"Pertemuan demi pertemuan yang didukung semesta"
Tak seperti biasanya, pagi yang biasanya terdengar suara alat masak atau peperangan kedua kakak beradik itu kini tak terdengar. Kini hanya terdengar suara ketukan pintu yang sedari tadi tak dibuka oleh sang empunya.
"Saaa kamu ngapain? Kok dari tadi gak dibukaa"
"Saaaaa"
Entah sudah berapa puluh kali tangan itu mengetuk pintu milik sang adik.
"Sa maaf kakak buka pakai password ya" sebelum membuka pintu Varo izin dahulu karena bagaimapun dia tetap mengingat sopan santun.
Tak lama kemudian suara deritan pintu terdengar. Dilihatnya tubuh sang adik terbaring diatas kasur yang dililit dengan selimut.
"Saa kamu kenapa?"
"Astagaa dek badan kamu panas bangettt" panik Varo setelah memegang kening sang adik. Varo pun langsung membawa Sasa ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit, Varo dengan segera membopong tubuh Sasa dengan tergesa. Pasalnya selama perjalanan ke rumah sakit Sasa terus menggigil dan badannya tak berdaya yang membuat Varo khawatir tapi disisi lain juga harus fokus menyetir.
Usai Sasa diperiksa oleh dokter, dengan segera Varo menanyakan kondisi Sasa.
"Sepertinya Sasa terkena tipes juga asam lambungnya naik mungkin kemarin dia kecapean dan telat makan. Tadi sudah diambil sampel darahnya pak untuk dicek apakah positif tipes atau bukan" jelas dokter yang memeriksa Sasa.
"Baik terimakasih dok. Tolong lakukan yang terbaik kalau diperlukan rawat inap silahkan"
"Tunggu hasilnya ya pak, mungkin satu jam lagi akan keluar sembari menunggu infusnya habis"
"Baik dokter terimakasih banyak"
Setelah mendengar penjelasan dokter, Varo segera duduk disamping bankar Sasa lalu mengelus punggung tangan Sasa yang tidak tertancap jarum infus. Terlihat sekali raut penuh khawatir di muka Varo.
"Kak maaf ya, aku ngerepotin"
"Jangan bilang gitu. Kakak lebih marah karena kamu ga ngomong ke kakak. Kakak jadi ngerasa gak berguna, dek"
Mendengar perkataan Varo yang dingin membuat Sasa semakin merasa bersalah terlihat dari raut mukanya.
"Dek no no. Bukan maksud kakak begitu, nanti bilang ya kalau ada apa-apa"
Sasa yang kembali mendengar perkataan lembut Varo pun kini kembali berani menatap mata sang kakak. Meskipun tanpa kata terucap dari mulut, tetapi sepasang kakak beradik itu tau bahwa rasa sayang tersalurkan melalui pancaran keduanya.
⏳⏳
Waktu berlalu dan sekarang terdapat dokter yang menghampiri bankar Sasa.
"Permisi, saya ingin menyampaikan hasil lab"
Varo yang sedari tadi pandangannya tak lepas dari Sasa pun sedikit kaget lalu menengok ke sumber suara.
"Bagaimana dok hasilnya?" dengan sigap Varo mengadap ke dokter untuk mengetahui hasilnya.
"Nona Sasa terkena penyakit lambung ya pak, mungkin sebelumnya dia terlalu kecapekan dan telat makan sehingga suhunya tinggi sampai menggigil"
"Apakah harus rawat inap dok?"
"Tidak pak, suhunya sudah mulai normal tinggal menunggu habisnya infus saja"
"Syukurlah dok, terimakasih dok"
"Baik pak, silahkan mengurusi administrasi di depan karena infusnya sebentar lagi habis biar pasien tidak menunggu terlalu lama"

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Love
RomanceKisah asmara 2 insan yang saling mencintai dan berbagi suka maupun duka. Namun, ternyata Galael Abhikara atau yang kerap disapa Gael memiliki hubungan lain selain dengan Salmira Azizah. Siapakah yang akan disalahkan di keadaan ini? Rasa yang tumbuh...