Bab 8

255 12 3
                                    

"Bagaimanapun kebahagiaan orang yang kucinta yang paling penting"

*****

Setelah memakan santapan siang itu, Sasa dan Gael memutuskan untuk mengobrol ditemani layar televisi yang menampilkan drama korea namun lagi-lagi terabaikan oleh dua insan manusia yang sedang larut dalam pembicaraan penuh tawa.

Kedua manusia itu terlihat seperti sudah sangat lama kenal. Atau mungkin topik pembicaraan yang sesuai yang membuat mereka terlihat seperti itu. Terkadang memang dengan siapapun lawan bicara kita kalau kita sefrekuensi pasti akan sangat seru bukan?

Hampir 45 menit kedua manusia itu larut dengan obrolan dan candaan yang random. Seperti pembahasan telur duluan atau ayam duluan yang ada. Untuk umur mereka yang sudah masuk fase dewasa itu adalah topik kekanakan bukan? Namun, biarlah untuk sekarang mereka enjoy dengan pembicaraan random itu.

"Bang telur duluan tau daripada ayam"

"Ayam duluan Sa. Gimana ada telur kalau gaada ayam yang ngeluarin?"

"Bang, tapi bisa jadi itu telur dinosaurus yang berevolusi terus menetas jadilah ayam"

"Jadi ayam keturunan dinosaurus maksud kamu?"

Mereka pun tertawa dengan obrolan konyol itu. Begitulah manusia, serandom apapun, sebanyak apapun waktu yang dihabiskan untuk obrolan yang tidak penting, tapi kalau mereka udah ngerasa cocok pasti tidak akan merasakan sia-sia waktunya.

Tiba setelah obrolan konyol itu, mereka teralihkan oleh adegan di layar yang menampilkan kekompakan kakak beradik. Di layar tertera bahwa sang adik yang bekerja sebagai seorang perawat harus menghidupi dan merawat adiknya yang mengidap autisme. Gael yang penasaran dengan hubungan Sasa dan Varo pun akhirnya bertanya kehidupan kakak beradik itu.

"Sa, kamu deket sama Varo?"

"Deket banget bang. Dia adalah satu-satunya harta berharga yang aku punya. Dia juga adalah orang pertama yang selalu ada di kondisi apapun di hidup aku. Makanya aku juga ikut bahagia kalau kak Varo bahagia. Seperti sekarang, aku senang sekali melihat hubungan Kak Varo dengan Bila. Kak Varo gapernah suka atau dekat dengan wanita selama ini karena dia gamau aku kekurangan kasih sayang. Tapi aku tahu, Bila bukanlah sosok yang seperti itu"

Gael yang menyimak jawaban Sasa pun tersentuh. Ternyata hangat sekali hubungan kakak beradik itu. Semakin mendengar jawaban Sasa, Gael semakin kagum dengan jawaban wanita disebelahnya itu. Kini pandangan Gael sudah tidak lagi tertuju di drama korea yang dia tonton, tetapi beralih menatap wajah ayu yang dimiliki wanita periang disebelahnya. Ternyata, wanita yang memiliki umur dibawahnya itu memiliki kadar kedewasaan dan rasa sayang yang luar biasa yang dicurahkan untuk kakak satu-satunya. Benar apa kata pepatah, bahwa umur seseorang tidak menentukan kedewasaan yang dimiliki.

Sasa yang menyadari bahwa terakhir kali dia menjawab tidak ada jawaban dari pria disebelahnya pun lantas menoleh. Didapati Gael yang langsung gelagapan karena tertangkap basah memandangi wanita itu. Yang dipandangi hanya memasang wajah bingung. Gael yang mengerti pun langsung mengalihkan topik agar dia tidak terlalu malu

"eh ternyata kamu punya tahi lalat ya di deket bibir?"

Sasa semakin bingung mendengar pertanyaan Gael. Namun kali ini Gael diselamatkan oleh suara bel di kamarnya yang menandakan ada orang di luar ruangan tersebut. Gael pun segera pamit dan bangkit untuk menghindari pertanyaan Sasa lebih lanjut dan tentunya melihat siapa yang ada di depan kamarnya.

Setelah mengintip dari door view, Gael pun membukakakn pintu. Ternyata Varo dan Bila yang memencet bel tersebut. Gael pun langsung membukakan pintu lebar dan mempersilahkan mereka masuk. Setelahnya pintu kembali ditutup oleh pria berahang tegas tersebut.

Di kamar tersebut pemandangan yang terlihat adalah Sasa yang masih fokus pada drama korea yang ditonton pun tidak menyadari kehadiran dua manusia yang sedang dimabuk asmara. Varo yang setengah hari belum bertemu sang adikpun langsung dengan gemasnya memeluk adiknya yang sedang duduk di sofa. Sasa yang pandangannya semula tertuju ke layar TV pun kaget dan langsung melihat siapa yang memeluknya. Sasa yang notabennya manja ke Varo pun dengan segera membalas pelukan sang kakak.

"Kangen banget sama adek kakak ini" ucap Varo masih mendekap sang adik.

"Adek kangen juga sama kakak. Gimana kak tadi lancar?" ucap Sasa tak kalah excited ingin segera menanyai dengan seribu pertanyaan tentang hari ini.

Varo yang diberi pertanyaan pun langsung melepas pelukannya dan hanya tersenyum lebar memperlihatkan behelnya. Sasa yang mengerti oleh senyuman itupun langsung merasakan perasaan bahagia yang membuncah. Baginya kebahagiaan yang kakaknya rasakan juga sebuah kebahagiaan untuknya.

Dilain sisi terdapat Bila dan Gael yang melihat interaksi kakak beradik itupun tak kalah lebar menampilkan senyumnya. Bagimana tidak, adegan kakak beradik didepannya seolah seperti adegan yang ada di layar TV yang biasa mereka tonton biasanya.

Sasa yang menyadari kehadiran dua orang lain pun segera melambaikan tangan dan menyuruh untuk kedua orang tersebut bergabung dengannya di sofa.

*****

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, disebuah kamar hotel yang ditempati oleh kakak beradik itu dihiasi oleh obrolan santai diselingi canda tawa. Kakak beradik yang kadang terlihat seperti Tom and Jerry tapi terkadang terlihat kompak seperti Upin dan Ipin pun memutuskan untuk tinggal sehari lagi untuk menikmati Kota Bandung dan cerita didalamnya.

"Kakak tadi senang banget yah keluar sama Bila?" tanya Sasa disela sela perbincangan ringan mereka ditemani oleh roti bakar yang sedang viral di Bandung dan secangkir coklat serta kopi panas.

"Sa, kamu gapapa seharian ditinggal sama kakak?" bukannya membalas pertanyaan sang adik, Varo malah membalasnya dengan pertanyaan lain.

"Gapapa dong kak. Kan aku udah biasa juga ditinggal kakak kerja"

"Beda dong. Kan tadi kakak seneng-seneng sama Billa sedangkan kamu di kamar nungguin Gael. Pasti bosen ya adik kakak ini" ucap Varo smabil mengelus kepala Sasa. Sasa yang diperlakukan seperti itu malah cemberut.

"Gak gitu kak. Aku tuh udah gede, aku gapapa ditinggal kakak pacaran. Aku malah seneng mau punya kakak ipar yang nanti bisa aku ajak ngobrol perkara cewek, bisa aku ajakin shopping, bisa nemenin aku tidur, bisa juga bikin kakak bahagia. Aku tuh bahagia juga kak ngelihat kakak senyum karena wanita. Takut banget kalau ternyata kakak sukanya sama cowo" jawab Sasa diakhiri dengan ketawa untuk memecah suasanan yang tiba-tiba mellow itu.

"Ih adek kakak udah bisa ngelawak ya" Varo yang terharu sekaligus gemas dengan jawaban Sasa pun langsung mencubit gemas hidung sang adik.

"Kak tapi ucapan aku itu serius. Kalau kakak udah yakin sama Bila mending buruan nikah. Biar adek ada temennya di rumah, Kakak juga ada yang ngurus, rumah kita jadi rame apalagi kalau nanti kakak punya anak pasti rumah jadi semakin rame."

Varo yang mendengar perkataan Sasa itu pun terharu karena tanpa dia sadari sosok sang adik yang selalu dia anggap kecil itu sudah memiliki pemikiran yang dewasa. Malam penuh bintang dilengkapi dengan udara Kota Bandung yang sejuk itu pun menemani pembicaran sepasang kakak beradik hingga larut.

*****

Halo halo akhirnya aku update setelah sekian hari tidak ada mood untuk meneruskan cerita ini hehe. Semoga cerita ini berkenan di hati pembaca dan semoga aku semakin rajin updatenya <3

Our Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang