Bab 5

172 9 0
                                    

Aku sudah berusaha untuk mengelak, nanum semesta mendukungnya.

*****

Udara dingin menjadi pelengkap di Jumat sore ini. Bagaimana tidak, sedari tadi siang mendung beserta angin menghiasi Kota Jakarta. Hal ini membuat gadis yang memiliki mata hazel memilih untuk pulang cepat saat jam menunjukkan pukul 4 sore.

Gadis yang kerap disapa Sasa itu melajukan mobilnya dengan santai menuju ke rumahnya.

Saat tiba di rumahnya dia dikejutkan oleh mobil kakaknya yang sudah terparkir di carport rumah mereka. "Tumben banget pulang cepet" batin Sasa sembari turun dari mobil. Varo yang biasanya jam 7 malam baru selesai urusan kantornya pun membuat Sasa keheranan dengan keberadaan mobil kakaknya.

"Kak Varo dimanaaa?" teriak Sasa saat masuk ke rumahnya

Namun, tak ada sahutan dari pertanyaan tersebut. Sasa yang mengkhawatirkan Varo pun bergegas menuju ke kamar Varo yang berada di lantai 2 rumahnya.

Hingga tiba berada di depan kamar Varo, Sasa mendengar suara ketawa yang dia yakini itu adalah suara kakaknya. Sasa yang penasaran dengan apa yang dilakukan kakaknya pun langsung masuk tanpa mengetuk pintu dahulu.

Dilihatnya seorang laki-laki berkulit putih dengan berpakaian santainya sedang melakukan panggilan video dengan posisi tengkurap membelakangi pintu masuk dan memakai earphone nya. Sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya, Sasa sudah masuk ke dalam kamarnya.

Sasa yang penasaran dengan siapa Kakak laki-lakinya itu melakukan panggilan video hanya memperhatikan sambil mencoba melihat wajah orang diseberang sana yang sedang berbincang dengan Kakaknya. Hingga tiba-tiba Varo menolehkan wajahnya melihat kebelakang.

Pantulan Sasa di hp Varo yang menyadarkan bahwa ada makhluk lain di kamarnya.

Sasa yang kaget pun langsung berjingkat dan Varo berbicara sebentar untuk mengakhiri panggilan video tersebut.

"Itu Bila kan kak?" Tanya Sasa penuh selidik

"Iya"

"Kak jangan jadi perebut pacar orang. Bila udah punya cowok, bahkan dia pesan baju couple di aku" nasehat Sasa dengan bijak.

"Gael maksudnya?" Jawab Varo dengan terbahak-bahak

Sasa yang bingung pun hanya mengerutkan keningnya dan berlalu karena dia sudah lelah dan ingin segera rebahan saja di kasurnya.

*****

Pagi hari sudah terjadi kegaduhan di rumah Sasa. Bagaimana tidak, Varo berusaha membangunkan adiknya itu sambil menggedor-gedor kamarnya namun tak kunjung ada sahutan.

Varo yang sudah tidak sabarpun mendobrak kamar adiknya.

Brakkkk

"Sa bangunnnnn bantuin kakak" teriak Varo di telinga Sasa

"Apa apaan sih kak lu ini kan weekend" dengus Sasa kesal bagaimana tidak Sabtu pagi yang dinantikan untuk bangun siang malah diusik oleh kakaknya.

"Sa bantuin kakak, kakak lupa ada acara ke pernikahan kolega bisnis kakak. Kakak belum nyiapin baju juga"

"Ah pakai yang ada aja kak"

"Sa ayolahh pasti lu ada stok baju di butik kan plisss bantuin"

Sasa yang tidak tega pun segera bangun dari kasur. "Yaudah aku mandi" lanjut Sasa segera dan masuk ke kamar mandi

Varo yang melihatnya pun tersenyum sambil berlalu dari kamar Sasa.

*****

Tak sampai satu jam, kakak beradik itu sudah sampai di butik milik sang adik untuk mengambil jas yang akaj dipakai ke acara yang dimaksud sang kakak tadi.

"Ini kak menurutku sesuai buat ke acara formal" Sasa sambil memberikan satu setel jas dengan warna navy dan kemeja putih.

"Sa, temenin kakak juga ya. Plis, gaada teman ini kakak" mohon Varo lagi

Sasa yang tak tega menolak ajakan Varo pun mengiyakan. Bagaimanapun juga, Sasa tau alasan Varo sampai sekarang tidak memiliki pacar itu karena kakak laki-lakinya tidak mau kasih sayang untuk adiknya terbagi.

******
Sasa dan Varo yang memakai pakaian bernuansa navy itu sudah sampai di Bandung pada sore hari. Acara kolega bisnis yang dimaksud oleh Varo tadi adalah acara pernikahan anak dari rekan bisnisnya.

"Jangan jauh-jauh dari Kakak, Sa. Hp nya jangan sampai mati. Kalau bosen kita balik aja ya" Varo yang sangat perhatian ke adiknya itupun mengutamakan kenyamanan sang adik.

"Iya kak tenang aja. Gue antri zuppa soup dulu ya lagi bm. Mau sekalian ga?"

"Boleh, kakak di meja situ ya mau ketemu temen kakak"

Sasa pun segera berlalu untuk antri. Ditengah lamunannya menunggu giliran, dia dikejutkan oleh tepukan pada bahunya.

"Kak Sa!"

"Bila kamu disini juga?" Tanya Sasa kaget

"Iya aku nemenin Bang Gael. Ini kolega bisnisnya abang"

Sasa yang mendengar nama laki-laki itu tak berminat bertanya lebih karena akan merusak moodnya. Akhirnya Sasa dan Bila antri bersama dan kembali ke tempat duduknya.

Sasa yang berjalan pun kaget dengan kehadiran laki-laki yang sedang dia hindari itu. Bukan tidak senang, tetapi menurutnya suka sama seseorang yang punya pasangan itu tidak baik.

Sasa yang ingin duduk disamping Varo pun mengurungkan niatnya karena Bila lebih dulu menempati tempat duduk itu. Satu-satunya tempat yang tersisa adalah di samping Gael. Setelah Sasa meletakkan zuppa soup punya Varo pun dia berjalan menuju kursi yang tersisa.

"Ngapain Bila duduk disitu sih, bukannya duduk samping cowoknya" batin Sasa kesal.

Dengan mood yang berantakan dia hanya diam sembari menikmati zuppa soup yang diambilnya. Sedangkan Varo, Gael dan Bila larut dalam pembicaraan seru mereka. Entahlah Sasa tidak peduli, dia hanya ingin meredam kesal di dalam dirinya.

*****
Emang boleh sekesel itu Sa? 🤪

Hallo hallo maaf baru dilanjut, semoga cerita ini berkenan untuk kalian ♥️

Our Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang