang kemarin pergi sekolah bersama Alenta dan di tinggal oleh gadis itu, lalu Anata yang mencegat Sagara dan memaksa laki-laki itu untuk mengantar nya pulang, lalu berakhir mereka makan bersama di warteg.

Bukan kah kejadian itu sama sekali tidak ada di dalam novel?.

Kehadiran nya di sini pun sudah mengubah alur novel, di mana sikap Anata yang pendiam dan selalu mendekati Alenta kini malah menjadi gadis bar-bar, kelakuan yang diluar nalar dan omongan yang asal ceplos.

Memijit pelipisnya, Anata di buat pusing dengan kejadian aneh yang menimpa nya ini.

"Ngapa Lo? Pusing mikirin utang?"

Anata tersentak kaget, dia menoleh, mencari-cari suara berat yang mengangetkan nya tadi.

"Gue di atas"

Reflek Anata langsung mendongok, terlihat pria tampan yang terduduk santai di atas dahan pohon sembari memakan buah mangga.

Dia, Sagara.

Pria yang termasuk ke buku list wajib di jauhi Anata.

Kursi yang terbuat dari kayu yang tengah ia duduki ini memang tepat berada di samping pohon mangga yang berbuah lebat.

Karena itulah Anata memilih duduk di sini karena berhawa sejuk dan tak panas karena sinar matahari di halangi oleh pohon mangga ini.

Tapi Anata tak pernah mengira jika Sagara pun ada di atas pohon mangga itu.

Apakah saat Anata berbicara tentang Lalita sampai memijit pelipisnya di lihat dan di dengar dengan jelas oleh Sagara?.

"L-lo, ngapain di situ!" Anata berdiri sembari mendongok menatap Sagara.

"Makan mangga" jawab nya dengan wajah santai nya.

"Ya gue tau! Tapi ngapain Lo di sini!?"

"Tempat umum, Lo kira cuma Lo yang boleh di sini?"

Anata terdiam, benar juga. Ini kan tempat umum, tentu semua orang boleh ketaman ini, tapi maksud Anata— alah! Sudahlah!.

Memilih diam, Anata terduduk dengan raut wajah kesal.

Sagara memutar bola matanya malas, semua perempuan memang sama saja. Apa-apa kesal, apa-apa merajuk, apa-apa marah, sangat tidak jelas!.

Membuang mangga yang baru setengah habis. Sagara langsung melompat turun.

Bruk!

Anata menoleh sekilas, menatap Sagara yang sedang melonggarkan dasinya sembari berjalan kearahnya.

Berdiri di hadapan Anata, Sagara memasukkan satu tangan nya kedalam saku celana seragam nya.

Meneguk ludah kasar, Anata tak menyangkal jika gaya Sagara sekarang sangat cool dan keren. Di tambah wajah Sagara yang sangat tampan dan tidak membosankan untuk di lihat.

Tanpa sadar mata Anata memandang lama wajah tampan Sagara.

Hingga tangan Sagara terangkat keatas kepalanya, Anata tersadar. Dia tiba-tiba di landa kegugupan. Ingin apa Sagara? Apa laki-laki di hadapannya ini ingin menepuk-nepuk kepala nya lembut untuk membujuk nya agar tidak merajuk lagi seperti di drakor-drakor?.

Adik Antagonis NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang