Disiang yang mendung nan hujan lebat diluar yang diikuti gemuruh petir. Duo saudara ini sedang berada di depan pintu kamar kakaknya, alias menguping.
"Ih kok kak hali tampar kak ufan sih! Kasian kak ufan, ya kan sol?" Bisik Thorn.
Solar terlalu serius melihat kedalam dan mendengarkan, dia hanya menjawab pertanyaan Thorn dengan anggukan dan mengangkat jari telunjuk nya ke bibirnya untuk memberitahu kepada Thorn 'jangan berisik'.
Thorn mengerti, walau sedikit kesal tapi dia tau situasi. Dia pun lanjut menguping dan melihat sedikit dari sela-sela pintu yang terbuka.
"A-ah, aku ga bermaksud, maaf... " Ucap halilintar dengan nada kecil. Emosinya sudah hilang setelah kejadian masa lalu muncul di benaknya.
Taufan masih dalam tangisnya, menunduk sambil menghapus air matanya. Pipinya masih merah, jadi ia memegangnya dengan telapak tangan kanan dan tangan kirinya untuk menghapus air matanya yang berjatuhan. Rasanya benar-benar sakit. Sakit fisik dan sakit hati.
"Maaf... A-aku...hiks.. Aku hanya... Hanya... Iri dengannya, aku ga bermaksud membencinya... " Ujar Taufan berusaha tidak sesegukan saat bicara.
Halilintar diam menatap Taufan, dengan perlahan ia melangkah kan kakinya untuk mendekati Taufan, lalu halilintar mendekap tubuh Taufan dengan lembut.
"Maaf..." Ujar halilintar.
Taufan sontak terkejut, baru pertama kali ia dipeluk oleh halilintar setelah sekian tahun. Bahkan dari Taufan kecil ia tidak pernah sama sekali dipeluk oleh halilintar. Baru pertama kali. Tanpa ragu-ragu Taufan membalas pelukan halilintar dengan erat.
"M-maaf ya kak?" Ucap taufan yang wajahnya ada di bahu halilintar.
Halilintar mengusap rambut taufan, sambil tersenyum kecil.
"Gapapa, aku ngerti. Aku juga minta maaf karena ga bisa nahan emosi tadi ya?"
Taufan mengangguk pelan. Yah, taufan ga mau lepas dari pelukan, akhirnya mereka berpelukan cukup lama.
"Ekhem!" Terdengar suara dari luar kamar.
Diluar ada solar dan Thorn yang dari tadi mengintip, alangkah terkejutnya dengan tiba-tiba gempa datang di hadapan mereka.
"Nguping kalian?!" Ujar gempa menatap kedua insan di depannya dengan tatapan mematikan sambil membawa sebuah sapu di tangannya.
"... Eh kak gem... " Ujar solar sebari tersenyum ketakutan.
"Thorn yang ajak kak!" Lanjutnya."Lho? Kok Thorn sih!" Tak Terima Thorn karena dirinya di salahkan.
"Hahhh.... Cepat bersihin taman belakang rumah!!" Titah gempa pada keduanya. Mungkin itu hukuman.
"Lain kali jangan nguping-nguping! Paham?!!" Lanjutnya."Siap bos!!" Sorak keduanya.
Mereka berdua pun pergi dari depan kamar Taufan menuju belakang rumah untuk membersihkan taman tersebut seperti apa yang di perintahkan gempa tadi. Gempa lanjut ke dapur untuk melakukan aktivitas nya seperti biasa, memasak, menyapu, mengepel, mencuci, dan lain-lain. Semua pekerjaan rumah gempa yang urus.
Halilintar dan Taufan masih di dalam kamar, aksi berpelukannya sudah selesai setelah mereka mendengar suara dari depan pintu kamar itu. Halilintar panik, kalau bener ada yang ngintip nanti bisa jadi gosip satu kelas, itu sih kalau yang ngintip nya Blaze. Blaze itu seperti ibu-ibu tukang gosip, apa aja dia omongin, kucing lahiran aja bisa jadi berita untuk sekelas.
"Sekali lagi, maaf" Ujar halilintar seraya berjalan meninggalkan Taufan dari dalam kamar.
Jam 18:12
Malam pun telah tiba, saatnya para tujuh saudara ini melaksanakan sholat wajib magrib. Semuanya sudah berkumpul di ruang yang kosong tempat mereka khusus untuk solat berjamaah."Siapa jadi imam?" Ujar gempa.
Mereka akhirnya saling bertatapan satu sama lain."YANG GERAK JADI IMAM!!" Teriak blaze yang sudah mematung berdiri di pinggir Taufan.
Mereka akhirnya tidak ada yang bergerak, mematung, Kecuali gempa, solar, dan halilintar yang hanya memasang wajah datar mereka.'Takk!'
Sebuah pukulan mendarat ke kepala blaze dengan tak di undang. Blaze meringis kesakitan sembari mengusap kepalanya.
"Ice...?" Ujar Taufan. Semua mata langsung tertuju pada ice, nama yang di sebut Taufan. "Apa?" Ucap ice, dirinya sadar bahwa ia sedang di tatap ke enam saudaranya.
Akhirnya ice jadi imam sholat magrib. Ice menyetujui nya kok. Ya dia juga baru pertama kalinya jadi imam, karena semua saudaranya sudah pernah merasakan jadi imam, tinggal dirinya yang belum. Blaze, Taufan, Solar dan Thorn dulu tidak bener jadi imam nya. Saat jadi imam Blaze dan Taufan malah ketawa-ketiwi saat sholat sudah di mulai, alhasil harus di ulang berkali-kali. Solar kelamaan ngaca dan Thorn suka ngulang-ngulang surat seperti surat Al-Kafirun.
Ice maju ke depan menempati shaf paling depan. Sepertinya ice keliatan biasa saja, ya, memang biasa saja. Malah di wajahnya terdapat aura kantuk. Para saudaranya juga ga kepikiran kalau ice ini kan si kebo tidur.
"Allahuakbar" Solat sudah di mulai. Masih awal dan masih normal.
"Allahuakbar" Sudah sampai di rakaat terakhir keadaan posisi sujud. Sudah sampai tahiyat akhir.
....
4 menit kemudian....
Mereka masih dalam posisi sujud.5 menit kemudian....
Masih belum ada suara yang dari sang imam.'Wahh banyak doa kah kak ice nih?' Batin Thorn yang sudah pegel.
Lama kelamaan mereka menjadi kesal karena pegal dengan posisi sujud nya.Blaze. Orang yang ga sabaran pun menggerutu kesal. "WOYY LO KOK LAMA BANGET!! ADA BERAPA DOA YANG LO PENGEN SIHH!!!" Teriak blaze yang sudah bangkit dari sujudnya. Tidak untuk di tiru ya!.
Blaze menghampiri ice. Sudah sampai di pinggir ice, blaze mendekatkan wajah nya ke wajah ice yang sedang sujud. Blaze melihat mata nya tertutup, mulutnya mingkem. "Ckhh! IMAM NYA TIDUR GAYSS!!" Sekali lagi teriak blaze yang membuat ice terkejut karena berteriak di telinganya. Ice pun bangun sambil mengucek sebelah matanya.
Semua nya pun pada bangkit dari sujud nya. Akhirnya Halilintar juga yang harus maju. "Udah, gw aja yang gantiin" Ujarnya.
"Yahhh di ulang dong solatnya... " Keluh Thorn yang sudah pegel akibat tadi.
"Hah... Udah lah itung-itung pahala ya kan?" Jawab solar tersenyum tipis sembari menyenggol bahu Thorn sedikit.
Halilintar pun menjadi imam sholat maghrib, tanpa ada drama. Akhirnya mereka selesai solat. Mereka pun kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Gempa yang diantar oleh solar untuk berbelanja untuk besok sarapan karena stok makanan sudah habis, blaze dan Taufan bermain game, ice lanjut tidur, Thorn dan halilintar sedang nonton TV bersama.
Thorn sangat senang dengan tontonannya sementara halilintar hanya membaca buku novel ditangannya. Mereka duduk di sofa yang empuk dan sudah tersedia cemilan dimeja tepat di depan sofanya. Thorn mengambil satu ciki lalu memakannya dengan renyah sambil menonton TV yang berjudul Upin And Ipin.
"Kak... Tadi kak hali kenapa?" Tanya thorn yang masih mengunyah ciki di dalam mulutnya.
Heyyo gayss!!
Plis gada niat sih buat lanjutin cerita ini.
Alasannya karena aku masih jelek buat ngerangkai kata kata nya TnT.
Menurut ku kayak kurang bagus gitu kata katanya jadi aku suka insecure sama wattpad orang yang kata kata nya sangat estetok.
Yahh tapi aku punya ide sih buat lanjutin ceritanya, moga aja suka ya!!
Kalo kalian ga suka gpp sih, orang aku juga ga suka sama cerita ini, eh bukan deh, tapi ga suka sama kata kata yang masih amburadul 😭.
Akan aku usahain buat lanjutin ceritanya... 😇🤗Yaudah segitu aja dulu, maaf pendek dulu ya. Me lagi sibuk, nanti nanti aku lanjut deh. Gausah nunggu takut lumutan ntar nya.
Papayyy💖
KAMU SEDANG MEMBACA
(Secret)|| MY BROTHER || [Halilintar×Taufan]
Randomseorang anak kedua yg ingin sekali di spesial kan oleh kakaknya, tapi sayangnya itu semua tidak bisa. Sudah berusaha mendekatinya. hasilnya nihil. Bagaimana bisa seorang Taufan mendekati Sang kakak yg pemarah, dingin pula. "emang ya, kak alin itu...