20

1.1K 121 10
                                    

"Haein"
"Hong Haein"
"Noona!"

Baru sadar, Haein langsung diserbu oleh tiga pria yang seharusnya melakukan hal yang sama kala ia melahirkan.

Haein membuang kenyataan pahit tersebut kemudian menatap ketiga dari mereka, ia langsung saja memejamkan mata saat melihat kondisi Hyunwoo yang memar dan terluka lumayan parah, sementara Rain mengalami sedikit luka di kepalan tangannya karena memukul Hyunwoo secara membabi buta.

"Soocheol tolong ambilin p3k" pinta Haein tidak sanggup melihat kondisi dua pria didepannya

Soocheol baru akan menggerutu karena disuruh suruh namun langsung mengurungkan niatnya kala melihat kondisi kakaknya

Haein menatap mereka tajam ketika Soocheol meninggalkan mereka bertiga di ruang rawat, "apa yang kalian lakukan?" Tanya Haein dengan nada yang cukup untuk membuat kedua pria hebat itu kicep

"Hehe" kekeh Rain mengingat betapa gilanya dia tadi

Hyunwoo mendengar pertanyaan Haein langsung saja mengerucutkan bibirnya, kemudian mulai mengadu kepada Haein.

Haein tersenyum getir mendengar cerita Hyunwoo, apalagi kala melihat Rain hanya diam tanpa mengelak.

"Makanya jangan hamilin anak orang" tegur Haein sontak membuat Rain tersenyum penuh kemenangan, ia kira Haein akan membalas Rain dengan mendukung Hyunwoo.

"Papa juga kenapa sih pake acara pukul pukul" gerutu Haein tak habis pikir

"Ya maaf, papa kesel dia ga temenin kamu pas hamil. Apalagi dengar dia mau lamar kamu" ucap Rain sukses membuat Haein menatap Hyunwoo dengan pandangan tajam

Hyunwoo langsung gelagap, alamak pikirnya

"Apaan lamar lamar" ucap Haein ketus

"Terus papa emang temenin aku pas aku hamil?" Sarkas Haein

"Maaf" hanya kata itu yang mampu terucap dari bibir Rain

Haein kemudian langsung tenang kala Soocheol datang membawa kotak p3k, "kena setrap?" Tanya Soocheol melihat Rain dan Hyunwoo hanya menunduk diam

"Sini kalian!" Ketus Haein sambil membuka kotak p3k

"Maju!" Ketus Haein saat melihat Hyunwoo dan Rain takut takutan

"Sini tangan papa" ucap Haein sambil membuka tutup betadine

Rain menyerahkan tangannya sambil memejamkan mata, sejenak ia menyesal memukul dengan kuat. "ARGH" teriak Rain padahal Haein belum melakukan apa apa

Hyunwoo dan Soocheol tertawa namun langsung diam kala Haein menatap mereka tajam

Haein langsung saja memencet kapas dengan kasar, bodo amat sakit. Biar ga macam macam lagi habis ini pikir Haein.

Usai mengobati luka di tangan Rain, kini Haein bergeser ke arah Hyunwoo yang tengah merapalkan doa.

Langsung saja Haein mengguyur luka Hyunwoo dengan alkohol tanpa memberitahu pria tersebut, Hyunwoo terlonjak kaget kemudian menahan mulutnya yang akan mengeluarkan kata kata mutiara

Rain menutup mulut menahan tawa, sementara Soocheol mengurut Hyunwoo membantu menenangkan Hyunwoo.

"ADUH!" Teriak Hyunwoo kesakitan saat Haein menuangkan obat China ke luka Hyunwoo yang masih basah

***

"MAMAA" girang Crystal memeluk erat sang ibu yang sudah lama tak ia temui

"Mama kok pigi ga bilang bilang ?! Crystal capek tahu mikirin mama" kesal Crystal saat pelukan mereka terlepas

Haein hanya tersenyum kecil kemudian mengelus kepala sang anak yang mulai ditumbuhi rambut rambut halus

"Rambut ital dah banyak kan Ma" ujar Crystal dengan senyum yang memamerkan gigi putihnya

Haein tak henti menghilangkan senyum di wajahnya, dengan pelan ia menagangguk sebagai jawaban.

"Mama besok ga boleh kerja ya? Mama harus temenin Ital sampe satu minggu pokoknya" ucap Crystal membuat senyum di wajah Haein pudar

"Dua hari Ok?" Tawar Haein

"NO! Mama tinggalin ital lama bangett" rengek Crystal, air mata mulai menumpuk di pelupuk matanya

Haein tak tega kemudian berakhir mengangguk, sekalian memulihkan keadaan tubuhnya pikirnya.

Haein kemudian meminta Crystal untuk pergi ke tempat bibi terlebih dahulu mengingat masih ada tamu yang perlu ia urus.

"Hyunwoo shi, kapan anda kembali?" Tanya Haein sarkas

Hyunwoo tersenyum kemudian berkata, "Aku sudah mengantarmu jauh jauh, ini sudah larut malam. Bukankah lebih baik saya menginap di sini sebagai tamu terhormat"

Haein mendengus kesal, sudah ia duga. Pasti pria ini ada udang dibalik bakwan.

Malas berdebat, Haein pun mengantar Hyunwoo menuju kamar tamu yang selalu dibersihkan dan tertata rapi.

"Yah gada sofa ya? Berarti kita tidur bareng di kasur?" Tanya Hyunwoo

Haein langsung membolakan mata kesal

"Lo tidur sendiri" ketus Haein kemudian pergi meninggalkan Hyunwoo yang terkekeh pelan

***

Haein kehausan, ia pun turun ke dapur untuk mengambil minum.

"POCONG" teriak Haein melihat siluet hitam tampak bergoyang goyang di dapur

"APAAN" kaget Hyunwoo berteriak kemudian mengicir ke arah Haein

"MANA POCONG" teriak Hyunwoo

Haein mengatur nafas kala menyadari siluet hitam tersebut adalah Hyunwoo, kemudian mengernyit kala merasa bahunya berat.

Langsung saja Haein menyentak bahunya kasar

Hyunwoo terjatuh begitu saja kala topangannya jatuh, kemudian menatap Haein seolah mengatakan 'kejam'

Haein tak peduli kemudian melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, yakni mengambil
minum

"Hyunwoo! Ini kamu masak apa sampe meleber leber" kesal Haein mematikan kompor karena air yang membeludak dari panci

"Eh iya" Hyunwoo buru buru kembali ke dapur namun langsung melongo saat Haein membuang seluruh isi panci ke tong sampah

"Eh, kamu masak Mie?!" Kaget Haein saat melihat tong sampah kini berisi Mie beserta air yang sudah menguning karena Mie

"Yaudahlah" Hyunwoo lemas ia langsung kembali ke kamarnya membuat Haein merasa sangat bersalah

Haein langsung saja mengambil bungkus Mie yang baru dan memasaknya ulang, ia juga menambahkan telur dan beberapa slice daging sapi. Tak lupa ia menambahkan kimchi setelah mienya matang, langsung saja ia menaruh di meja dapur.

Kemudian ia berjalan pelan ke kamar tamu, ia mengetuk pelan pintu tersebut. Hilang sudah rasa gengsinya, yang tersisa hanya rasa bersalah yang kian melingkupi hatinya.

Haein mengernyit kala Hyunwoo tak kunjung membuka pintu, ia membuka pintu pelan. Ternyata Hyunwoo sudah tertidur meringkuk, mungkin karena kelaparan. Langsung saja hati Haein meringis.

"Hyunwoo" panggil Haein pelan, pria tersebut bergerak sedikit namun lanjut tertidur

"Hyunwoo" panggil Haein sambil memegang bahu pria tersebut

"Bangun" ucap Haein lembut

"Argh" kaget Haein kala Hyunwoo menariknya hingga kini tubuh Haein berada di atas tubuh Hyunwoo

Hyunwoo kemudian memeluk Haein erat dan lanjut memejamkan mata

Haein menelan ludah, ia sungguh gugup sekarang. Hilang sudah rasa bersalah, sekarang hanya rasa marah yang muncul di hati Haein.

"Lepas!" Bentaknya kemudian melepas pelukan tersebut dalam satu hentakan

"Jangan pegang aku sembarangan, we are strangers Hyunwoo. Sana ke meja dapur, aku dah masakin Mie" ucap Haein dingin kemudian bergegas meninggalkan kamar tersebut

Hyunwoo terdiam, benar kata Haein. Mereka tidak dekat, hanya saja mereka ditakdirkan oleh keadaan.

TBC

VOMENT!!!!!

Single MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang