CHAPTER 08 - AAN

15.4K 874 11
                                    

Di novel, Shaka ini adalah figuran yang hanya beberapa kali lewat.

Lelaki itu hanya berperan sebagai teman Anata sedari kecil, dia hanya akan muncul pada saat Anata sedih saja.

Sebenernya ada nya tokoh Shaka ini membuat Kania merasa kasihan dengan lelaki itu. Sudahlah menjadi figuran, nama nya sangat jarang di singgung, di tambah hanya muncul saat adegan sedih nya saja.

Tidak di realita tidak di cerita, takdir memang setidak adil itu.

"T-tapi Lo.. Lo gapapa kan Taa? Kepala Lo gak dapet luka serius kan?"

Anata tersadar dari lamunannya, dia menatap Shaka yang memasang wajah khawatir nya.

"Ya dapet lah cuy!, Kalo gak parah ni kelapa gue, gak mungkin gue bisa ilang ingatan"

"Kepala Natt...." Koreksi Kalila saat mendengar Anata typo menyebut kepala.

"Y!" Jawab Anata sembari melirik Kalila sinis.

"Udah lah Shak—" Zeanna menutup kembali mulut nya saat Anata duduk tegak dan menatap nya binar. Dia menyeringit heran, ada apa dengan sahabat satunya itu?

"Shik, Shak,—" Anata tersenyum lebar sembari menatap Zeanna.

"Shok!" Jawab Zeanna girang.

"Shik, Shak, Shok! Shik, Shak, Shok!"

Anata dan Zeanna menggoyangkan bahu nya masing-masing.

"Anananene, anananene"

Dung dung

Kepala Zeanna bergoyang ke kanan ke kiri sembari bernyanyi tak jelas dengan nada yang aneh.

Sedangkan Anata menjadikan meja kantin gendang dengan kepala yang juga bergoyang-goyang, tetapi kepala Anata bergoyang-goyang lebih cepat sehingga rambutnya pun berantakan.

Mereka berdua, sudah persis seperti orang gila.

Kalila menghela nafas, ia tidak tahu jika orang hilang ingatan, sikap nya yang dulu pun juga ikut hilang.

Menoleh ke kiri, mendapati wajah shock berat dari Shaka.

Kalila menepuk pundak Shaka kencang sehingga laki-laki itu menatap kearahnya.

"Gue tau pikiran Lo kaa..." Ucap nya dengan wajah tertekan.

*****

Sedangkan di sisi lain, tepatnya di meja kantin paling pojok terdapat 3 siswi perempuan yang kerap di kenal sebagai ratunya Laksmana High School.

Alenta, dan dua sahabatnya— Clara dan Cessie.

Clara dan Cessie bukan lah saudara, nama mereka yang hampir terbilang mirip hanya kebetulan saja. Sikap mereka dan gaya mereka pun sangat bertolak belakang, Clara lebih ke feminim dengan gaya nya yang centil dan anggun, sedangkan Cessie lebih ke tomboy dan irit bicara.

Clara memuntal muntal rambut panjang nya dengan jari telunjuk nya, alis nya menyeringit heran dengan tatapan yang terarah kepada Anata.

"OMG OMG!!!!, Ade Lo kesurupan atau gimana sih Lee?" Ucap Clara.

Cessie mendongok, sedari tadi dia hanya berfokus kepada game yang tengah dirinya mainkan.

Terlihat di sana, Anata yang memukul meja seperti memukul gendang dengan kepala yang bergoyang-goyang. Tingkah gadis itu sudah seperti orang gila yang lepas dari rumah sakit jiwa. 

Alenta tak menjawab, dia hanya memandang Anata lama, hingga tak lama kemudian dia mengalihkan pandangannya dan mengangkat bahunya acuh.

Boro-boro ingin menjawab, dia saja tidak tahu apa yang telah terjadi dengan gadis yang berstatus sebagai adik nya itu.

Adik Antagonis NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang