Bab 7

250 12 2
                                        

Pesona pria setengah matang ini, yang aku maksud Tuhan.

*****

"Buset ini manusia masih ngorok aja"

"Duh tapi tidur aja cakep"

"Ini mah gausah sarapan udah kenyang lihatin muka dia adem gini"

Sasa yang telah berjanji ke Bila untuk menemani Gael di kamarnya pun segera datang memenuhi janjinya. Saat masuk ke kamar lelaki itu menggunakan access card yang diperoleh dari Bila dia melihat seseorang yang masih dengan damainya memejamkan mata dibalik selimut yang membungkus tubuhnya. Dilihatnya wajah damai lelaki yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya. Setelah beberapa menit memandangi wajah tampan dengan rahang tegas itu, dia dikagetkan dengan suara serak khas orang bangun tidur yang membuyarkan lamunannya.

"Kenapa dilihatin mulu? Saya tahu kok kalau saya cakep" ucapnya dengan penuh percaya diri

"Apasih bang. Mata lu noh lihat ini udah jam berapa"

Gael yang pagi-pagi sudah disambut dengan omelan gadis di depannya itu hanya tersenyum dengan jahil. Menurutnya, ekspresi marah-marah gadis ini sangatlah lucu.

"Ngapain pagi-pagi disini?"

"Gue lagi melancarkan misi mendekatkan dua sejoli bang" akhirnya Sasa pun menceritakan misinya. Gael yang baru tau akan kedekatan rekan bisnisnya dan dan adik sepupunya itu pun kaget. Namun, kekagetan itu berubah menjadi rasa bahagia mengingat selama dia bekerjasama dengan rekannya, Varo, lelaki itu adalah sosok yang penyanyang dan bekerja keras. Gael yang notabennya sudah menganggap Bila sebagai adiknya pun lega karena gadis kecil itu tidak salah pilih lelaki.

Sasa dan Gael yang sedari tadi bercerita banyak tentang Bila dan Varo pun akhirnya semakin akrab sehingga tidak ada lagi panggilan "anda-dan-saya" dari mulut Gael. Sampai tak terasa jam menunjukkan pukul 10 pagi dimana waktu sudah hampir menuju jam makan siang. Kedua manusia itu tersadar akan bahwa mereka belum sarapan pun memutuskan untuk memesan makanan secara online.

"Kamu mau makan apa, Sa?"

Sasa yang sedari tadi hanya menggulir layar memilih makanan pun tidak memberikan suara. Hanya kedikan bahu yang dia berikan, tanda dia masih belum tahu. Akhirnya Gael merekomendasikan makanan yang biasa dia pesan saat di Bandung.

"Kamu mau steak ini gak? Aku biasanya beli ini kalau lagi di Bandung" tanya Gael sambil memberikan menu di handphonenya.

"Wahhh mauu kayaknya enak nih. Sekalian es krimnya ya bang" jawab Sasa excited. Bagaimana tidak kalau menu yang ada di layar handphone Gael berisi menu yang menggugah selera dia.

Gael yang melihatnya pun tersenyum dan segera memesan makanan mereka. Disisi lain, sasa yang melihat Gael berkutat dengan handphone nya pun diam-diam tersenyum karena menurutnya act of service Gael bisa membangkitkan kupu-kupu di perutnya. (Padahal Varo juga act of service loh Sa).

Sembari menunggu makanan datang, Gael memutuskan untuk mandi. Sasa yang sendirian di kamar itupun memilih untuk menonton film sembari menunggu makanan datang. Dilain sisi, Gael yang sudah 25 menit menghabiskan waktunya di kamar mandi pun ternyata sedang kebingungan. Pasalnya, dia lupa membawa bajunya dan akhirnya dia memutuskan untuk keluar hanya memakai handuk.

Saat keluar dari kamar mandi, dilihatnya Sasa yang tertidur didepan layar TV yang menampilkan film dari Negeri Gingseng tersebut. Seutas senyum muncul menghiasi bibir Gael. Tanpa sadar, lelaki itu mendekati Sasa untuk melihat lebih dekat wajah gadis itu.

"Kalau lagi ngomel lucu, kalau lagi tidur diem gini adem banget wajahnya" batin Gael sambil memandangi wajah damai Sasa.

5 menit berlalu, Gael masih saja menikmati wajah cantik itu.

"Bang ngapain?" ucap Sasa mengagetkan lamunan Gael. Gael yang kaget pun spontan menjauh dari Sasa dan membuat handuk yang berada dipinggangnya tersibak karena terkena pinggiran meja. Sasa yang melihatnya pun spontan berteriak

"AKKKKKKK"

"ABANG!!! ITU APAAAA" teriak Sasa sambil menutup matanya menggunakan telapak tangannya.

Gael yang kagetpun langsung membalikkan badannya dan membenarkan handuknya.

"Sa kamu jangan lihat kesini dulu abang pakai celana dulu"

"Iya" jawabnya sembari menganggukkan kepalanya.

Namun, Sasa yang penasaran pun melihat dari celah-celah jarinya. Tidak sengaja tadi dia melihat benda asing yang belum pernah dilihatnya secara nyata. Yang mungkin dia hanya melihat di buku pelajaran biologinya.

"Duh badannya abang dari belakang bagus banget. Pasti rajin olahraga ini. Bagian pantatnya aja lebih bagus punya dia bentuknya" batin Sasa sambil terus memperhatikan Gael.

Suara handphone pun memecah kesunyian di kamar itu. Sasa yang masih setia memandangi Gael dari balik tangannya pun masih setia dengan mode pura-pura tidak melihat. Akhirnya Gael yang sudah memakai pakaiannya pun membalikkan badan dan mengambil handphone yang berbunyi itu didekat Sasa.

"Udah selesai kok. Buka mata kamu aja" perintah Gael sembari melihat siapa penelepon yang membuat gawai nya berbunyi. Sasa pun seperti anjing yang menuruti perintah tuannya. Dengan segera dia melepaskan tangan yang berada di depan matanya.

"Makanannya sudah sampai ternyata. Aku ambil dulu ya kebawah"

"Aku aja bang gapapa" jawab Sasa beralasan karena sebenarnya daritadi dia gagal fokus dan ingin mengalihkan pikirannya.

'Udah abang aja gapapa. Kamu disini aja. Tunggu yah" ucap Gael sembari mengelus kepala Sasa. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? jangan ditanya. Dia diam membeku bak air yang berada di dalam kulkas.

*****

Our Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang