Hujan lebat diluar, suasana menjadi dingin, angin sangat kencang. Kedua pemuda sedang berada dikamar menikmati suasana yang sejuk ini.
"ITU KAMBINGNYA DISANA!!!"
'𝘗𝘭𝘢𝘬𝘬'
"Berisik, solar. Udah, doranya emang bodoh"
"Duh... Kenapa harus pukul gw juga!"
"Maaf, heheh. Lagian solar ngejerit ga jelas."
Solar mengelus pipinya yang ditampar Thorn tadi. Thorn hanya nyengir saja. Kalo solar yang tampar Thorn pasti Thorn sudah merengek, marah. Rasanya solar ingin membalasnya. Untung solar sabar.
Terdengar suara hentakan kaki melewati kamar solar dan thorn. Ya mereka kamarnya berduaan. Ice juga berdua dengan blaze, sisanya kamar nya pada sendiri-sendiri.
"Eh, itu kak hali kah?" Bisik thorn melihat kearah pintu yang terbuka. Tidak ditutup.
Solar mengangguk, berpose berpikir.
"Kira-kira mau ngapain kak hali bawa kak Taufan ya? Mau dibawa kemana juga?"
"Ikutin yok" thorn menatap solar dengan senyum lebar. Solar nampak tertarik dengan ide thorn. Mereka saling bertatapan.
"Ide bagus!" jawab solar dengan senyum seringai.
Solar berdiri begitupun dengan thorn. Mereka akan mengikuti kedua kakak sulungnya. Diam-diam. Solar melangkah pelan, diam sejenak diambang pintu, melirik ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada seseorang. Ternyata memang tidak ada orang. Gempa palingan ngikut tidur kayak ice, kan suasana nya mumpung lagi dingin gini, sejuk.
Solar berbalik kebelakang ke thorn. Memberi thorn kode bahwa situasi aman. Thorn mengangguk, menyusul solar yang berada di depan pintu. Mereka mengendap-endap dari belakang, mengikuti halilintar yang membawa taufan.
Solar menghentikan langkahnya, thorn juga. Mereka melihat halilintar membawa taufan ke kamar milik Taufan.
Thorn mengernyitkan dahinya."Mau ngapain ya?"
"Palingan juga kena maungan" Jawab solar dengan wajah datar.
Pintu kamar Taufan sudah ditutup oleh halilintar. Saatnya duo saudara ini menguping. Solar dan Thorn menempelkan telinga mereka ke pintu. Sambil berjaga melihat kesana-kesini untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka berdua menguping.
•••••
Halilintar menyuruh Taufan duduk di kasur. Taufan nurut saja. Sedangkan halilintar mencari sesuatu. Taufan diam saja, ntah apa yang halilintar cari di kamar miliknya. Tanpa rasa bersalah lagi. Kan barang-barang Taufan jadi berantakan.
Halilintar sedang mencari sesuatu di meja belajar taufan, meraba-raba setiap buku, laci, begitupun kotak pensil. Akhirnya ketemu. Halilintar mencari sebiji kertas. Ia memegang kertas yang sudah terlipat.
Taufan bingung melihat halilintar, untuk apa kertas itu? Kelihatannya kertas itu sudah ada tulisannya, kertasnya sudah terlipat. Taufan tak ingat kertas apa itu, kalo itu isi curhatan Taufan ga mungkin. Taufan nulisnya dibuku khusus buat dia curhat. Bukan selembar kertas.
Halilintar menghampiri Taufan sambil memegang kertas yang tadi ia cari. Ia berdiri didepan Taufan dengan tatapan tajamnya, seperti biasa.
Taufan menatap halilintar ngeri, serem. Apa kesalahan Taufan lagi, perasaan Taufan cuman nulis surat, dan nabrak halilintar tadi pagi, itu doang. Ga jailin halilintar kok. Tapi kenapa halilintar keliatan kayak orang marah, kayak singa.
"Maksudmu apa menulis ini?!" Ujar halilintar dengan nada keras seraya melemparkan kertas itu kepada Taufan.
Kertas mengarah kepada Taufan, Taufan mengambil kertas itu, sedikit berdiam dulu melihat sebiji kertas yang dilipat.
Taufan membuka kertas itu, halilintar sedang berdiri dihadapannya dengan wajah singanya, membuat Taufan merinding.
Perlahan Taufan membuka nya, kertas sudah terbuka. Terkejut. Ternyata isinya adalah tulisan Taufan. Taufan yang tulis.
Bagaimana Taufan bisa lupa kalo dia pernah tulis ini. Taufan pikun. Ceroboh. Tapi... Darimana juga halilintar bisa tau soal kertas ini?."Aku menemukan itu saat mau meminjam pulpen mu, di meja belajar milikmu." ucap halilintar seolah tau isi pikiran Taufan saat ini.
"Apa maksudnya, Secara tiba-tiba kamu membenci gempa?." Lanjut halilintar menatap tajam Taufan. Aku-kamu halilintar gunakan saat berbicara dengan taufan. Selebihnya Aku-Kau, kalau sama solar gw-lo.
Taufan menatap halilintar dengan wajah pasrah nya. Sudah ketauan, bisa apa kalau sudah kena marah halilintar? Bisa diam.
Taufan terdiam beberapa saat."TAUFAN!! JAWAB!!" Bentak halilintar, matanya melotot. Amarahnya sudah keluar.
Taufan sedikit terkejut dengan bentakannya. Taufan menatap halilintar yang melotot padanya, karena takut akhirnya Taufan menundukkan kepalanya.
Karena Taufan tidak menjawab pertanyaan halilintar, membuat halilintar semakin kesal. Halilintar menarik kerah baju Taufan yang membuat Taufan terdiri dari kasurnya.
Seketika Taufan sangat panik. Belum pernah melihat halilintar marah sebesar ini padanya. Terlihat oleh Taufan wajah halilintar sudah memerah, yang artinya dia sangat marah. Oh matilah taufan-.
Dengan keadaan hujan lebat diluar yang diikuti oleh gemuruh petir yang kencang, membuat suasana sangat menakutkan apalagi Taufan yang takut petir. Oh tidak, Sekarang ia lebih takut dengan orang yang dihadapannya.
Amarah halilintar tidak bisa dikendalikan. Jika dia sudah marah, tamatlah~.
Halilintar melepaskan tangannya yang memegang kerah baju Taufan, dan secara mengejutkan halilintar menampar Taufan dengan sangat keras. Membuat pipi sang empu merah.
Taufan memegang pipinya yang kena tampar halilintar, tamparan yang sangat kencang. Mata Taufan sudah berkaca-kaca, ia menundukkan kepalanya, melihat ke arah lantai, tak berani melihat halilintar.
Ia sudah berusaha agar tak menangis, tapi Taufan tak kuat, air mata mulai berjatuhan melewati pipi Taufan.
"... M-m-maaff... Hiks... Maaf... A-aku takkan ulangi lagi... Hiks... A-aku j-janji... Hiks... Maafkan aku... Hiksss... " Ucap Taufan sesegukan memandangi lantai seraya menghapus air mata yang melewati pipinya.
"Kak alin.... Maafin ufan... Hiks... M-maaf... Ufan minta maaf.... U-ufan janji ga akan ulangi hal itu lagi... Hikss... A-ampun... Shhh.... S-sakit... Hiks... "
"SAMPAI KAPANPUN GW GA AKAN MAAFIN LO!! LO UDAH BUAT GW MENDERITA!!!"
"GW BENCI LO, BENER-BENER BENCI!!! BENCI!! PERGI AJA LO DARI DUNIA INI!!"
'PLAAKKK!'
'BRUGGHH'
"Akhh.... M-maafin ufan... Hiks... "
"MATI AJA LO"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Secret)|| MY BROTHER || [Halilintar×Taufan]
Randomseorang anak kedua yg ingin sekali di spesial kan oleh kakaknya, tapi sayangnya itu semua tidak bisa. Sudah berusaha mendekatinya. hasilnya nihil. Bagaimana bisa seorang Taufan mendekati Sang kakak yg pemarah, dingin pula. "emang ya, kak alin itu...