Bab 4

176 10 2
                                    

Semenjak pertemuan Bila dan Sasa, Bila pun semakin sering ke Butik Sasa untuk sekedar mampir maupun memesan koleksi terbaru Sasa. Bila dan Sasa yang sudah akrab pun terlihat seperti dua sahabat yang sudah lama berteman.

Seperti sebelumnya, hari ini Bila pergi ke Butik Sasa untuk memesan dress yang akan dikenakan di acara Gael. Namun ada yang berbeda hari ini, Bila tidak datang sendiri melainkan bersama Gael. Sasa yang melihat kedatangan mereka pun langsung tersenyum menyapa

"Hallo, tumben bil ada yang nemenin"

"Hehe iya nih kak soalnya aku mau pesen couple buat acara minggu depan yang aku bilang kemarin" jawab Bila tak kalah ramah

Sedangkan Gael disana seperti patung mendengar pembicaraan dua wanita didepannya itu.

Tanpa berlama lagi, Sasa dibantu tim nya segera melakukan pengukuran dan memperlihatkan desain yg memang sudah disiapkan Sasa sebelumnya.

Dengan lihainya Sasa melakukan pekerjaannya. Hal itu tak luput dari pandangan Gael.

"Abangg menurut kamu cocok gak misal aku nambahin aksesoris gini ke dress aku?" Tanya bila yang sedari tadi selalu minta pertimbangan Gael.

"Hemm cocok aja. Abang gatau perkara gituan Bila" jawab Gael yang mulai jengah namun tetap berusaha menjawab lembut sembari mengelus kepala yang ditutupi hijab hitam itu.

Sasa yang sedari tadi duduk di hadapan mereka pun tak luput akan pemandangan di depannya sehingga ada pemikiran bahwa Gael, pria yang ditemui di bandara itu adalah pacar Bila.

Setelah selesai urusan baju, Bila pamit pulang duluan karena ada keperluan kampus menyisakan Gael masih memilih aksesoris sesuai dengan karakter dia yang simple namun elegan.

Suasana yang sedari tadi canggung pun terpecahkan oleh suara Sasa

"Maaf bang, ternyata karyawan aku lupa belum ukur bagian vest abang. Boleh berdiri lagi ga bang?"

Gael pun langsung mengangguk dan berdiri untuk memudahkan Sasa mengukur baju tersebut.

Sasa yang fokus mengukur bagian atas tubuh Gael pun tidak sadar kalau sedaru tadi ada mata yang mengamati nya.

"Cantik, pinter, duh ngerepotin hati aja"

"Gue kenapa ya kepikiran dia sejak kejadian di rumahnya"

Tanpa Gael sadari Sasa yang selesai nengukur pun menjauh dan menjentikkan jari karena melihat Gael bengong.

"Eh iya Sa kenapa?"

"Abang bengong aja ih takut kesambet"

"Hemmm abang laper makanya gak fokus" jawab Gael beralasan.

Sasapun tertawa dan segera mengambil kotak makan di kulkas dan memberikan kepada Gael.

"Bang silahkan di makan, maaf adanya cuman ini"

Agar peecaya bahwa Gael lapar pun langsung mengambil sepotong pudding dan memakannya.

"Sa enak banget. Aku gak suka manis dan ini sesuai banget sama lidah aku"

"Bawa pulang aja bang gapapa kalau abang suka, aku tadi bikin banyak kok"

"Ahahha jangan dong Sa"

"Gapapa bang, di rumah aku cuman sama Kak Varo doang gabisa cepet habis"

Setelah percakapan puding itu, Gael dan Sasa semakin larut dalam percakapan yang semakin seru itu.

*****

Pukul 4 sore, Sasa sampai di rumahnya dan langsung masuk ke kamarnya dan bersih bersih untuk melepas penat dari pekerjaannya hari ini.

Meskipun lelah, namun hari ini ia senang karena dapat bercengkrama dengan Gael yang bisa membuatnya tertawa ditengah hari yang penat.

Setelah mandi, Sasa pun rebahan di kasurnya sembari mendengarkan lagu. Disaat lagu Boleh Juga milik pemenang ajang pencarian bakat di putar ia merasa related dengan lirik di dalamnya

Caramu tersenyum, tertawa dan merangkai canda

Buatku terpesona

Ah seketika dia mengingat senyum manis pria yang baru tadi siang ia temui.

Lamunannya buyar seketika karena mengingat bahwa lelaki tadi pagi sudah miliki teman barunya, Bila.

Ya, Sasa belum mengetahui bahwa Bila adalah sepupu dari Gael.

*****

Hari ini Sasa memulai hari dengan tak bersemangat. Bagaimana ia bisa semangat kalau nanti sore dia akan bertemu dengan laki-laki yang belakangan ini berhasil memenuhi pikirannya, lelaki yang dia anggap adalah milik teman barunya.

"Lu pasti bisa"

"Ini hanya perasaan sementara"

Aahhh rasanya mantra itu sudah berulang kali dia ucapkan untuk menyemangati dirinya sendiri.

Tok tok tok

"Sa ayo jadi diantar ke Butik ga?" Teriak Varo dari luar kamar karena dari semalam Sasa memintanya untuk mengantarkan pagi ini

"Jadi bang jadi bentar ambil tas" Sasa yang kaget pun langsung bergegas mengambil tas selempang yang terletak di sofa kamarnya itu.

Tak sampai 10 menit, mobil hitam yang mereka kendarai sudah sampai di depan Butik dengan nuansa putih itu. Sasa segera turun setelah berpamitan dengan Varo.

Tak terasa sampai jam makan siang Sasa mengerjakan desain baru yang akan launching bulan depan. Dia yang memang tidak nafsu makan sedari pagi tak beranjak dari ruangannya. Dia memilih merebahkan badannya di sofa yang ada di ruangan tersebut.

Sasa yang memang akhir-akhir ini tidak bisa tidur pun akhirnya terlelap.
Tak berselang lama, pintu ruangannya terbuka dan muncul seorang lelaki dengan rahang tegasnya melihat ke sekeliling ruangan mencari sang pemilik ruangan

Matanya tertuju pada sosok gadis yang memakai dress floral dengan belahan dada V yang sedang tertidur di sofa ruangan itu.

Senyum tipisnya terangkat memandangi gadis tersebut. Namun, keadaan itu tak bertahan lama disaat tiba-tiba dia dikagetkan dengan tepukan di pundaknya.

"Abang suka ya sama kak Sasa?" Selidik Bila

"Ah enggak bil. Abang cuman kaget dia ada disitu"

"Bang inget kak Rena, meskipun dia nyebelin sih dan aku gak suka"

*****
Hayoo kira-kira siapa Rena? Kenapa Bila gak suka?

Kayaknya Gael mulai terpesona dengan kecantikan pemilik butik ya?

Hallo semua semoga menikmati tulisan aku 🫶✨

Our Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang