"Crystal, apakah ada yang sakit?" Tanya Haein khawatir
"Uncle Hyunwoo appaku, eomma?" Tanya Crystal lirih
"Engga, yang kamu dengar tadi-"
"Iya sayang, appamu disini. Kau tak apa?" Tanya Hyunwoo sangat khawatir, ia mengelus kepala Crystal lembut. Perban Crystal menghalangi tangan sang ayah menyentuh rambut Crystal
Crystal kini berambut pendek hampir botak dikarenakan jahitan yang perlu dilakukan berada di kepala
"Kenapa baru sekarang?" Tanya Crystal menangis
Air matanya telah turun perlahan menghiasi wajah indah Crystal
"Maafkan Appa" ucap Hyunwoo menangis terisak
Hyunwoo tak mampu berkata, ia hanya menangis sembari memeluk tubuh putri kecilnya. "Maafkan Appa, hiks" tangis Hyunwoo kian deras
Haein menangis melihat pemandangan didepannya, hatinya sakit melihat keadaan Crystal. Tak seharusnya anak sekecil Crystal mengalami kejadian seperti ini.
Tangan Crystal tampak mendorong tubuh Hyunwoo, "lepas" ucap Crystal masih terisak. Ia tidak mau menerima lelaki didepannya
Hyunwoo tak peduli, ia tetap memeluk Crystal erat. Ia tak mau melepaskan putri kecilnya itu.
"Lepaskan!" Teriak Crystal sembari mendorong tubuh Hyunwoo lagi
"Hyunwoo ya" ucap Haein sembari menarik Hyunwoo pelan. Crystal tampak mulai berteriak histeris, ia benci situasi ini
"Keluar! Jangan masuk kesini" bentak Crystal
Ia sungguh membenci Hyunwoo, orang itu telah melukai ibunya. Crystal selama ini tahu ibunya sering menangis, dan ia tahu apa penyebabnya.
"Hei Crystal, tenangkan dirimu" ucap Haein malah membuat Crystal kian mengamuk
"Mianhae Crystal a" ucap Hyunwoo terbata bata, ia masih menangis terisak.
"Crystal kamu ga boleh gitu sayang, dia papa kamu" ucap Haein berbicara lembut. Meski ia sendiri juga belum bisa menerima kenyataan ini.
"Ga mau! Hiks papa jahat" ucap Crystal sembari menunjuk Hyunwoo
Haein langsung menurunkan tangan Crystal yang menunjuk Hyunwoo, "Crystal" Haein memperingatkan Crystal dengan nada dalam
Crystal langsung diam dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Haein, Haein memeluk Crystal pelan takut menyakiti putri kecilnya.
"Crystal, Papa bakal jelasin semuanya ke kamu" ucap Hyunwoo
Crystal tidak membalas ataupun sekedar menatap, ia hanya diam tetap dalam posisi tenggelam di ceruk leher Haein
"Papa ga tau tentang semuanya nak, papa baru tahu sekarang. Maafin papa ya?" Ucap Hyunwoo begitu tulus
Haein sangat sedih melihat Hyunwoo menangis sesenggukan, ingin rasanya dirinya memeluk pria itu dan meninggalkan putrinya. Tapi tidak mungkin, saat ini putrinya lebih penting.
Crystal masih saja terisak membuat Hyunwoo pasrah, sepertinya ia harus memberi ruang dan waktu untuk Crystal
"Papa keluar dulu ya, Crystal kalau udah siap ngomong sama papa panggil ya. Papa di luar kok ga kemana mana" ucapnya
Meski Crystal tak merespon tapi mata Haein sudah menjawab semuanya, jadi Hyunwoo pergi meninggalkan kedua gadis penting di hidupnya.
Hyunwoo langsung terduduk di kursi rumah sakit, ia meremas rambutnya kesal.
***
Lee Minho berlari sepanjang koridor rumah sakit, matanya menelisik setiap angka di pintu ruangan. Beruntung ruangan VVIP hanya ada sekitar 10 ruangan, jadi tidak perlu lama bagi Lee Minho untuk sampai pada tujuannya.
Ia melihat Hyunwoo terduduk disana dengan mata sembab, Hyunwoo tidak lagi menangis. Tapi tatapannya menjelaskan semuanya.
Lee Minho menghela nafas pelan kemudian menepuk bahu Hyunwoo seolah memberi kekuatan, kemudian ia masuk ke ruangan Crystal.
Crystal tampak tertidur sementara Haein menatap Crystal lembut sembari mengelus rambutnya pelan
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Lee Minho
"Bisa jagain Crystal bentar? Aku perlu berbicara dengan Hyunwoo" ucap Haein
Lee Minho mengangguk santai, toh ia hanya perlu menjaga Crystal agar tetap aman.
"Tentu, gunakan waktu kalian" ucap Lee Minho mengambil alih posisi duduk Haein
Haein keluar dari ruangan dan menemui Hyunwoo
"Ya baek Hyunwoo" panggil Haein
Hyunwoo mendongak menatap Haein kemudian tersenyum kecil
"Mari bicara di luar" ucap Haein sambil menarik tangan Hyunwoo keluar
Mereka kini ada di taman rumah sakit, keduanya masih diam.
"Haein ah, apa jawabanmu jika aku melamarmu sekarang?" Tanya Hyunwoo tiba tiba
"Tentu tidak" jawab Haein langsung
Hyunwoo terkekeh sejenak kemudian bertanya "kenapa?" Tanyanya
"Bukankah kita perlu mengenal satu sama lain terlebih dahulu?" Ucap Haein terdengar bagus
"Hm, boleh. Kita bisa pacaran dulu" ucap Hyunwoo dihadiahi pukulan keras
"Bukan aku yang menerima lamaranmu, tapi Crystal. Maka berusahalah sekuat mu, Crystal tampak tidak menyukaimu" ucap Haein berniat meledek Hyunwoo, tapi lelaki itu malah menganggapnya serius
Haein langsung memasang raut wajah tidak enak, mungkin ia harus berhati hati dalam menggunakan mulutnya mengingat Hyunwoo sangat sensitif sekarang.
"Jangan khawatir, Crystal seperti itu karena emosi sesaat. Ia sudah lama menginginkan figur seorang ayah. Tidak mungkin ia melepaskan mu begitu saja" ucap Haein berusaha meyakinkan Hyunwoo
"Terimakasih" ucap Hyunwoo kemudian memeluk Haein erat
Haein kaget, ia tak menyangka Hyunwoo akan memeluknya.
"Kenapa terimakasih?" Tanya Haein
"Terimakasih sudah mau menerimaku" ucap Hyunwoo sembari melepas pelukan singkat itu
"Aku berjanji akan menjaga kalian, mulai detik ini kalian akan selalu kujaga" ucapnya terdengar serius
Haein tersenyum, setidaknya sekarang keluarga kecilnya mempunyai figur ayah. Haein berharap kedepan semuanya dipermudah.
***
"Anda siapa?" Tanya Crystal kala terbangun dan melihat Lee Minho yang sedang bermain hp
Lee Minho menatap Crystal, astaga wajahnya benar benar mirip Haein. Hyunwoo hanya menerima hikmahnya saja pikir Minho.
"Aku Minho, kawan ibumu. Dia memintaku untuk menjagamu sebentar" ucap Minho dengan nada akrab
Minho adalah orang yang mudah untuk berbaur dengan orang asing. Ia pribadi yang ceria, aktif,, dan pintar.
"Minho ssi, maukah kau pura pura menjadi ayahku?" Tanya Crystal
***
TBC
Jgn lp voment ygy
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mother
RomanceHong Haein bangun dengan kondisi hamil, ia tidak tahu siapa pemilik daripada bayi yang ia kandung. Alhasil ia diusir dari rumah, dan tinggal dengan anaknya.