"Taufan juga udah maafin lo, Li" Ucap FrostFire berusaha menenangkan halilintar yang sudah menahan nangis.
"Sudahlah."
Halilintar berjalan pergi dari supermarket. Melangkah, membuka pintu supermarket.Berjalan sambil menahan isak tangis, mengingat kejadian masa lalu "𝘬𝘢𝘬...𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱, 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵...𝘩𝘪𝘬𝘴" kata-kata itu muncul dibenaknya. Air mata tanpa disadari keluar dari mata, tidak bisa ditahan. Halilintar segera menghapus air matanya, dan lanjut berjalan.
Sudah sampai dirumah, halilintar memberikan belanjaan nya kepada gempa.
"Terima kasih kak hali"
Halilintar mengangguk, ia langsung berjalan menuju kamarnya untuk belajar karena besok sudah mulai sekolah juga. Ditambah ada tugas untuknya dari guru, tugasnya banyak. Tentu saja, karena dia seorang ketos.
•••••
Pukul 11:36.
Taufan sedang berada di belakang rumah yang ditemani oleh thorn. Thorn sedang menyirami tanamannya, sedangkan Taufan lagi melamun. Ntah apa yang ia pikirkan.
Taufan duduk di rerumputan yang hijau, di temani Thorn disebelahnya. Thorn melirik ke arah Taufan, baru sadar sedari tadi Taufan melamun. Thorn menaikkan satu alisnya.
"Kak Taufan kenapa?" Tanya Thorn.
Tidak ada jawaban darinya, Taufan tidak mendengar. Thorn pun menepuk pundak Taufan dengan satu tangannya untuk menyadarkan lamunan taufan.
Taufan tersadar dari lamunannya setelah Thorn menepuk pundaknya."Kak Taufan lagi mikirin apa?" Tanya Thorn.
"A-ah! Gada kok" Jawabnya.
"Sini cerita sama Thorn, Thorn siap mendengarkan curhatan kak ufan!!" Tawar thorn tersenyum lebar.
Taufan menatap Thorn, ingin cerita tapi takut, malu. Thorn menatap Taufan dengan wajah tulus dan manisnya, tak lupa tersenyum dengan tulus, siap untuk mendengarkan curhatan sang kakak.
Taufan memegang tangan Thorn yang masih berada di pundaknya, Taufan genggam tangan Thorn.
"Janji rahasiain curhatan Taufan yak?" Taufan memohon untuk merahasiakan curhatan yang akan ia ceritakan kepada Thorn.
Thorn mengangguk, tersenyum melihat Taufan yang ingin curhat. Thorn siap mendengarkan.
Taufan masih sedikit gugup, tapi dia ingin menceritakan nya juga kepada Thorn. Taufan yakin Thorn bukanlah orang yang ingkar janji. Thorn selalu menepati janji. Jadi Taufan berusaha menceritakan semuanya kepada Thorn tanpa ragu-ragu Thorn akan ingkar janji. Taufan percaya kepada thorn. Taufan mulai menceritakannya kepada Thorn dari ia menulis surat itu sampai akhir.
Thorn mendengarkan dengan baik, tanpa memotong pembicaraan taufan, sampai menatap serius Taufan.
"Hahahah, ini beneran kak ufan kan?"
Thorn kelihatan tak percaya kepada taufan. Tapi manusia juga pasti memiliki sifatnya masing-masing. Jadi itu masih wajar aja.
"Ishh kan, seharusnya tadi gausah cerita aja" Ucap taufan memutarkan bola matanya malas.
"Heheh, maaf"
"Terus gimana? Masih mau deketin kak hali? Sekarang jadi canggung ya? Iyakan? Kak hali nya marah ga? Atau malah malu? Atau kak ufan yang malu?" Pertanyaan yang berturut-turut dari thorn.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Secret)|| MY BROTHER || [Halilintar×Taufan]
Randomseorang anak kedua yg ingin sekali di spesial kan oleh kakaknya, tapi sayangnya itu semua tidak bisa. Sudah berusaha mendekatinya. hasilnya nihil. Bagaimana bisa seorang Taufan mendekati Sang kakak yg pemarah, dingin pula. "emang ya, kak alin itu...